Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara pada hari Sabtu (13/7/2024) mengancam akan meningkatkan kemampuan tempur nuklirnya. Pada saat yang sama, Pyongyang mengecam pedoman pertahanan baru Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, yang diyakininya mengungkapkan niat untuk menyerangnya.
Pada hari Kamis (11/7), Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengesahkan penandatanganan pedoman pencegahan nuklir bersama sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi persenjataan nuklir Korea Utara yang semakin berkembang.
Advertisement
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah, Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan pedoman AS-Korea Selatan membuka niat jahat mereka untuk meningkatkan persiapan perang nuklir melawan Korea Utara. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Minggu (14/7).
Pernyataan Korea Utara menggarisbawahi meningkatnya ancaman nuklir dari musuh-musuhnya mengharuskan pihaknya untuk lebih memperbarui kesiapan penangkal nuklirnya dan menambahkan elemen penting ke dalam komposisi penangkal. Pyongyang memperingatkan bahwa AS dan Korea Selatan akan membayar akibat yang sangat berat jika mereka gagal menghentikan tindakan provokatif.
Saling Balas Ancaman
Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada hari Minggu menyebut pernyataan Korea Utara menyesatkan dan mengatakan bahwa pedoman tersebut tidak diperlukan jika tidak ada ancaman nuklir Korea Utara. Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperingatkan bahwa setiap upaya Korea Utara untuk menggunakan senjata nuklir akan mengundang tanggapan yang luar biasa dari aliansi Korea Selatan-AS dan mengakibatkan berakhirnya pemerintahan Korea Utara.
Rincian pedoman AS-Korea Selatan tidak diungkapkan, namun para ahli mengatakan pedoman tersebut sebagian besar membahas tentang bagaimana kedua negara akan mengintegrasikan senjata nuklir AS dan senjata konvensional Korea Selatan untuk menanggapi berbagai potensi kemungkinan yang disebabkan oleh serangan dan provokasi Korea Utara.
Para ahli memperkirakan AS dan Korea Selatan akan memetakan konsep rinci dan rencana operasi berdasarkan pedoman tersebut dan meninjaunya melalui latihan militer bilateral.
Pedoman ini adalah yang pertama di antara para sekutu. AS telah berulang kali berjanji menggunakan seluruh kemampuan militernya, termasuk senjata nuklir, untuk melindungi Korea Selatan jika diserang oleh Korea Utara, namun banyak pakar di Korea Selatan percaya bahwa AS tidak memiliki rencana mengenai cara menerapkan pencegahan yang lebih luas terhadap sekutunya. Korea Selatan sendiri tidak memiliki senjata nuklir.
Korea Utara berpendapat bahwa mereka terpaksa mengembangkan senjata nuklir untuk menghadapi ancaman nuklir yang dipimpin AS. Para pejabat AS dan Korea Selatan dengan tegas mengatakan mereka tidak berniat menyerang Korea Utara.
Advertisement