Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman menjelaskan kesiapannya terkait Produk Bahan Bakar Minyak (BBM) baru rendah sulfur milik PT Pertamina (Persero).
“Oh siap, kita tadi habis koordinasi pokoknya nanti sama tim, kita support," kata Taufik kepada wartawan di GRHA Pertamina, Rabu (17/7/2024).
Advertisement
Adapun, produk BBM rendah sulfur itu akan diambil dari Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Dia menyebutkan, KPI akan mengalokasikan hingga 900 ribu barel.
Selain itu rencana uji coba peluncuran produk baru ini direncanakan pada September di 3 SPBU di Jakarta. Taufik menegaskan produk baru tersebut berupa solar (diesel) dengan spesifikasi 50 ppm dan bukan jenis BBM bensin.
"3 SPBU dulu di Jakarta. Ambil dari balongan karena Balongan sudah duluan bisa ultra low sulfur," jelasnya.
Rencana Menko Airlangga
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto ketika ditanya mengenai rencana peluncuran BBM jenis baru yang rendah sulfur, Menko Airlangga menyatakan adanya sinyal positif dalam hal tersebut.
Hal ini disebabkan oleh standar Euro 4 yang mengharuskan kadar sulfur BBM yang digunakan rendah, sekitar 50 ppm.
Ya, jika standar euro 4 mengharuskan BBM rendah sulfur, dan tanggalnya bukan tanggal 17 (Agustus)," ungkapnya.
Apa Itu BBM Rendah Sulfur?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait rencana Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yang diklaim lebih ramah lingkungan.
"Kita sekarang ini udara kita banyak emisi ini bagaimana caranya supaya ngurangin kita hidup sehat ini alternatifnya pakai BBM rendah sulfur," kata Arifin Tasrif saat ditemui di kantornya Kementerian ESDM, Jumat (12/7/2024).
Dia menuturkan, sejauh ini Pemerintah belum berencana membuat BBM jenis baru dalam waktu dekat. Lantaran pihaknya masih mencari formula yang tepat agar bisa mengurangi kandungan sulfur dalam BBM.
"Jadi, begini kita cari bahan pencampur yang bisa mengurangi sulfur konten. Sekarang kita masih 500 ppm-an. Kalau standarnya Euro 5 harus di bawah 50. Menuju itu ongkosnya ada. Tapi kilang kita belum kelar di Balikpapan," jelas Arifin.
Advertisement
Kapan BBM Subsidi Dibatasi?
Menteri Arifin menyoroti pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, yang menyebut Pemerintah akan ada pembatasan pembelian BBM pada 17 Agustus mendatang. "Tidak ada pembatasan-pembatasan, masih belum ini kok," ujarnya.
Arifin menegaskan, rencana tersebut masih dalam pembahasan lebih lanjut, baik itu skemanya maupun aturannya. Karena Pemerintah ingin BBM bersubsidi tepat sasaran penyalurannya. " Yang subsidi, kita lagi mempertajam dulu, arahnya kita mau tepat sasaran jadi diperdalam lagi," pungkasnya.