Rupiah Loyo Lagi, Dipatok Segini Hari Ini

Pada awal perdagangan pagi, rupiah turun 13 poin atau 0,08 persen menjadi 16.150 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.137 per dolar AS.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Jul 2024, 11:00 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin melemah menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 16-17 Juli 2024.

Pada awal perdagangan pagi, rupiah turun 13 poin atau 0,08 persen menjadi 16.150 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.137 per dolar AS.

"Rencana penurunan suku bunga dari Bank Indonesia yang kemungkinan masih menunggu penurunan suku bunga The Fed (bank sentral Amerika Serikat)," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara, Senin (15/7/2024). 

Pasar menantikan pemangkasan suku bunga BI-Rate. Dalam RDG BI sebelumnya pada 19-20 Juni 2024, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7 persen.

Rully menuturkan rupiah hari ini diperkirakan masih menguat namun dengan volatilitas yang tinggi terhadap dolar AS pada kisaran 16.080 per dolar AS sampai dengan 16.140 per dolar AS.

Peluang penguatan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa tren penurunan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS) dan penurunan data inflasi. Namun, penguatan tersebut dibatasi oleh isu politik penembakan calon presiden AS.

 


Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS, Sentuh Segini Sekarang

Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pekan lalu, Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat pagi menguat 40 poin atau 0,24 persen menjadi 16.155 per dolar AS dari sebelumnya rupiah sebesar 16.195 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah.

"Indeks Harga Konsumen (IHK) AS pada Juni 2024 mencatat deflasi sebesar 0,1 persen month on month (mom), lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 0,1 persen mom," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede diktuip dari ANTARA, Jumat (12/7/2024).Josua menuturkan deflasi pada Juni 2024 merupakan deflasi pertama sejak tahun 2020.

Secara tahunan, inflasi AS turun menjadi 3 persen year on year (yoy), di bawah perkiraan sebesar 3,1 persen yoy dan lebih rendah dari inflasi tahunan pada bulan Mei 2024 sebesar 3,3 persen yoy.

Selain itu, inflasi inti juga tercatat menurun menjadi 3,3 persen yoy dari 3,4 persen yoy. Ia mengatakan, data IHK yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan perkembangan disinflasi yang konsisten di AS, meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024, sehingga semakin mendorong sentimen risk-on di pasar.

Investor terus mempertahankan ekspektasi mereka mengenai dua kali penurunan suku bunga kebijakan pada tahun 2024. Sentimen tersebut mendorong pelemahan dolar AS pada Kamis malam.

 


Sentimen Dalam Negeri

Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, volume perdagangan obligasi Pemerintah Indonesia pada Kamis tercatat sebesar Rp15,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14,3 triliun.

Sejalan dengan pelemahan dolar AS pasca rilis data inflasi AS, rupiah diperkirakan akan berada di rentang Rp16.075 per dolar AS sampai dengan Rp16.175 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

 

Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya