Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah kejadian yang mengejutkan dunia, Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, menjadi sasaran serangan senjata api yang melibatkan senapan semi-otomatis AR-16. Peristiwa penembakan Donald Trump ini terjadi pada hari yang tampaknya biasa di sebuah acara kampanye politik yang dihadiri ribuan pendukungnya.
Di tengah riuh rendah kerumunan, seorang penembak tersembunyi di antara penonton, mengintai dengan penuh ketenangan dan kesabaran.
Advertisement
Dikutip Liputan6.com dari beberapa sumber, senjata yang digunakan dalam serangan ini adalah AR-16, sebuah senapan semi-otomatis yang dikenal akan kekuatan dan akurasinya.
AR-16 adalah modifikasi dari senapan AR-15 yang lebih terkenal, namun dengan beberapa peningkatan teknis yang membuatnya lebih mematikan.
Sejarah dan Pengembangan AR-16
AR-16 dikembangkan sebagai penerus dari AR-15, dengan tujuan untuk memperbaiki beberapa aspek dari desain sebelumnya dan menawarkan kemampuan yang lebih baik dalam hal akurasi, kekuatan, dan kenyamanan penggunaan.
Senjata ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan militer dan penegak hukum, tetapi juga menarik minat di kalangan penggemar senjata dan pemburu.
Spesifikasi Teknis
- Kaliber Peluru: AR-16 umumnya menggunakan peluru kaliber 7.62x39mm, lebih besar dibandingkan AR-15 yang biasanya menggunakan peluru kaliber 5.56x45mm NATO. Kaliber yang lebih besar memberikan daya henti yang lebih besar dan kekuatan penetrasi yang lebih baik.
- Panjang Laras: Senapan ini memiliki panjang laras sekitar 16 hingga 20 inci, tergantung pada model dan konfigurasi yang digunakan. Panjang laras ini memberikan keseimbangan yang baik antara portabilitas dan akurasi.
- Sistem Operasi: AR-16 menggunakan sistem operasi gas impingement atau piston, yang memberikan reliabilitas tinggi dan mengurangi panas serta residu yang masuk ke dalam mekanisme senjata, menjaga performa senjata tetap optimal dalam kondisi keras.
- Desain Ergonomis: AR-16 dilengkapi dengan stok yang dapat disesuaikan, pegangan yang nyaman, dan rel picatinny untuk pemasangan aksesori tambahan seperti teleskopik, lampu, dan laser. Desain ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan senjata sesuai dengan kebutuhan operasional mereka.
- Akurasi: Dengan laras yang lebih berat dan sistem bidik yang canggih, AR-16 menawarkan akurasi yang luar biasa, bahkan pada jarak jauh. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk operasi militer dan penegak hukum yang membutuhkan tembakan presisi.
- Kapasitas Magazen: Senapan ini biasanya dilengkapi dengan magazen berkapasitas 20 hingga 30 peluru, tergantung pada preferensi pengguna dan peraturan setempat.
Siapa Pelaku Penembakan Donald Trump?
Publik di seluruh dunia saat ini tengah memperhatikan insiden mengerikan yang dialami oleh salah satu kandidat calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pasalnya, Trump sempat mengalami insiden penembakan ketika melakukan kampanye di Pennsylvania.
Akibat insiden tersebut, terdapat satu korban tewas, korban kritis hingga korban luka-luka yang berasal dari peserta kampanye. Adapun Donald Trump selamat dari insiden tersebut dan mengalami luka pada bagian atas telinga kanannya.
Sebagai informasi, acara kampanye tersebut digelar untuk meraih suara dalam pemilihan presiden pada November mendatang. Donald Trump juga menjadi salah satu kandidat terkuat dari Partai Republik.
Diketahui, pelaku penembakan tersebut bernama Thomas Matthew Crooks dan melakukan aksinya dari atap gedung di luar lokasi kampanye ketika Trump berpidato. Saat ini, pelaku dilaporkan tewas di lokasi setelah ditembak oleh agen Secret Service AS.
Ketika kejadian, FBI mengaku terkejut dengan tindakan pelaku yang menembakkan peluru tanpa disadari penegak hukum. Agen khusus FBI, Kevin Rojek yang bertanggung jawab di kantor Pittsburgh juga terkejut dengan insiden tersebut.
“Sungguh mengejutkan bahwa pria bersenjata melepaskan beberapa tembakan tanpa pihak berwenang menyadari posisinya,” ucap FBI.
Usai mengamankan pelaku, pihak berwenang Amerika Serikat tidak menemukan tanda pengenal apa pun pada tubuhnya. Kemudian pelaku mulai diidentifikasi menggunakan DNA dan konfirmasi biometric.
Melalui identifikasi tersebut ditemukan bahwa pelaku merupakan remaja berusia 20 tahun. Pelaku dilaporkan tewas usai ditembak pada bagian kepala oleh Secret Service setelah melepaskan sekitar lusinan tembakan ke arah Trump saat kampanye.
Advertisement
Investigasi Berjalan
Melansir dari ABC News, pihak kepolisian masih mendalami motif penembakan yang dilakukan pelaku. Sehingga, setelah insiden tersebut, sejumlah lembaga federal dan negara bagian masih menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Terutama untuk menemukan bagaimana penembak mengakses lokasi, senjata api yang digunakan, hingga hal lainnya yang masih belum terjawab secara publik. Saat ini, FBI juga meminta masyarakat untuk mengirimkan informasi.
Mulai dari informasi foto atau video yang terkait dengan penembakan tersebut ke situs resmi FBI atau nomor yang dapat dihubungi. Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut.
Ia juga secara terbuka mengutuk aksi penembakan tersebut dan langsung menghubungi Trump usai kejadian. Ketika peristiwa tersebut, Biden sendiri dilaporkan tengah berada di Delaware dan langsung kembali ke Gedung Putih pada Minggu (14/7/2024) pagi waktu setempat.