Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memutuskan mengundurkan diri sebagai kepala daerah selang beberapa bulan terpilih jadi Wakil Presiden. Gibran menyerahkan surat pengunduran diri ke pimpinan DPRD Solo pada Selasa (16/7/2024).
Analis Politik Arifki Chaniago membaca, hal tersebut bukan semata bertujuan sebahai persiapan sebagai pelantikan wakil presiden. Namun, bagaimana bisa memberi ruang terhadap sang adik, Kaesang Pangarep menjelang Pilkada 2024.
Advertisement
“Ini bukan soal posisi cawapres bukan skema pelantikan di Oktober tapi lebih kepada melihat persiapan politik yang disiapkan Gibran dan masuknya Kaesang dalam bursa kepala daerah,” kata Arifki melalui pesan suara diterima, Rabu (17/9/2024).
Direktur Eksekutif dari Aljabar Strategic ini melihat ada konflik kepentingan yang akan mengarah ke Kaesang bila Gibran masih menjadi walikota. Maka dari itu, Gibran memilih mundur lebih awal.
“Saat Kaesang maju di Jateng, Solo kan juga Jateng, jadi mengantisipasi isu negatif yang mengarah ke Gibran dan Kaesang, jadi ini harus kita baca walau belum banyak diulas dan posisi politik dia sebagai cawapres terpilih,” jelas Arifki.
Selain itu, mundurnya Gibran juga bisa dibaca seandainya Kaesang maju di Jakarta. Saat Gibran sudah tak menjabat sebagai walikota maka, tidak ada beban ketika harus membantu Kaesang nantinya.
“Tentu kalau tujuan mundurnya ingin membantu Kaesang misal di Jakarta, tentu Gibran lebih leluasa. Leluasanya Gibran saat sudah mundur maka memudahkannya melihat pergerakan politik kedepanya hingga pelantikan,” Arifki menandasi.
Alasan Gibran Mengundurkan Diri
Sebelumnya diberitakan, Gibran pun mengungkapkan alasan pengajuan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo lantaran untuk persiapan pelantikan sebagai Wakil Presiden RI pada bulan Oktober mendatang. Sebelum pelantikan tersebut, ia mengaku banyak berbagai persiapan yang dilakukan mulai sekarang sehingga dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri pada hari ini.
“Ya selain untuk pelantikan yang masih di tanggal 20 Oktober nanti. Tentunya banyak hal yang harus kami persiapkan dari sekarang. Saya mohon doa dari teman-teman media semua, semoga semuanya dilancarkan,” kata dia.
Setelah menyerahkan surat pengunduran diri, Gibran mengaku akan mengemas semua barang miliknya yang masih ada di rumah dinas wali kota Loji Gandrung maupun di ruang kerjanya di Balai Kota Solo.
Pasalnya, baik rumah dinas maupun ruang kerjanya selanjutnya akan ditempati oleh Wakil Wali Kota Solo sebagai penggantinya.
“Sebelum ke Jakarta, ya beres-beres Loji Gandrung sama kantor. Nanti kan yang menempati pak wakil wali kota. Intinya surat pengunduran diri sudah saya serahkan, nanti akan ditindaklanjuti oleh Pak Ketua DPRD lalu nanti ke provinsi dan Kemendagri,” tuturnya.
Advertisement
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo Dinilai Jadi Sikap Tak Bertanggungjawab
Menanggapi hal itu, analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Dedi Kurnia Syah mengatakan mundurnya Gibran sebagai kepala daerah menunjukkan tindakan yang tidak bertanggungjawab.
“Situasi saat ini mundurnya Gibran atau Prabowo dari jabatan aktifnya tidak berdampak apapun, mengingat mereka (Gibran-Prabowo) sudah diputus memenangi Pilpres, justru seharusnya jika benar Gibran sebagai tokoh bertanggungjawab pada wilayah kekuasaannya, ia tidak mundur di situasi saat ini,” kata Dedi melalui pesan singkat diterima Liputan6.com, Rabu (17/7/2024).
Dedi juga tidak habis pikir dengan alasan Gibran yang menyebut alasan mundurnya untuk persiapan pelantikan wakil presiden. Padahal, persiapan pelantikan bukanlah tugas Gibran melainkan penyelenggara pemilu dan parlemen.
“Pelantikan itu tidak disiapkan oleh yang dilantik, dan juga durasinya masih cukup panjang. Bisa saja ini (mundur dari walikota) murni kemalasan Gibran selesaikan tanggungjawab karena sudah mendapat kekuasaan lebih besar,” kritik Dedi.
Terkait Prabowo, saat ditanya apakah perlu mundur juga sebagai menteri pertahanan, Dedi menilai hal itu tidak perlu.
“Prabowo tidak perlu ikuti keputusan Gibran,” Dedi menandasi.