Liputan6.com, Jakarta Bagaimana cara Anda menghabiskan waktu pertama di pagi hari rupanya bisa berdampak besar pada sisa-sisa di hari tersebut. Makanya, bagi sebagian orang yang giat, pagi hari bagi mereka adalah sesuatu yang terburu-buru dan cepat.
Namun, sebagian lain khususnya di media sosial menganggap pagi bisa melambat. Istilah ini dikenal juga dengan slow morning yang memang akhir-akhir ini sempat menjadi sebuah tren tersendiri.
Advertisement
Melansir dari Women's Health, Rabu (17/7/2024), slow morning adalah tren kesehatan terbaru yang dimaksudkan untuk menyiapkan Anda menuju kesuksesan dengan membantu Anda tetap waspada, mengelola pemicu stres, dan menenangkan sistem saraf Anda. Daripada terburu-buru melakukan rutinitas yang sibuk dan segera menjadi produktif, slow morning dapat mendorong Anda untuk memiliki lebih banyak tujuan dan niat di balik hari Anda sejak awal.
Meskipun aktivitas slow morning tidak spesifik dan bervariasi dari orang ke orang, istilah ini telah menjadi singkatan dari rutinitas pagi yang indah dan menyendiri. Bahkan, hal ini adalah sesuatu yang dapat Anda coba sesegera mungkin. Tidak terkecuali bagi Anda yang mempunyai aktivitas yang padat maupun waktu pagi yang singkat sebelum berangkat kerja.
Ritual slow morning dapat menawarkan siapa pun. Mulai dari yang bangun pagi hingga yang sering tidur sebentar dalam kesempatan untuk memprioritaskan self-care. Inilah cara terapis berlisensi merekomendasikan penerapan pendekatan slow morning—dan manfaat kesehatan mental yang terkait dengan hal tersebut.
Apa Itu Slow Morning?
Di saat budaya hiruk pikuk menjadi hal yang biasa, slow morning adalah pengingat untuk berhenti sejenak dan memprioritaskan kesehatan Anda—dan terserah Anda bagaimana Anda ingin menghabiskannya.
“Contoh slow morning bisa seperti meluangkan waktu untuk menyendiri, refleksi, menggerakkan tubuh, peregangan, olahraga, atau meditasi,” kata Olivia Verhulst, LMHC, terapis yang berbasis di New York City. “[Slow morning] melibatkan banyak latihan yang pada dasarnya diinginkan oleh pikiran dan tubuh kita, tetapi kita tidak selalu menyediakan waktu untuk itu.”
Meskipun tidak ada aturan tegas mengenai aktivitas tertentu yang harus dilakukan saat slow morning, kuncinya mungkin adalah kewaspadaan, atau “kesadaran yang tidak menghakimi saat ini,” kata Shani A. Gardner, LCSW, terapis di Soulful Grace Therapy.
Di TikTok dan Instagram, orang-orang menunjukkan diri mereka mengembangkan kesadaran melalui praktik seperti menulis jurnal, perawatan kulit, duduk di luar, membuat sarapan, atau merapikan ruangan.
“Slow morning memiliki suasana penuh perhatian karena ini sebenarnya bukan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya [di hari Anda]—ini hanya tentang apa yang terjadi saat ini dan melakukan sesuatu yang Anda rasa baik,” kata Gardner.
Daripada bangun dan langsung memikirkan tugas di masa depan—atau terburu-buru memeriksa email kantor atau melihat timeline di Instagram—slow morning mendorong Anda untuk fokus pada saat ini dan lebih sadar tentang bagaimana cara yang diinginkan oleh Anda untuk hari yang akan berjalan
Advertisement
Manfaat Slow Morning yang Dirasakan
Pertama, slow morning (dibandingkan dengan rutinitas yang terburu-buru) dapat membantu Anda mengelola emosi dengan lebih baik.
“Jika Anda tidak menambahkan intensionalitas, perhatian, atau memperlambat, alternatifnya adalah beralih ke autopilot,” kata Verhulst.
Bersantailah di pagi membantu Anda membangun kesadaran diri dan memberi Anda waktu untuk merenung dan memproses perasaan Anda secara emosional, katanya. Dengan memulai hari dengan lambat juga dapat menenangkan sistem saraf Anda, kata Gardner.
Alasannya karena ketika memulai hari Anda dengan penuh semangat, bisa menempatkan Anda pada risiko melampaui batas toleransi Anda—yang oleh para psikolog disebut sebagai keadaan optimal di mana Anda merasa tenang dan membumi serta paling mampu mengelola emosi Anda, katanya.
“Jika Anda memulai hari Anda dengan perasaan sangat bersemangat, cemas, atau stres, Anda mungkin akan membawanya sepanjang hari,” kata Gardner. “Sepanjang hari bisa terasa intens atau sedikit lebih sensitif, dibandingkan mengalami pagi yang 'lambat' ketika Anda mendedikasikan waktu untuk merasa membumi, tenang, dan terhubung dengan diri sendiri atau orang lain,” katanya.
Terakhir, slow morning dapat membantu memicu kreativitas, kata Jennifer Chain, PhD, psikolog di Thrive for the People. Membiarkan pikiran Anda mengembara dengan bebas—terutama melalui praktik mindfulness yang sering dikaitkan dengan slow morning—dapat berdampak positif pada kreativitas, menurut sebuah penelitian baru-baru ini.
Cara Melakukan Slow Morning (Jika Anda Tidak Punya Banyak Waktu)
Jika Anda memiliki jadwal kerja yang padat, atau anak-anak atau anggota keluarga lain yang harus diurus, rasanya mustahil untuk menemukan waktu untuk memulai hari dengan mewah dan lambat. Namun tidak harus semuanya atau tidak sama sekali, kata Gardner, dan sedikit saja sudah cukup manfaatnya.
Ditambah lagi, kebiasaan terakumulasi dengan latihan, artinya jika Anda hanya dapat meluangkan waktu lima menit hari ini, Anda mungkin dapat membangun rutinitas dan menemukan lebih banyak waktu di masa depan, kata Chain. Dengan kata lain, mulailah dari yang kecil.
Bingung memulai dari mana? Berikut ini sontekan yang bisa Anda lakukan:
Baca Juga
- Letakkan ponsel dalam mode Do Not Disturb dan jangan memeriksa SMS atau email kantor.
- Nonaktifkan aplikasi media sosial pada jam-jam tertentu di pagi hari.
- Lakukan latihan pernapasan seperti box breathing atau teknik pernapasan 4-7-8.
- Lakukan peregangan dengan penuh perhatian sebelum berolahraga pagi atau melakukan yoga.
- Cobalah meditasi 5 menit di aplikasi meditasi.
- Lakukan latihan penjurnalan, seperti penjurnalan rasa syukur atau “Morning Pages”.
- Buka tirai agar cahaya masuk atau keluar untuk mendapatkan sinar matahari.
- Rapikan kamar Anda sebelum memulai hari baru.
- Nikmati aroma seduhan kopi Anda.
- Dengarkan musik sambil mandi santai.
- Buatlah sarapan dengan penuh perhatian.
Advertisement