Mentan: Indonesia Bisa jadi Negara Terkuat di Dunia Lewat Pertanian

Kementan melaksanakan beragam program guna mendukung regenerasi petani dan penumbuhan jiwa wirausaha pertanian bagi generasi milenial di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jul 2024, 11:15 WIB
Ilustrasi petani sedang berada di sawah. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian RI bersama Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] menerapkan Strategi Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial/Gender Equity and Social Inclusion [GESI] dan Social and Environmental Compliance Assessment Procedure [SECAP] guna mendukung regenerasi petani dan penumbuhan jiwa wirausaha pertanian bagi generasi milenial di Indonesia.

Guna mendukung hal itu, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Program YESS di Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop GESI dan SECAP di RM Sehat, Kabupaten Pacitan pada 10 - 11 Juli 2024 lalu.

Diikuti oleh puluhan wanita tani Pacitan, Workshop GESI dan SECAP di Pacitan dibuka oleh Project Manager PPIU YESS Jatim, Acep Hariri mewakili Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana. Hadir Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pacitan, Sugeng Santoso dan jajarannya serta Tim PPIU YESS Jatim.

Upaya Kementan bersama lembaga pembiayaan internasional bidang pertanian, International Fund for Agricultural Development [IFAD] sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman.

Mentan Amran terus terus berupaya meningkatkan produksi pangan strategis, yang tentunya membutuhkan dukungan SDM pertanian yang potensinya besar dari usia produktif.

"Terlebih lagi, Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian, maka insan pertanian harus bekerja keras penuh integritas," katanya.

Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern harus disiapkan untuk menghasilkan SDM pertanian unggulan.

“Pengusaha muda pertanian diharapkan mampu menjadi resonansi bagi generasi milenial di sekitarnya, sehingga mampu menggenjot pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern," katanya.

 


Keterlibatan Perempuan

Lahan pertanian. (Dok. Kementan)

Project Manager PPIU YESS Jatim, Acep Hariri berharap ada Rencana Aksi dalam mendorong keterlibatan perempuan. Contohnya, pemberian bantuan, khususnya bagi perempuan terkait dengan SECAP.

"Diharapkan ada peran dari fasilitator pemuda, mobilizer dan BDSP terkait dengan SECAP, di mana dalam usahanya memperhatikan lingkungan," katanya mewakili Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana.

Kadistan Pemkab Pacitan, Sugeng Santoso mengharapkan generasi muda dapat menjadi motor penggerak usaha yang ramah lingkungan, sehingga lingkungan tetap lestari dan terjaga, agar tidak berdampak pada perubahan iklim.

"Diharapkan ada potensi kearifan lokal dan dijaga bersama agar tidak ada konflik dengan kearifan lokal. Melindungi dan mempromosikan kearifan lokal," katanya.

 


Masa Depan Pertanian

Ilustrasi petani di sawah/Istimewa.

Bukan hanya melindungi, kata Sugeng Santoso, juga mempersiapkan masa depan pertanian berkelanjutan bagi komunitas lokal dan planet ini secara keseluruhan.

Dia mengakui, di Pacitan saat ini mulai banyak pelaku-pelaku usaha dari sektor olahan yang dikelola oleh para perempuan milenial, hal itu menunjukan bahwa minat wirausaha generasi milenial Pacitan masih tinggi.

"Masih banyak yang berminat berkecimpung di bidang pertanian, tepatnya pengolahan pasca panen," kata Sugeng.

Acep Hariri menambahkan, Program YESS tidak mendukung usaha yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang bertentangan dengan adat atau aturan, juga penggunaan hutan lindung tanpa izin dari pihak yang berwenang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya