Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan enam turis Vietnam di Bangkok pada Selasa, 16 Juli 2024, terus menjadi sorotan. Terlebih, lokasi pembunuhan berada di kamar hotel bintang lima di Bangkok, Thailand.
Salah satu korban teridentifikasi sebagai Phu Gia Gia yang memiliki nama asli Tran Dinh Phu. Mengutip The Star, Rabu (17/7/2024), pria yang berprofesi sebagai makeup artist (MUA) itu berangkat ke Thailand dalam rangka pekerjaan.
Advertisement
Menurut laporan, Phu mengatakan kepada orangtuanya ia akan pergi ke Thailand selama tiga hari, tetapi tidak menjelaskan dengan siapa ia bepergian. Dia meninggalkan Vietnam pada 12 Juli 2024 dan dijadwalkan kembali ke rumah pada 14 Juli 2024.
Namun, ia mengatakan kepada ayahnya bahwa akan kembali pada 15 Juli 2024 lantaran masih ada hal yang harus dilakukan, lapor VnExpress. Itu menjadi kontak terakhirnya sebelum ditemukan tewas bersama lima turis Vietnam lainnya di salah satu kamar hotel Grand Hyatt Erawan.
Phu yang berasal dari Danang telah bekerja untuk sejumlah selebritas dan ratu kecantikan. Ia berkarier hampir 20 tahun di industri kecantikan. Mengutip media Ngoi Sao, sang ibu mengatakan ia dan suaminya 'benar-benar terkejut' dengan berita tersebut.
"Kami sangat terkejut tadi malam setelah menerima kabar buruk dari teman, kolega, dan artis yang pernah bekerja bersamanya," katanya pada 16 Juli 2024.
"Setelah melihat informasi dan dokumen yang diunggah polisi Thailand secara online, kami sangat terkejut dan tidak dapat menerima bahwa putra kami yang berusia 37 tahun telah meninggal dunia di Thailand."
Sejumlah warganet asal Thailand juga menyampaikan duka cita atas kepergian Phu di kolom komentar Instagramnya. "Rip form thailand," tulis seorang warganet.
Polisi Temukan Racun Sianida
Pada hari ini, polisi Thailand mengaku menemukan racun di gelas dalam kamar tempat jasad para korban ditemukan. "Kami menemukan sianida di dalam cangkir teh, keenam cangkir kami menemukan sianida," Trirong Phiwpan, komandan kantor bukti polisi Thailand, mengatakan pada konferensi pers, menurut Reuters.
"Setelah staf membawa cangkir teh dan dua botol air panas, susu dan teko… salah satu dari enam memasukkan sianida."
Polisi berharap hasil otopsi diharapkan keluar pada hari berikutnya. Polisi berasumsi para korban sudah meninggal sekitar 24 jam sebelum ditemukan.
Sementara, mengutip The Thaiger, staf hotel mengaku menyajikan makanan dan teh untuk rombongan turis Vietnam itu terakhir kali pada pukul 13.57, waktu setempat. Menurut wakil kepala polisi, seorang pelayan menawarkan untuk membuatkan teh untuk para tamu tetapi salah satu korban tewas, Sherine Chong menolaknya.
Pelayan tersebut ingat bahwa dia 'sangat sedikit berbicara dan terlihat sedang stres'. Pelayan kemudian meninggalkan ruangan dan diyakini tidak ada orang lain yang masuk selain enam orang di dalamnya. Polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda perkelahian atau perampokan.
Advertisement
Diduga Terlilit Utang Investasi
Polisi mencurigai Chong menggunakan kesempatan tersebut untuk mencampurkan teh dengan sianida, menyajikannya kepada orang lain sebelum mengonsumsinya sendiri. Sianida ditemukan di keenam cangkir teh, serta dalam sistem darah salah satu orang yang meninggal dan dua gelas stainless.
Dalam koper mereka yang digeledah, polisi tidak menemukan barang ilegal apa pun, tetapi menemukan dokumen litigasi pertanahan yang berasal dari 2022 di antara barang-barang Chong. Polisi meyakini motifnya adalah ketidakmampuan membayar kembali uang investasi.
Polisi yang menanyai anak pasangan suami istri Dang Hung Van dan Thi Nguyen Phuong, dua korban pembunuhan lainnya, menemukan bahwa keduanya berinvestasi 10 juta baht (sekitar Rp4,5 miliar) dalam proyek rumah sakit di Jepang dengan Sherine Chong. Proyek itu tidak berjalan lancar, memicu sengketa dana investasi.
Mereka berenam dilaporkan awalnya akan bertemu di Jepang untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi kemudian beralih ke Thailand karena masalah visa. Tidak diketahui apakah tiga orang lainnya juga termasuk investor dalam proyek tersebut.
PM Thailand Perintahkan Investigasi Menyeluruh
Keenam korban tewas teridentifikasi sebagai Sherine Chong (56), Hung Dang Van (55), Thi Nguyen Phuong Lan (47), Hong Pham Thanh (49), Dinh Tran Phu (37), dan Thi Nguyen Phuong (46). Jasad para korban selanjutnya akan dibawa ke RS Umum Polri untuk diautopsi secara menyeluruh.
Mengutip Asia One, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, yang mengunjungi hotel tersebut pada Selasa malam bersama pejabat senior kepolisian, memerintahkan penyelidikan cepat mengenai masalah tersebut, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
"Perdana Menteri telah memerintahkan semua lembaga untuk segera mengambil tindakan guna menghindari dampak terhadap pariwisata," katanya.
Lebih dari 28 juta wisatawan asing mengunjungi Thailand tahun lalu dan menghabiskan 1,2 triliun baht (Rp539 triliun) di negara tersebut, dengan sektor-sektor ekonomi penting lainnya mengalami masa pemulihan yang lambat dari pandemi COVID-19. Pemerintah menargetkan sekitar 35 juta turis asing pada tahun ini, karena masa tinggal visa yang lebih lama dan keringanan untuk beberapa negara.
Sektor pariwisata Thailand terguncang pada Oktober 2023 karena insiden penembakan massal di sebuah pusat perbelanjaan mewah, dekat Hyatt, yang menewaskan dua orang asing. Hal itu mendorong langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan.
Advertisement