Liputan6.com, Jember - Lima mahasiswa Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, yang tergabung dalam tim Xentoric menciptakan alat pembuatan pestisida organik yang ramah lingkungan.
Pestisida ramah lingkungan hasil karya mahasiswa Universitas Jember tersebut diberi nama Monoxenic Culture Bioreactor.
Advertisement
"Alat itu digunakan untuk memperbanyak nematoda entomopatogen dalam rangka membantu petani dalam menciptakan pestisida organik yang aman dan ramah lingkungan," kata Ketua tim Xentoric, Deviana Fitria Astuti di Jember, Minggu (14/7/2024), dilansir dari Antara.
Hasil penelitian mahasiswa Unej yang berhasil lolos didanai dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) itu bekerja sama dengan CV Tani Jaya Organik yang berada Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe yang merupakan salah satu kecamatan yang menjadi sentra beras organik di Jember.
Lahan seluas 70 hektare di Desa Rowosari itu dapat menghasilkan beras organik 50-70 ton setiap 1 siklus produksi untuk memenuhi permintaan pasar, namun sayangnya serangan hama serangga seperti walang sangit menyebabkan penurunan produksi beras organik sebesar 15-30 persen.
"Awalnya petani menggunakan pestisida nabati seperti dari daun mimbar, namun ternyata masih belum efektif dan memiliki beberapa kendala di antaranya pestisida berbahan dasar daun mimbar tersebut tidak dapat terkena sinar matahari secara langsung," tuturnya.
Setelah pestisida nabati diaplikasikan, bukannya menurunkan serangan hama, justru hal itu menurunkan efektifitas pestisida akibat paparan sinar matahari.
"Berbekal itu, kami membuat teknologi perbanyakan nematoda entomopatogen untuk meningkatkan produksi beras organik di lahan itu yang diberi nama Monoxenic Culture Bioreactor," katanya.
Bobot Beras Meningkat Jadi 103 Kilogram
Nematoda entomopatogen itu merupakan nematoda yang memiliki potensi sebagai agen pengendali hayati karena dapat memparasit serangga hama di lahan pertanian.
Nantinya, dalam memperoleh nematoda, pihaknya bersama mitra melakukan eksplorasi di bawah pohon bambu yang merupakan inang yang ideal dan kaya akan keanekaragaman hayati.
"Dengan menggunakan alat itu, setelah satu bulan penyemprotan hasil panennya menunjukkan bobot beras pada petak percobaan sebanyak 103 kg dengan perbandingan petak percobaan yang tidak diaplikasikan nematoda entomopatogen hanya berkisar 75 kg," ujarnya.
Mahasiswa Unej berhasil menerapkan inovasi untuk mengatasi penurunan produksi beras organik dan tim Xentoric akan melakukan sosialisasi penggunaan alat Monoxenic Culture Bioreactor kepada kelompok tani yang menanam berasa organik.
Advertisement