Turis Anak di Nusa Penida Bali Bergelantungan di Lintasan Flying Fox yang Macet, Dipuji karena Tidak Panik

Tampak atraksi flying fox itu berada di sekitar Diamond Beach, salah satu spot turis terkenal di Nusa Penida, Bali. Tak diketahui apakah flying fox tersebut sudah memiliki izin beroperasi, sehingga keamanan turis

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 17 Jul 2024, 16:00 WIB
Sebuah video seorang anak WNA yang merupakan turis di Diamond Beach,  Nusa Penida, Bali sedang bergelantungan di lintasan flying fox. (Dok: TikTok @user8199851934302)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video seorang anak warga negara asing (WNA) yang merupakan turis di Nusa Penida, Bali sedang bergelantungan di lintasan flying fox viral di media sosial. Tampak flying fox itu berada di sekitar Diamond Beach, salah satu destinasi terkenal Nusa Penida.

"Ngeri, jangan ditiru. Saya tidak terlalu setuju ada yang seperti ini di Nusa Penida. Tempat sudah sangat cantik malah dibuat2 kayak gini. Hilang kealamian tempat ini gara-gara orang berduit," tulis pengunggah video di akun TikTok @user8199851934302 pada 14 Juli 2024.

Terdengar suara orang asing dalam rekaman video yang tampak terkejut dengan kejadian itu. "Oh my God," katanya.

"She's stuck (ia terjebak di sana)," sambungnya lagi sambil menyemangati anak perempuan itu yang tampak berusaha untuk bisa bergerak maju dengan cara menggoyangkan tuas pengaitnya.

Tak terlihat kepanikan, anak perempuan itu tetap tenang karena memang posisinya hampir mencapai tebing yang dituju. Ada suara lainnya dalam video tersebut yang menyebut, "Don't try that ok (jangan coba-coba dengan itu), oke."

"I think she's not crying (aku rasa ia tidak menangis),"kata yang lain berusaha menenangkan.

Belum diketahui apakah atraksi flying fox yang ada di Diamond Beach itu sudah memiliki izin. Patut dipertanyakan karena kecelakaan bisa saja terjadi tanpa adanya pihak yang bisa bertanggung jawab jika tak didukung dari sisi keamanan bagi wisatawan

 


Warganet Dibuat Syok

Video yang telah ditonton oleh lebih dari 939 ribu pengguna TikTok itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Mereka merasa ngeri dengan kejadian tersebut. 

"Udah bayar mahal, ga ada jaminan lagi," tulis seorang warganet.

"Itu bahaya banget, untung anaknya mentalnya kuat, dia berusaha buat gerakin," komentar warganet lain.

"Banget. Udahlah Nusa Penida udah cantik apa adanya," timpal yang lain.

"Anaknya keren sih ga panik. Mentalnya kuat, semoga aman ga sampe trauma," harap yang lain.

"Biasanya kalo nyangkut gitu ada petugas yang jemput dari sisi bawah. Tapi di sini nggak ada, kasian yang nyangkut," kata seorang warganet.

"Terlalu kurus nggak sih? soalnya dulu gue pernah gitu wkwkwk main flying fox berenti di tengah karena kekecilan," ujar warganet lainnya.

"Jika segala perlengkapan dan atribut sudah benar dan mengikuti tutor mestinya jalannya tidak tersendat begitu. Kira2 kendala ada di mana ya?" tanya warganet lain merasa penasaran.


Jaminan Keamanan Wisata Minat Khusus

Wisata Cave Tubing Kalisuci di Gunungkidul, Yogyakarta, sebagai salah satu destinasi wisata minat khusus. (dok. Instagram @kalisucicavetubing/https://www.instagram.com/p/CpE-Er0ytLN/)

Wisata minat khusus jadi fenomena baru di dunia pariwisata. Kalau dulu orang berwisata secara massal, kini ada tren alternatif wisata dengan suatu pengalaman baru yang menyebabkan permintaan terhadap wisata minat khusus.

Orang-orang yang melakukan wisata minat khusus biasanya ingin mewujudkan minat dan ketertarikannya terhadap suatu objek atau destinasi. Maka umumnya wisata ini cuma diikuti sekelompok kecil pelancong.

Wisata jenis ini biasanya membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal dari wisata yang biasa saja. Salah satu contoh wisata minat khusus adalah mengikuti event lari maraton di sebuah kota, river tubing, arum jeram, hingga trekking ke sebuah gunung sambil mengenal lebih jauh destinasi.

Hal ini juga membawa satu tuntutan bagi para penyedia jasa wisata atau biro perjalanan wisata. Wakil Ketua Umum DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Budijanto Ardiansjah mengatakan, untuk jaminan keamanan dan keselamatan biasanya perjalanan wisata oleh agen wisata yang tergabung di ASITA telah terjamin dari pembelian asuransi.

Hal ini biasanya agar kegiatan yang berisiko seperti terjun payung, arum jeram, dan lainnya. "Dalam asuransi perjalanan biasanya sudah dicover," sebut Bidijanto saat dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 5 Mei 2023.


Pakai Jasa Pemandu dan Biro Perjalanan Terpercaya

Kawasan ini dikembangkan menjadi destinasi ecowisata atau wisata minat khusus. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Hal yang jarang menjadi perhatian wisatawan saat melakukan kegiatan wisata adalah dalam memilih jasa pemandu ataupun biro travel berizin. Ada pula wisatawan yang lantaran menghemat budget bepergian secara mandiri tanpa pemandu, karena merasa sudah bisa mendapatkan informasi seputar tempat wisata melalui riset di Google.

Kebanyakan orang juga menggunakan biro perjalanan saat pergi umroh. Kejadian kasus yang sempat terjadi seperti ditipu atau terlantar bisa diminimalisir jika memilih biro travel berizin. 

Untuk biro travel umroh misalnya, ASITA, sekarang melakukan pengecekan ulang dan untuk teregister sebagai biro perjalanan umroh, perusahaan tersebut ada kuota minimal sudah berapa kali melakukan aktivitas perjalanan wisata.

Adapun Ketua Harian Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) DPP Provinsi Jawa Timur, Yokana Pambajeng Bayu mengatakan, standart yang digunakan oleh para pemandu yang tergabung di APGI merupakan standart di asosiasi profesi. Pemandu gunung di APGI juga memiliki tingkatan, seperti tingkat ahli dan tingkat madya yang minimal telah melakukan pemanduan gunung hingga lima kali. 

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya