Liputan6.com, Jakarta Kanker testis adalah jenis kanker yang berkembang di testis, bagian dari sistem reproduksi pria. Meski relatif jarang, kanker testis merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria berusia 15 hingga 35 tahun. Memahami gejala, penyebab, dan langkah pencegahan dapat membantu deteksi dini dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Apa itu Kanker Testis?
Kanker testis terjadi ketika sel-sel di dalam testis tumbuh secara tidak terkendali dan membentuk massa atau tumor. Testis sendiri berfungsi sebagai tempat produksi sperma dan hormon testosteron. Ada dua jenis utama kanker testis: seminoma dan non-seminoma.
Advertisement
Seminoma cenderung tumbuh lebih lambat dan lebih responsif terhadap radiasi, sementara non-seminoma biasanya tumbuh lebih cepat dan membutuhkan pendekatan pengobatan yang berbeda.
Gejala Kanker Testis
Gejala kanker testis seringkali tidak terasa pada tahap awal. Namun, beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
- Benjolan atau pembengkakan di testis: Gejala paling umum adalah adanya benjolan yang tidak terasa sakit atau pembengkakan pada salah satu testis.
- Nyeri atau ketidaknyamanan: Beberapa pria mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan di testis atau skrotum.
- Perubahan ukuran atau bentuk testis: Adanya perubahan ukuran atau bentuk testis yang tidak biasa.
- Nyeri punggung atau perut bagian bawah: Pada beberapa kasus, kanker yang telah menyebar bisa menyebabkan nyeri di punggung atau perut bagian bawah.
- Perubahan pada payudara: Meski jarang, hormon yang dihasilkan oleh tumor bisa menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara atau nyeri pada payudara.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti kanker testis belum diketahui, namun beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker testis meliputi:
- Riwayat keluarga: Pria dengan anggota keluarga yang pernah menderita kanker testis memiliki risiko lebih tinggi.
- Riwayat pribadi kanker testis: Pria yang pernah mengalami kanker testis di satu sisi memiliki risiko lebih besar terkena di sisi lainnya.
- Kriptorkismus: Pria yang testisnya tidak turun ke dalam skrotum sejak lahir memiliki risiko lebih tinggi.
Deteksi Dini
Deteksi dini kanker testis sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker testis, pemeriksaan diri secara rutin dapat membantu mendeteksi perubahan sejak dini.
Pria dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan testis sendiri setiap bulan, terutama setelah mandi ketika kulit skrotum lebih rileks.. Jika ditemukan tanda-tanda mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti ultrasonografi atau tes darah.
Advertisement
Pengobatan
Pengobatan kanker testis tergantung pada jenis dan stadium kanker. Beberapa metode pengobatan yang umum meliputi:
- Operasi: Mengangkat testis yang terkena kanker (orkiektomi).
- Radioterapi: Menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker.
- Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker yang telah menyebar.
Kesimpulan
Kanker testis adalah kondisi yang serius, tetapi dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, prognosisnya sangat baik. Pria dari segala usia harus waspada terhadap gejala-gejala yang mencurigakan dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada perubahan yang tidak biasa. Edukasi dan kesadaran adalah kunci untuk mengatasi penyakit ini dengan sukses.
Mengintai Pria Usia 20-40 Tahun, Waspada Serangan Tumor Testis
Kelompok pria usia dewasa muda, yaitu sekitar 20–40 tahun diimbau agar selalu memperhatikan kesehatan fisik kelaminnya yakni testis dan buah zakar. Pasalnya, pada rentan usia tersebut rentan timbul penyakit tumor testis.
Menurut keterangan dr. Kevin Adrian dilaman Alo Dokter, tumor testis adalah benjolan yang tumbuh di testis atau buah zakar. Tumor testis dapat membuat kantong zakar tampak membesar atau bengkak.
"Benjolan tumor testis ini bisa terasa nyeri dan dapat tumbuh di salah satu maupun kedua testis," jelas Adrian dicuplik Senin, 10 Juni 2024.
Adrian menuturkan setiap pria memiliki dua buah testis yang berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Organ yang termasuk bagian dari sistem reproduksi pria ini terletak di dalam kantong zakar atau skrotum.
Tumor testis terjadi ketika sel-sel tumor tumbuh di salah satu atau kedua testis. Hal ini bisa menyebabkan munculnya benjolan pada testis. Meski umumnya tidak terasa sakit, tumor testis juga bisa menimbulkan nyeri.
Advertisement