Seorang wanita di Amerika Serikat tega memotong organ vital suaminya sendiri. Dilatarbelakangi rasa sakit hati yang terus menerus, Catherine Kieu Becker pun nekat menyakiti sang suami.
"Ini adalah kasus tentang seorang suami yang ingin menceraikan istrinya, namun enggan untuk menerimanya. Untuk melakukan penolakan perceraian, ia melakukan perbuatan keji itu. Dia mengambil kejantanannya," kata jaksa John Christl pada awal persidangan seperti dikutip dari News.com.au Kamis (18/4/2013).
Jaksa John pun kemudian menyebut Catherine sebagai seorang wanita yang penuh dengan kendali dan manipulatif. Ia mengatakan Catherine benar-benar tahu persis apa yang dia lakukan.
Namun, pengacara Catherine, Frank Bittar mengatakan kliennya itu menderita trauma seumur hidup akibat pengalaman masa kecil yang buruk. Ketika itu Catherine berada saat perang sipil Vietnam, ia juga pernah diperkosa oleh kakaknya berulang kali saat berusia 6 tahun.
Setelah pindah ke California pertama kali pada 1984, Catherine menikah namun pernikahannya berakhir pada tahun 1997. "Dia tidak cemburu dan dia tidak jahat dan dia bukan penyihir," desak Frank.
Kemudian, papar Frank, kliennya itu menikah dengan suami keduanya - yang identitasnya belum terungkap - pada Desember 2009. Suami keduanya itu mengalami hiperseksual atau memiliki keinginan berhubungan seks berlebihan, dan selalu menggunakan obat disfungsi ereksi lalu memaksa Catherine berhubungan seks. Catherine pun mengaku tersakiti saat melakukan hubungan seks tersebut.
"Kau akan belajar bahwa dalam pikiran Catherine, dia memotong organ vital itu karena dia ingin suaminya berhenti menyakitinya dengan organ vital itu," terang si pengacara dalam pernyataan pembukaan persidangan.
Jika terbukti bersalah, Catherine menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Kronologi
Awalnya Catherine mencoba membuat skenario penjebakan, agar dirinya memiliki bukti saat si suami berselingkuh dengan wanita lain. Namun tak terjadi apa pun. Rekaman itu justru menjadi bukti baginya di persidangan.
"Anda dapat mendengar dia berkata, 'Oh, itu baik'. Anda juga dapat mendengar dia berkata, 'Ini sedikit asin' sebelum pergi tidur lebih awal sekitar pukul 20.10. Lalu ia mengikat suaminya dengan tali di tempat tidur," ujar Jaksa John.
Ketika suaminya terbangun, jelas Jaksa John, Catherine mengatakan, "kamu layak mendapatkannya" sebanyak 3 kali. Kemudian Catherine memotong alat kelamin suaminya, lalu berjalan ke dapur membuang potongan penis yang putus dan membuangnya di tempat sampah.
Jaksa penuntut juga mengatakan, dalam rekaman yang dibuat pada 11 Juli 2011. Catherine juga terlihat mencapurkan obat tidur Zolpidem ke dalam mangkuk sup tahu suaminya. (Tnt)
"Ini adalah kasus tentang seorang suami yang ingin menceraikan istrinya, namun enggan untuk menerimanya. Untuk melakukan penolakan perceraian, ia melakukan perbuatan keji itu. Dia mengambil kejantanannya," kata jaksa John Christl pada awal persidangan seperti dikutip dari News.com.au Kamis (18/4/2013).
Jaksa John pun kemudian menyebut Catherine sebagai seorang wanita yang penuh dengan kendali dan manipulatif. Ia mengatakan Catherine benar-benar tahu persis apa yang dia lakukan.
Namun, pengacara Catherine, Frank Bittar mengatakan kliennya itu menderita trauma seumur hidup akibat pengalaman masa kecil yang buruk. Ketika itu Catherine berada saat perang sipil Vietnam, ia juga pernah diperkosa oleh kakaknya berulang kali saat berusia 6 tahun.
Setelah pindah ke California pertama kali pada 1984, Catherine menikah namun pernikahannya berakhir pada tahun 1997. "Dia tidak cemburu dan dia tidak jahat dan dia bukan penyihir," desak Frank.
Kemudian, papar Frank, kliennya itu menikah dengan suami keduanya - yang identitasnya belum terungkap - pada Desember 2009. Suami keduanya itu mengalami hiperseksual atau memiliki keinginan berhubungan seks berlebihan, dan selalu menggunakan obat disfungsi ereksi lalu memaksa Catherine berhubungan seks. Catherine pun mengaku tersakiti saat melakukan hubungan seks tersebut.
"Kau akan belajar bahwa dalam pikiran Catherine, dia memotong organ vital itu karena dia ingin suaminya berhenti menyakitinya dengan organ vital itu," terang si pengacara dalam pernyataan pembukaan persidangan.
Jika terbukti bersalah, Catherine menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Kronologi
Awalnya Catherine mencoba membuat skenario penjebakan, agar dirinya memiliki bukti saat si suami berselingkuh dengan wanita lain. Namun tak terjadi apa pun. Rekaman itu justru menjadi bukti baginya di persidangan.
"Anda dapat mendengar dia berkata, 'Oh, itu baik'. Anda juga dapat mendengar dia berkata, 'Ini sedikit asin' sebelum pergi tidur lebih awal sekitar pukul 20.10. Lalu ia mengikat suaminya dengan tali di tempat tidur," ujar Jaksa John.
Ketika suaminya terbangun, jelas Jaksa John, Catherine mengatakan, "kamu layak mendapatkannya" sebanyak 3 kali. Kemudian Catherine memotong alat kelamin suaminya, lalu berjalan ke dapur membuang potongan penis yang putus dan membuangnya di tempat sampah.
Jaksa penuntut juga mengatakan, dalam rekaman yang dibuat pada 11 Juli 2011. Catherine juga terlihat mencapurkan obat tidur Zolpidem ke dalam mangkuk sup tahu suaminya. (Tnt)