Cerita Lucu Orang Taubat karena Wanita Cantik, Dikisahkan Gus Baha

Kisah humor ala Gus Baha, seorang ahli muktazilah bertobat karena terpesona kecantikan wanita dan kisah di dalamnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2024, 09:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha dikenal dengan berbagai kisah unik yang sering dibagikan dalam pengajiannya.

Salah satu contoh adalah kisah lucu tentang seseorang yang bertaubat karena terpesona oleh kecantikan seorang wanita.

Kisah ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengandung pesan moral yang dalam tentang pentingnya taubat dan pengendalian diri.

Gus Baha seringkali menyampaikan ceramah dengan gaya yang santai dan penuh humor. Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha menceritakan sebuah kisah lucu tentang taubatnya seseorang yang disebabkan oleh wanita cantik.

Menukil laman Youtube kanal @lutfialfiansyahfiansyah3637, dalam ceritanya, Gus Baha menyebutkan ada seorang tokoh dari kelompok Muktazilah. Muktazilah adalah sebuah aliran dalam Islam yang berpendapat bahwa manusia bisa menentukan ikhtiarnya sendiri.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kisah Wanita Cantik dan Taubatnya Kaum Mu'tazilah

Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)

Menurut ajaran Muktazilah, manusia memiliki kebebasan penuh untuk memilih dan bertindak. Mereka berpendapat, jika semua kehendak ditentukan oleh Allah, maka tidak ada hisab atau sanksi di akhirat.

Tokoh Muktazilah ini terkenal sangat keras dalam mempertahankan pandangannya. Namun, suatu hari dia jatuh cinta pada seorang perempuan yang sangat cantik.

"Wanita ini begitu memikat hatinya sehingga tokoh Muktazilah ini akhirnya menikahinya. Dalam kisahnya cantik banget," kata Gus Baha.

Setelah menikah, tokoh Muktazilah ini sering berhubungan intim dengan istrinya. Pada suatu kesempatan, istrinya yang cantik itu bertanya, "Mas, masih ingin lagi?" Awalnya selalu menjawab iya, ingin lagi. Namun pada saat itulah, sang suami merasakan sesuatu yang berbeda dan menjawab, "Tidak bisa."

Gus Baha melanjutkan ceritanya dengan menekankan bahwa pada saat itu, tokoh Muktazilah ini mulai merasakan bahwa manusia tidak bisa sepenuhnya menentukan keinginannya sendiri.

Setiap kali dia bersama istrinya, dia merasa ada sesuatu di luar dirinya yang menggerakkannya untuk berhenti. Hal ini membuatnya mulai meragukan pandangan Muktazilah yang selama ini dia anut.

Akhirnya, tokoh Muktazilah ini bertobat dan beralih menjadi ahli sunnah, aliran yang mempercayai bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Gus Baha menambahkan dengan penuh tawa, "Orang cantik memang mudah membuat orang bertaubat."


Pelajaran yang Bisa Dipetik

Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)

Gus Baha kemudian menyampaikan pesan moral dari kisah tersebut. Bahwa kadang-kadang, Allah menggunakan cara yang sangat sederhana dan bahkan lucu untuk mengubah hati seseorang.

Dalam hal ini, kecantikan seorang wanita menjadi alat untuk membawa seseorang kembali ke jalan yang benar.

Ceramah Gus Baha selalu disertai dengan humor dan cerita-cerita menarik yang membuat jamaahnya merasa dekat dan terhibur. Kisah ini menjadi salah satu contoh bagaimana Gus Baha menggunakan humor untuk menyampaikan pesan-pesan agama yang mendalam dan bermakna.

Selain menghibur, kisah tersebut juga memberikan pelajaran bahwa manusia harus selalu berserah diri kepada kehendak Allah. Meskipun manusia memiliki kebebasan untuk memilih, pada akhirnya segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya.

"Ini mengajarkan kita untuk tetap rendah hati dan tidak merasa sombong dengan kemampuan kita sendiri," ucap Gus Baha.

Gus Baha juga menekankan pentingnya memahami dan menghargai pandangan-pandangan yang berbeda dalam Islam. Kisah tokoh Muktazilah ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang mungkin memiliki pandangan yang berbeda, mereka tetap bisa berubah dan kembali ke jalan yang benar dengan cara yang tak terduga.

Dengan gaya ceramahnya yang unik, Gus Baha berhasil menyampaikan pesan-pesan agama yang serius dengan cara yang ringan dan mudah dipahami. Ini membuat ajaran-ajaran Islam lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan, dari yang tua hingga yang muda.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya