Pendiri Kakao Corp Diselidiki karena Aksi Manipulasi

Penyelidikan dilakukan terhadap miliarder Kakao Corp. Brian Kim terkait dugaan manipulasi pasar saham.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Jul 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Jaksa di Korea Selatan sedang mencari surat perintah penangkapan terhadap miliarder pendiri raksasa komunikasi, Kakao Corp. Brian Kim.

Kabar tersebut mengejutkan publik luas di Korea Selatan, dengan penyelidikan yang sedang berlangsung terkait dugaan manipulasi pasar saham.

Mengutip laman Time, Kamis (18/7/2024) kantor kejaksaan Distrik Selatan Seoul berusaha untuk menahan Brian Kim, setelah dituduh dugaan kecurangan harga yang terjadi selama penawaran atas akuisisi SM Entertainment Co. pada 2023 lalu.

Regulator keuangan menuduh eksekutif di Kakao dan Kakao Entertainment Corp. membeli 240 miliar won atau sekitar Rp.2,8 triliun saham SM dalam upaya untuk mengganggu tawaran Hybe.

Juru bicara kantor tersebut mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meminta pengadilan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan atas tuduhan pelanggaran undang-undang pasar modal, namun menolak berkomentar lebih lanjut.

Pengadilan selanjutnya akan menentukan apakah akan mengeluarkan surat perintah tersebut setelah sidang.

Sementara itu, juru bicara Kakao telah membantah tuduhan manipulasi pasar dan mengatakan tidak ada aktivitas ilegal yang terjadi selama akuisisi SM, dan menambahkan bahwa penjelasan lebih lanjut akan diberikan selama sidang pengadilan.

Saham perusahaan terpantau turun sebanyak 0,9% menjadi 40.550 won (USD 29).

Kakao, yang dikenal dengan platform pesan online sebelumnya memenangkan saham pengendali di SM setelah pertarungan penawaran yang intens dengan Hybe Co., label di balik boyband Kpop ternama, BTS.


IPO Perusahaan Gaming Korsel Shift UP Bikin Pendiri jadi Miliarder, Segini Kekayaannya

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti

Salah satu initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham  yang paling ditunggu-tunggu di Korea Selatan tahun ini, saham pengembang game online Shift Up melonjak dalam debut perdagangannya pada Kamis, 11 Juli 2024 mendorong pendiri dan CEO-nya, Kim Hyung-tae meraih gelar miliarder.

Mengutip Forbes, ditulis Sabtu (12/7/2024) saham Shift Up ditutup pada 71.000 won pada hari pertama perdagangannya di Bursa Korea Selatan, naik 18% dari harga penawaran.

Capaian ini memberi Shift Up valuasi sekitar 4,1 triliun won atau sekitar Rp 48 triliun, menjadikannya perusahaan game online terbesar keempat yang terdaftar di Korea Selatan berdasarkan kapitalisasi pasar setelah Krafton, Netmarble, dan NCSoft.

Kim Hyung-tae sendiri merupakan pemegang saham terbesar Shift Up, dengan kepemilikan 39%. Istrinya, Chae Ji-yoon, memegang hampir 0,5% saham di perusahaan tersebut.

Forbes memperkirakan kekayaan bersih Kim Hyung-tae dan Chae Ji-yoon mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,1 triliun.

Shift Up mengumpulkan 435 miliar won atau Rp 5 triliun melalui penawaran umum perdana 7,25 juta saham dengan harga masing-masing 60.000 won, yang merupakan nilai tertinggi dari kisaran indikatifnya.

Shift Up akan menggunakan dana hasil IPO untuk mengembangkan game baru dan memperluas judul-judul populer seperti Goddess of Victory: Nikke dan Stellar Blade.

IPO Shift Up ini merupakan yang terbesar kedua di Korea Selatan pada 2024—mengikuti penawaran HD Hyundai Marine Solution senilai 742 miliar won yang didukung KKR pada Mei 2024, dan IPO gaming terbesar di negara tersebut sejak penawaran Krafton senilai 4,3 triliun won pada 2021.

Investor yang mendukung Shift Up sebelum IPO termasuk Tencent; Wemade milik maestro game online Park Kwan-ho; Kakao Ventures, cabang modal ventura dari raksasa internet Kakao milik miliarder Korea Kim Beom-su, unit ekuitas swasta konglomerat energi Korea Daesung Group, cabang modal ventura dari raksasa game Smilegate, hingga IMM Investment, yang juga mendukung Krafton.


Tencent Pemegang Saham Terbesar Shift Up

Ilustrasi miliarder (iStock)

Tencent, penerbit game terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, adalah pemegang saham terbesar kedua di Shift Up, setelah Kim.

Perusahaan Tiongkok ini memiliki 35% saham melalui Aceville, anak perusahaan cabang cloud Tencent yang berbasis di Singapura. Tencent sendiri merupakan distributor game buatan Shift Up, Goddess of Victory: Nikke.

Sekilas tentang pendiri Shift Up, Kim Hyung-tae

Shift Up, yang berbasis di lingkungan kelas atas Gangnam di Seoul, didirikan oleh Kim Hyung-tae pada 2013. Kim sebelumnya adalah seorang seniman video game di NCSoft, di mana ia mengawasi desain game online andalan perusahaan tersebut, Blade & Soul.

Shift Up melaporkan pendapatan meningkat 155% dari tahun ke tahun menjadi 169 miliar won (USD 122 juta) pada 2023, sementara laba bersih mencapai 107 miliar won, sebuah perubahan dari kerugian sebesar 7 miliar won yang dilaporkan pada tahun sebelumnya. Hampir seluruh—97%—pendapatannya berasal dari game andalannya, Goddess of Victory: Nikke.

Game ini memiliki lebih dari 5 juta unduhan di Google Play Store dan saat ini memiliki peringkat 4,8 (dari 5) bintang berdasarkan 489.000 ulasan. Saat ini game ini merupakan game role-playing seluler terlaris nomor 5 di AS, menurut firma riset Sensor Tower.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya