Termahal dalam Sejarah, Google Bakal Akusisi Startup Keamanan Siber

Namun sumber juga menyebut, diskusi terkit persyaratan kesepakatan belum rampung dan perundingan masih bisa gagal.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Jul 2024, 17:00 WIB
Logo Google di kantornya yang berlokasi di Roppongi Hills Mori Tower, Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Google, Alphabet dilaporkan sedang dalam diskusi lanjutan untuk akuisisi perusahaan startup keamanan siber, Wiz.

Melansir CNN Business, Selasa (16/7/2024) sumber melaporkan akuisisi Wiz akan bernilai sekitar USD 23 miliar atau Rp 372,24 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.181).

Pengambilalihan Wiz akan mewakili pertaruhan besar Google terhadap keamanan siber, yang menandai akuisisi terbesar yang pernah dilakukan oleh raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut.

Diskusi antara Google dan Wiz dimulai setelah startup tersebut mengumpulkan modal USD 1 miliar atau Rp 16,2 triliun dari investor modal ventura awal tahun ini, menurut sumber.

Namun, sumber juga menyebut, diskusi terkit persyaratan kesepakatan belum rampung dan perundingan masih bisa gagal.

Berita pembicaraan akuisisi Wiz oleh pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal. Pihak Google maupun Wiz belum mengkonfirmasi kabar tersebut.

Akusisi Wiz disebut-sebut akan lebih mahal dari pembelian Motorola oleh Google senilai USD 12,5 miliar atau Rp 202,5 triliun, sekitar 10 tahun lalu, pengambilalihan terbesar dalam sejarah perusahaan. Namun, Google melepas Motorola hanya dua tahun kemudian karena kerugian besar.

Diketahui, ini bukan pertama kalinya pemilik Google menjajaki perusahaan keamanan siber. Pada Maret 2022, Alphabet membeli perusahaan keamanan siber Mandiant senilai USD 5,4 miliar atau Rp 87,5 triliun sebagai bagian dari upayanya membantu perusahaan mengatasi ancaman siber dengan lebih baik dan mendukung bisnis komputasi awannya.

Sebagai informasi, Google Cloud berperan penting dalam upaya perusahaan untuk mendiversifikasi pendapatan di luar bisnis inti iklan penelusurannya. Meskipun penjualan cloud-nya meningkat, mereka kesulitan bersaing dengan layanan serupa seperti Microsoft dan Amazon.

 


Upaya Google Memperbesar Keamanan Siber

Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Dan Ives, direktur pelaksana dan analis riset ekuitas senior di Wedbush, mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien bahwa akusisi Wiz menunjukkan bahwa Google membuat pertaruhan besar pada bidang keamanan siber untuk melengkapi penawaran andalannya di cloud.

Keamanan cloud menjadi sangat penting dalam beberapa tahun terakhir karena perusahaan menghabiskan banyak dana untuk memindahkan data ke platform cloud.

Pembicaraan kesepakatan Google-Wiz terjadi meskipun ada pengawasan antimonopoli yang ketat di bawah pemerintahan Joe Biden.

Namun menurut Ives, pengawasan antimonopoli tersebut dapat ditarik kembali jika Trump sekali lagi mengambil alih Gedung Putih.

 


Malaysia Kebanjiran Investasi Google, Nilainya Bikin Iri

Ilustrasi Google (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google mengungkapkan akan berinvestasi sebesar USD 2 miliar atau setara Rp 32,5 triliun (estimasi kurs rupiah 16.200 per dolar AS) di Malaysia.

Melansir CNBC International, Kamis (30/5/2024) sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data dan cloud pertama di Malaysia, seiring dengan meningkatnya permintaan akan AI dan layanan cloud.

"Investasi ini dibangun berdasarkan kemitraan kami dengan Pemerintah Malaysia untuk memajukan ‘Kebijakan Cloud First’, termasuk standar keamanan siber terbaik di kelasnya," kata Ruth Porat, presiden, CFO, dan CIO di Alphabet dan Google.

Porat mengatakan, investasi tersebut akan menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan Google di Malaysia selama 13 tahun beroperasi di negara tersebut.

"Investasi Google sebesar USD 2 miliar di Malaysia akan secara signifikan memajukan ambisi digital yang diuraikan dalam Rencana Induk Industri Baru 2030,: kata Senator YB Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Aziz, menteri investasi, perdagangan dan industri Malaysia.

Menteri tersebut menambahkan bahwa investasi Google akan memungkinkan industri manufaktur dan berbasis jasa memanfaatkan AI dan teknologi canggih lainnya sehingga mereka dapat meningkatkan rantai global.

Pusat data ini akan mendukung layanan digital Google, seperti Penelusuran, Maps, dan Workspace, sementara wilayah cloud akan menyediakan layanan kepada perusahaan dan organisasi di sektor publik dan swasta.

Google juga meluncurkan dua program literasi AI di Malaysia untuk pelajar dan pendidik.

Investasi dan program ini diharapkan memberikan kontribusi lebih dari USD 3,2 miliar atau Rp. 52 triliun terhadap PDB Malaysia dan mendukung 26.500 lapangan kerja pada tahun 2030.

 

 


Negara Asia Tenggara jadi Tujuan Investasi Google dan Microsoft

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan di sepanjang jalan kosong di depan Menara Kembar pada hari pertama Full Movement Control Order (MCO) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Area cloud Malaysia adalah tambahan terbaru dalam jaringan Google yang mencakup 40 wilayah dan 121 zona di dunia, menurut raksasa teknologi AS tersebut.

Investasi terbaru Google dilakukan setelah Microsoft mengatakan awal bulan ini pihaknya akan menginvestasikan USD 2,2 miliar di Malaysia untuk memajukan infrastruktur cloud dan AI baru negara itu. Mereka juga mengumumkan investasi di Indonesia dan Thailand tahun ini.

Diketahui, raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft telah menjanjikan investasi miliaran dolar ke Asia Tenggara untuk memanfaatkan meningkatnya permintaan layanan AI dan komputasi awan.

Booming AI telah meningkatkan permintaan akan layanan komputasi awan dan pusat data, karena diperlukan sejumlah besar data untuk melatih model AI dan cloud menyediakan akses ke kumpulan data yang sangat besar. Pusat data adalah fasilitas yang berisi server dan infrastruktur lain yang diperlukan untuk menyimpan data dan menjalankan aplikasi atau layanan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya