Pria Ini Kantongi 3 Rekor Dunia, yang Terbaru Keliling Irlandia Naik Sepeda Roda Satu

Ia harus berkejaran dengan waktu untuk dapat memecahkan rekor tersebut dalam waktu lima hari.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Jul 2024, 20:10 WIB
Pria ini memecahkan rekor dunia dengan berkeliling Irlandia menggunakan sepeda roda satu. (Foto: Guinness World Records)

Liputan6.com, Dublin - Tak puas dengan dua rekor dunia yang berhasil dipecahkan sebelumnya, pria bernama Eamonn Keavaney memutuskan untuk kembali memecahkan rekor lainnya dengan berkeliling Irlandia menggunakan sepeda roda satu.

Sebelumnya, ia telah menyelesaikan perjalanan tanpa alas kaki terpanjang di dunia (2.080 km) pada tahun 2016, dan dua tahun kemudian melakukan pendakian 10 gunung tanpa alas kaki dalam 10 hari. Sejak itu, banyak orang terus bertanya apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Dilansir dari laman resmi Guinness World Records, Rabu (17/7/2024), ia pun tidak memiliki jawabannya hingga tahun 2020 ia terbersit untuk mengelilingi Irlandia dengan sepeda roda satu, yang menurutnya merupakan "perpaduan sempurna antara hal yang menakutkan dan konyol".

Sempat maju mundur atas keputusan tersebut, Eamonn akhirnya mampu mencoba rekor tersebut tahun lalu, dan kini dia secara resmi memecahkannya.

Ia menunggangi sepeda roda satu dari Mizen Head, titik paling selatan Irlandia, ke Malin Head, paling utara – jarak 613 km (308 mil) – dalam lima hari lima jam 23 menit.

Sepanjang perjalanannya, Eamonn berhasil mengumpulkan 5.939 euro atau sekitar Rp104,4 juta untuk Komunitas Simon di Irlandia yang membantu kelompok tunawisma.

Ia dibantu temannya Méidhbhín Ní Rúiséil untuk mengangkut perbekalan dan memperbarui media sosialnya. Pasangan itu tidur semalaman di kota-kota sepanjang rute yang dilewati.


Mengayuh 12 Jam Setiap Hari

Pria ini memecahkan rekor dunia dengan berkeliling Irlandia menggunakan sepeda roda satu. (Foto: Guinness World Records)

Eamonn menghabiskan sekitar 12 jam di jalan setiap hari dan menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak dari kursi sepeda yang tidak nyaman.

"Kursinya benar-benar akan membuat Anda sakit setelah seharian bersepeda," ungkapnya.

Ia telah mengantisipasi masalah tersebut dengan menggunakan celana pendek bersepeda berkualitas tinggi dan krim anti lecet.

Namun, hal yang membuatnya tersiksa dalam perjalanan tersebut adalah bagian pergelangan kakinya yang membengkak hingga sebesar buah jeruk.

Meski tidak bisa berjalan dengan baik selama dua minggu setelahnya, bersepeda dengan pergelangan kaki bengkak bukanlah aspek tersulit dari perjalanan ini bagi Eamonn. Tantangan terberatnya adalah tekanan waktu.


Selesaikan dalam Waktu Kurang Enam Hari

Ilustrasi ngabuburit dengan bersepeda. (Image by jcomp on Freepik)

Tidak ada rekor yang bisa dipecahkan sebelumnya, namun ia harus menyelesaikannya dalam waktu kurang dari enam hari untuk mencapainya.

Selain itu, setelah merencanakan semua titik perhentian di sepanjang rute, dia mendapat tekanan tambahan untuk memastikan dia mencapai tujuannya setiap malam.

"Terkadang sulit untuk memaksakan diri naik sepeda roda satu pada penghujung hari selama beberapa mil terakhir," kenangnya.

Eamonn belum pernah mengendarai sepeda roda satu sebelum dia memutuskan untuk mencobanya.

Butuh waktu beberapa minggu untuk mempelajarinya, dan sejak itu ia terus berlatih hingga mampu menempuh jarak lebih dari 100 km dalam sehari.


Lebih Sulit dari Sepeda Biasa

Ilustrasi bersepeda di malam hari. (Image by ArtPhoto_studio on Freepik)

Selain keseimbangan, ada beberapa hal yang membuat mengendarai sepeda roda satu lebih sulit dibandingkan sepeda biasa.

"Anda menyetir melalui jok, jadi jok tersebut jauh lebih tebal dan dirancang tidak ergonomis seperti jok sepeda. Anda juga tidak bisa berdiri dan bersandar pada setang seperti pada sepeda, dan Anda tidak bisa melakukan freewheel, sehingga Anda bahkan tidak bisa menikmati turunan bukit," kata dia.

"Selama Anda bergerak, Anda mengayuh. Oleh karena itu pergelangan kaki saya bengkak karena mengayuh berlebihan."

Eamonn mengaku bahagia bisa memecahkan rekor ini.

"Butuh keringat dan darah untuk meraihnya, dan sungguh menakjubkan bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa saya benar-benar berhasil melakukannya," ungkapnya.

"Saya sangat mengapresiasi semua dukungan yang saya dapatkan, mulai dari donasi, simpatisan, saksi, dan satu orang kru pendukung saya yang luar biasa, Méidhbhín. Hanya ada satu nama di sertifikat rekor, tapi banyak sekali orang yang membantu saya, dan hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa mereka."

Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya