Liputan6.com, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia kembali menjadi perbincangan, terutama di media sosial. Setelah ramai dibicarakan karena menerima konsesi tambang, kini heboh karena lima Nahdliyin menemui Presiden Israel Isaac Herzog.
Terlepas dari itu, Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam yang memiliki sejarah panjang. Didirikan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari pada 31 Januari 1926 di Surabaya, organisasi ini tercatat ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satunya melalui gerakan Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari. Melalui fatwa ini, setiap muslim terutama santri dan kiai memiliki kewajiban berjihad dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Kini, NU sudah berusia 101 tahun. Dalam perjalanannya seabad, NU tidak lepas dari berbagai guncangan dan kritikan dari pihak eksternal. Bahkan, tidak sedikit juga yang anti terhadap NU termasuk amalan-amalannya yang ahlussunnah wal jamaah.
Soal ini, ulama kharismatik Habib Luthfi bin Yahya pernah memberi pesan menohok. Menurutnya, tidak perlu menggembar-gemborkan tidak suka terhadap NU yang penting akidahnya sama-sama ahlussunnah wal jamaah.
Saksikan Video Pilihan Ini:
NU Menjaga Ahlussunnah wal Jamaah
“Nahdlatul Ulama mempunyai kewajiban mewadahi. Makanya maaf-maaf ya, banyak orang kualat sama Nahdlatul Ulama itu banyak. Bukan masalah individunya. Masalah kita tidak akur dengan si A boleh-boleh saja. Monggo,” kata Habib Luthfi dikutip dari YouTube Abu Zein Fardany, Selasa (16/7/2024).
Habib Luthfi mengatakan, akidah yang dianut NU adalah ahlussunnah wal jamaah yang dijaga oleh para aulia, ulama mutaqaddimin, azzahidin, assolihin, hingga al-’arifin. Ia mengatakan, yang menyebabkan seseorang kualat karena tidak suka terhadap NU dan akidahnya.
“Lho itu yang menyebabkan kualat itu dari itu. Bukan individu aku tidak cocok sama si A. Kita lihat saja kalau orang tidak suka sama NU, aku tidak nyempatani lho,” katanya.
Advertisement
Mengapa Perlu Ada NU?
Habib Luthfi lantas membeberkan pentingnya kehadiran NU sebagai organisasi Islam khususnya yang mewadahi akidah ahlussunnah wal jamaah. Hal ini disampaikan karena kerapkali ada yang bilang tidak perlu ber-NU.
“Tidak usah NU-NU-an yang penting ahlussunnah wal jamaah. Hancur kamu,” imbuh Habib Luthfi.
Kemudian Habib Luthfi mengulas kisah zaman dulu tentang Syarif Hussein yang runtuh karena tidak mempunyai wadah khusus yang menjaga akidah ahlussunnah wal jamaah.
“Ingat. Kita hanya mengulas atau pun mensyarahi. Kenapa Syarif Hussein kok tidak mempunyai kekuatan? Karena nidzom ahlussunnah wal jamaah pada waktu zaman Syarif Hussein tidak sempat dibikinkan wadah. Itu rahasianya,” ungkapnya.
“Maka begitu muncul golongan tersebut (Wahabi) dihancurkan dengan mudah. Karena apa? Hanya kekuatan agama saja, Islam, sudah. Ahlussunnah wal jamaah, sudah. Tapi untuk nidzom memperkuat ini, lemah,” tuturnya.
“Bagaimana cara menghancurkan nidzom ala ahlussunnah wal jamaah sedikit demi sedikit? Ngomong tidak usah NU-NU-an, sing penting ahlussunnah wal jamaah. Nanti jadinya seperti di zaman Syarif Hussein, dipecel baru enak,” tandas Habib Lutfhi yang sudah fanatik dengan NU.