Liputan6.com, Jakarta - Gunung Katopasa adalah jalur pegunungan (verbek) dengan puncak tertinggi di antara puncak-puncak di sekitarnya. Gunung ini berada di wilayah kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah, dengan jarak sekitar 350 km dari Kota Palu.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Selasa, 16 Juli 2024, Gunung Katopasa adalah tetangga Gunung Kandela yang ketinggiannya sedikit lebih rendah, tapi jauh lebih populer dan jarang dikunjungi. Gunung ini didaki beberapa kali dalam setahun oleh pelajar pendaki dari Kota Palu dan kota-kota lain di Sulawesi.
Advertisement
Puncaknya sendiri adalah puncak yang tajam dan indah dengan ketinggian sekitar 2.835 mdpl. Puncak Gunung Katopasa yang merupakan puncak tertinggi di Sulawesi Tengah
Masih banyak hal mengenai Gunung Katopasa selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Katopasa yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Memiliki Flora dan Fauna Unik
Dengan medan bervariasi dari dataran dan flora fauna yang beraneka ragam. Hal ini di pengaruhi oleh kontur-kontur yang sangat rapat, tekstur tanah dan hutan di Gunung Katopasa termasuk hutan hujan tropis.
Dengan vegetasi tersebut memungkinkan tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk hidup dan berkembang biak. Gunung ini merupakan rumah bagi anoa dan banyak tanaman kantong semar.
Gunung ini merupakan surga dan tempat favorit bagi para pendaki gunung dan penggiat alam bebas di Indonesia. Jalur pendakian Gunung Katopasa terbilang eksotik dan menantang.
2. Dikelilingi Banyak Desa dan Sungai
Gunung dikelilingi oleh beberapa desa, sungai dan pegunungan yaitu di sebelah utara berbatasan dengan desa Podi dan di selatan dengan desa Mire. Di sebelah timur gunung ini dekat dengan sungai Ulu Bongka dan bagian barat dengan Cagar alam Morowali. Gunung Katopasa hanya berjarak sekitar 30 km dari Cagar Alam Tanjung Api Ampana.
3. Penduduk di Kaki Gunung Katopasa Bergantung pada Hutan
Mengutip dari laman blog Latimojong, penduduk yang berada di sekitar Gunung Katopasa sampai saat ini masih sangat tergantung pada hutan. Itu sebabnya kekayaan alam di hutan tersebut wajib dijaga dan lestarikan.
Beberapa jenis flora yang masih sering di temukan, antara lain rotan, pohon damar, pohon gaharu, dan pohon-pohon jenis lainnya. Sementara untuk fauna penduduk berburu kijang dan babi dan lainnya.
Penduduk menggunakan dan memanfaatkan hasil hutan secukupnya, berbasis pada kearifan budaya lokal dan sistem hutan kerakyatan. Penduduk lokal masih mengandalkan kebun dan ladang jagung, palawija, sayur mayur, ubi, karet serta jati.
Advertisement
4. Titik Awal Pendakian
Jalan utama menuju lokasi pendakian mengarah ke sepanjang pantai utara semenanjung Sulawesi antara Kota Poso dan Luwuk. Untuk melakukan aktivitas pendakian ke puncak Gunung Katopasa, para penggiat alam bebas (pendaki gunung) dapat memulai titik awal melalui desa Mire. Lokasi ini merupakan satu-satunya gerbang pendakian.
Diketahui pendakian telah ke gunung tersebut telah dibuka jalurnya oleh team ekspedisi mahasiswa Pecinta Alam Lalimpala FKIP univ. Tadulako, Palu Sulawesi Tengah. Kegiatan itu berlangsung pada tahun 1996.
5. Waktu Pendakian ke Gunung Katopasa
Dan pendakian membutuhkan waktu antara empat sampai enam hari, dengan jalur bervariasi serta mata air pegunungan yang selalu ada di saat haus dan lapar. Dengan panorama alam yang sangat indah, aneka flora fauna pegunungan, sehingga sangat menarik bagi penelitian dan fotografer yang kerap membidik panorama alam. Gunung Katopasa sangat cocok menjadi salah satu pilihan bagi penggiat alam bebas dan tujuan ekowisata.
6. Bisa Bertemu Anoa, Lintah dan Kantong Semar
Di perjalanan awal mendaki puncak Gunung Katopasa, Anda akan melewati ilalang dan perkebunan penduduk. Selain itu ada banyak aliran air sungai kecil sebagai sumber air di rute awal pendakian. Anda disarankan untuk menyimpan persediaan air, karena di puncak dan tempat kemah agak mulai sulit air.
Pendaki bisa beristirahat dan mendirikan tenda di beberapa perhentian pos. Seperti di Puncak Lalimpala, yang dapat menampung hingga 9 tenda. Begitu juga di Puncak Tjatjo Taha yang dapat menampung hingga tujuh tenda.
Namun tetap berhati-hati karena kemungkinan akan bertemu lintah, kutu babi, serta pepohonan yang diselimuti lumut yang lembab. Sebagai informasi, kondisi geologi Gunung Katopasa terbilang menarik dijadikan bahan kajian ilmiah untuk menambah pengetahuan. Ketika sudah mulai dekat ke puncak gunungnya, pendaki akan semakin sering menemukan anoa dan kantong semar yang sebenarnya di gunung lain juga kerap Anda temui.
Advertisement