Liputan6.com, Jakarta - Kondisi disabilitas kini tak lagi jadi alasan untuk takut gagal dalam seleksi Bintara Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Buktinya, penyandang disabilitas asal Bangka, Nur Fatia Azzahra telah dinyatakan lulus pendidikan Bintara Polri 2024.
Nur Fatia adalah seorang difabel asal Pemali, Kabupaten Bangka yang mendaftarkan diri menjadi anggota Polri Polda Bangka Belitung melalui jalur disabilitas beberapa bulan lalu.
Advertisement
Setelah mengikuti berbagai tahapan seleksi, dia dinyatakan lulus dalam sidang akhir penerimaan Polri gelombang II tahun anggaran 2024 pada Jumat 5 Juli 2024. Penyandang disabilitas fisik ini akhirnya selangkah lagi berhasil mewujudkan mimpinya untuk menjadi anggota Polri.
“Setelah dinyatakan lulus mengikuti pendidikan, perasaan bercampur aduk antara gembira, haru, dan bangga karena berhasil melewati tahap-tahap seleksi,” kata Nur Fatia Azzahra mengutip Tribratanews Babel Polri, Rabu (17/7/2024).
Kendati masih harus melewati tahapan pendidikan, perempuan yang akrab disapa Fatia ini sangat merasa bersyukur. Mengingat, perjuangan dirinya selama mengikuti tahapan seleksi akhirnya terbayar lunas dan tidak sia-sia. Apalagi, Ia dapat membuktikan bahwa keterbatasan fisik yang dimiliki seseorang tidak menjadi penghalang untuk menggapai cita-cita.
“Sekarang ini sedang menyiapkan diri jelang keberangkatan pendidikan mulai dari kesiapan fisik, mental maupun lainnya karena tantangan-tantangan baru mungkin akan dihadapi selama pendidikan,” ujar Nur Fatia Azzahra.
Tidak Pernah Menyerah Meski Banyak Rintangan
Putri pasangan Budiyanto dan Rosida ini juga menceritakan perjuangan dirinya untuk mencapai kelulusan menjadi anggota Polri.
Dia berkisah, ada berbagai tantangan yang dihadapinya yang tidak dialami oleh orang lain. Justru, meskipun sebagai seorang penyandang disabilitas ia harus membuktikan bahwa semua orang mampu dan layak mendapatkan kesempatan yang sama.
Fatia menambahkan, dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu dirinya dalam mewujudkan perjalanan perjuangan menjadi bagian dari Kepolisian.
“Meski banyak rintangan, saya tidak pernah menyerah dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Dukungan ini sangat berarti sehingga membuat saya merasa tidak sendirian dan semakin memotivasi diri untuk terus maju,” kata Fatia.
Advertisement
Ubah Tantangan Jadi Peluang
Alih-alih mengeluh, Fatia lebih memilih untuk tetap semangat dan yakin bahwa dirinya mampu mengubah tantangan jadi peluang.
“Setiap langkah yang diambil selalu disertai dengan semangat dan keyakinan bahwa Saya mampu mengubah tantangan menjadi peluang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Fatia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepolisian yang telah memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk seleksi khusus dan berkontribusi dalam berbagai bidang.
Ia berharap perjuangan dirinya mengikuti pendidikan Polri dapat memberikan suntikan motivasi bagi para penyandang disabilitas lain.
Ingin Lihat Lebih Banyak Penyandang Disabilitas yang Sukses
Perempuan berhijab itu menyampaikan, dirinya ingin melihat lebih banyak penyandang disabilitas yang sukses.
“Saya ingin melihat lebih banyak disabilitas yang sukses. Selalu percaya pada diri sendiri, keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, buktikan bahwa disabilitas juga bisa berprestasi,” pesannya.
Sarjana psikologi itu juga menyampaikan, motivasi terbesar mengikuti seleksi Bintara Polri ini untuk meningkatkan rasa percaya diri. Dia ingin membuktikan bahwa keterbatasan kondisi fisik bukanlah halangan dalam mewujudkan mimpinya.
“Saya juga berterima kasih kepada pimpinan Polri yang telah memberikan saya kesempatan bisa mendaftar dalam seleksi Polri ini. Dan besar harapan saya bisa diterima dan masuk menjadi anggota di kepolisian ini,” katanya bulan lalu.
Dia pun membagikan moto hidupnya yakni “Tetaplah berpikir positif dengan perjuangan hidup, percaya diri adalah kunci kehidupan,” pungkasnya.
Advertisement