Liputan6.com, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberi klarifikasi terkait tudingan dari Partai Republik yang menyebut dirinya sebagai dalang di balik insiden penembakan Donald Trump.
Sejumlah anggota parlemen Republik sebelumnya merujuk terhadap ucapan Biden dalam sambungan telepon kepada donor yang mengatakan, "Saya punya satu pekerjaan, dan itu adalah mengalahkan Donald Trump. Saya sangat yakin bahwa saya adalah orang terbaik yang bisa melakukan itu. Jadi, kita sudah selesai membicarakan perdebatannya. Ini saatnya menempatkan Trump tepat sasaran."
Advertisement
Ucapan tersebut kemudian dikaitkan oleh para anggota parlemen Partai Republik dengan insiden penembakan Trump.
Dalam wawancaranya dengan NBC, ia mengatakan bahwa maksud dari ucapannya adalah bahwa tim kampanyenya kini harus fokus terhadap ancaman jika Trump menjabat lagi.
Dilansir BBC, Selasa (16/7/2024), Biden mengatakan yang dia maksud adalah Partai Demokrat perlu lebih fokus pada Trump, kebijakannya, dan pernyataan palsu yang dia buat saat debat presiden akhir bulan lalu.
Sepanjang wawancara, Biden menegaskan bahwa dia tidak akan mundur dalam pemilihan presiden – meskipun ada seruan dari anggota partainya sendiri setelah kinerja debatnya yang buruk.
"Saya sudah tua," keluhnya, sambil juga menyatakan bahwa dia hanya tiga tahun lebih muda dari Trump. Dia mengatakan bahwa ketajaman mentalnya baik-baik saja.
"Saya paham kenapa orang bilang, 'Ya Tuhan, umurnya 81 tahun. Wah. Nanti jadi apa dia kalau umurnya 83 tahun, 84 tahun?' Itu pertanyaan yang sah untuk ditanyakan," katanya.
Joe Biden mengatakan dia menaruh kepercayaannya pada para pemilih yang mendukungnya dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat. "Saya mendengarkan mereka."
Tudingan Partai Republik
Ucapan Biden yang mengatakan "Trump tepat sasaran" sebelum insiden itu membuat sejumlah anggota Partai Republik membebankan penembakan itu terhadap Biden.
"Joe Biden mengirimkan perintah," kata anggota DPR dari Partai Republik Georgia, Mike Collins, dalam unggahannya di X.
Ketika Biden mengeluarkan seruan damai pasca insiden, Collins menulis: "mereka berusaha menetralisir ancaman tersebut."
Senator Marsha Blackburn, seorang anggota Partai Republik dari Tennessee, juga merujuk pada komentar "tepat sasaran" yang diucapkan Biden.
"Baru beberapa hari yang lalu, Biden mengatakan 'saatnya menempatkan Trump tepat sasaran'. Hari ini, terjadi upaya pembunuhan terhadap Presiden Trump," tulisnya di X pada Sabtu (13/7) malam.
Blackburn juga mengkritik Biden karena tidak segera mengeluarkan pernyataan dalam satu jam pertama setelah penembakan. Ia mengatakan penundaan itu tidak dapat diterima.
"Pergi ke Ruang Oval dan sampaikan pidato kepada rakyat Amerika. Kami tidak menyelesaikan perbedaan kami dengan kekerasan," katanya.
Advertisement
Kampanye Pilpres AS Terancam Terganggu
Pihak Republik menyebut ketika Demokrat memberikan peringatan mengerikan tentang mantan presiden AS yang menjadi diktator dan mengancam demokrasi sebagai contoh bahasa yang dapat menginspirasi seorang pembunuh.
Pihak Republikan juga menuduh: "Mereka telah mencoba menyingkirkannya dengan banyak cara lain, secara finansial, dan mencoba menjebloskannya ke penjara," kata Donald Trump Jr dalam sebuah wawancara televisi.