Liputan6.com, Muscat - Penembakan di dekat sebuah masjid di Oman menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai beberapa lainnya. Ini adalah aksi kekerasan yang jarang terjadi di negara Teluk tersebut.
Serangan pada Selasa (16/7/2024) pagi terjadi di Wadi al-Kabir, sebuah distrik di sebelah timur ibu kota, Muscat, saat berlangsungnya acara keagamaan besar bagi Muslim Syiah.
Advertisement
Video dari lokasi kejadian menunjukkan orang-orang melarikan diri di dekat Masjid Imam Ali, menaranya terlihat, ketika suara tembakan terdengar diikuti oleh suara yang berkata, “Ya Tuhan!”
Empat warga Pakistan tewas dalam serangan itu dan sedikitnya 30 lainnya terluka, kata kementerian luar negeri di Islamabad, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang Oman "menetralisir" orang-orang bersenjata tersebut.
"Pakistan mengutuk keras serangan teroris yang keji itu. Kami berbesar hati karena pemerintah Oman telah menetralisir para penyerang," ungkap kementerian luar negeri di Islamabad dalam sebuah pernyataan.
Polisi Oman mengatakan mereka mengambil "semua tindakan dan prosedur keamanan yang diperlukan… untuk menangani situasi ini". Mereka menyebutkan jumlah korban awal sebanyak empat orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
"Pihak berwenang terus mengumpulkan bukti dan melakukan penyelidikan untuk mengungkap keadaan seputar insiden tersebut," kata polisi di platform media sosial X.
Sejauh ini belum diketahui motif atau tersangka potensial yang diidentifikasi dalam serangan itu. Kendati demikian a state of emergency atau keadaan darurat diumumkan di daerah tersebut.
Peringatan Keamanan
Duta Besar Pakistan untuk Oman, Imran Ali, mengunjungi rumah sakit dan "bertemu dengan korban luka", kata pernyataan kedutaan, seraya menambahkan, “semua warga Pakistan yang tinggal di Oman diminta untuk bekerja sama dengan pihak berwenang".
Kedutaan Besar AS di Muscat mengeluarkan peringatan keamanan setelah penembakan tersebut. "Warga AS harus tetap waspada, memantau berita lokal, dan memperhatikan arahan dari otoritas setempat,” tulis kedutaan di X.
Serangan seperti ini jarang terjadi di Oman, karena Oman merupakan negara yang sering menjadi mediator regional dengan tingkat kejahatan yang rendah. Itu terjadi pada hari Asyura ketika Muslim Syiah memperingati kesyahidan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad, di medan perang pada abad ketujuh.
Banyak umat Syiah memperingati Asyura dengan melakukan ziarah ke tempat suci Imam Hussein di kota Karbala, Irak. Sementara muslim Sunni memperingati hari itu melalui puasa.
Advertisement
3 Alasan Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru yang Terkuak dalam Manifesto
Penembakan masjid pernah juga terjadi di Selandia Baru, tepatnya di Kota Christchurch, pada Jumat pagi, 15 Maret 2019. Serangan menyasar sebuah masjid bernama Al Noor Mosque dekat Hagley Park.
Insiden itu adalah pertama kalinya dalam sejarah Selandia Baru. Otoritas lokal menyebutnya sebagai "tindakan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya". Kepolisian setempat juga mengecam tindakan di Christchurch, mengatakan bahwa tidak akan ada tempat untuk kekerasan semacam itu
Dari laporan dan penyelidikan polisi, telah diidentifikasi pelaku penembakan tersebut. Sejumlah bukti telah dikumpulkan. Lalu, apa motif dari kejahatan tersebut.
Seperti dikutip dari laman News.com.au, Jumat (15/3/2019), berikut tiga alasan pelaku melakukan penembakan di Selandia Baru:
Imam Masjid New Jersey AS Tewas Ditembak, Informasi Penembakan Diberi Imbalan Rp388 Juta
Sementara itu, Hassan Sharif, seorang imam masjid yang bekerja untuk menjaga keamanan komunitasnya, meninggal setelah ditembak di luar masjidnya di Newark, New Jersey, AS kata pihak berwenang pada Rabu 3 Januari 2024.
Sharif meninggal sekitar pukul 14.20, beberapa jam setelah dia ditembak beberapa kali, kata pihak berwenang pada konferensi pers sore seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/1/2024).
Sharif bekerja sebagai Transportation Security Officer (TSO) atau petugas keamanan transportasi di Bandara Internasional Newark Liberty sejak tahun 2006, menurut pernyataan dari Administrasi Keamanan Transportasi.
"Kami sangat sedih mengetahui kematiannya dan menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga, teman, dan rekan kerja," kata Transportation Security Administration (TSA) yang menaungi TSO.
Pada konferensi pers Rabu (3/1) sore hari, Jaksa Agung New Jersey Matthew J. Platkin mengatakan, "Bukti yang dikumpulkan sejauh ini tidak menunjukkan bahwa ini adalah tindakan yang dimotivasi oleh bias atau tindakan terorisme dalam negeri."
Pihak berwenang berjanji untuk menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan kasus ini.
Penembakan itu terjadi di luar Masjid Muhammad-Newark sekitar pukul 6 pagi, kata Keamanan Publik Newark.
Imam – seorang ulama atau pemimpin salat masjid – dibawa ke rumah sakit setempat dalam kondisi kritis, kata polisi.
"Doa saya menyertai Imam Hassan Sharif," kata Gubernur Phil Murphy dalam pernyataan sebelumnya. "Saat ini, kami belum memiliki informasi apa pun tentang pelaku atau motivasi di balik kejadian ini, namun saya tahu penegak hukum akan memberikan informasi terkini jika diperlukan.
"Pada saat komunitas Muslim prihatin dengan meningkatnya insiden bias dan kejahatan, saya ingin meyakinkan komunitas Muslim dan orang-orang dari semua agama bahwa kami akan melakukan segala daya untuk menjaga keamanan semua warga, terutama di atau dekat lokasi rumah ibadah kami."
Penjabat Jaksa Wilayah Essex Theodore N. Stephens II mengatakan Sharif ditembak "lebih dari sekali." Sharif dibawa ke rumah sakit dan meninggal beberapa jam kemudian.
Advertisement