Liputan6.com, Jakarta - Viral di media sosial penampakan tornado pasir di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Video ini menjadi viral setelah diunggah akun TikTok @ladubromo, Rabu, 17 Juli 2024. Angin tornado terlihat membawa pasir muncul di tengah-tengah lautan pasir Gunung Bromo yang di sekitarnya banyak wisatawan dan pedagang kaki lima (PKL).
Keberadaan PKL dan reaksi mereka melihat terjadinya tornado pasir bikin warganet salah fokus (salfok). Mereka terlihat tenang, bahkan ada yang merekamnya lewat kamera ponsel. Sementara, dagangan mereka berupa makanan dan minuman yang dipajang di motor dan meja dibiarkan begitu saja.
Advertisement
Mereka juga tidak memindahkan motor maupun peralatan lainnya, seperti lkompor gas, meja dan bangku. Kejadian itu sepertinya hal yang biasa bagi para PKL di Bromo, tapi tidak biasa bagi sebagian warganet.
"Kok suantai Kabeh,” komentar seorang warganet.
"Astaghfirullah ko gak pada ngehindar,” sahut warganet lain.
"Itu ada tornado kak gak pada pergi ya,” ujar yang lain.
"Ak klo udh di stu wes mnta buru" plng😌 takut kenapa,” kata warganet lainnya.
"Dulu jg prn nemu pemandangan ky gini oas k bromo.tpi seru sih🤣," timpal warganet yang lain.
Menyimak penjelasan Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Septi Eka Wardhani soal tornado pasir di kawasan wisata Bromo tersebut, sepertinya kita bisa maklum dengan reaksi pada PKL yang sama sekali tidak panik dan tidak mengamankan dagangannya sama sekali.
Penjelasan Pengelola Bromo
Menurut Septi, fenomena tornado yang terjadi di kawasan lautan pasir Bromo dan sekitar merupakan hal bisa, terutama saat musim panas dan kering.
"Fenomena ini dikenal dengan nama dust devil. Secara visual mirip seperti pusaran angin mirip seperti tornado yang membawa debu dan pasir, namun dengan ukuran yang relatif lebih kecil dari tornado," terang Septi dalam keterangan diterima di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, mengutip Antara, Kamis (18/7/2024).
Fenomena ini pada umumnya terjadi di daerah yang memiliki lapisan pasir dan debu seperti daerah gurun atau padang pasir. Dust devil pada umumnya tidak dianggap berbahaya karena kecepatan angin dari dust devil cenderung lebih rendah dibandingkan tornado.
"Namun apabila berada terlalu dekat dengan dust devil, debu dan pasir yang terangkat oleh angin akan sangat mengganggu," ucapnya. Meski tidak berbahaya, pihak BB Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tetap menyarankan agar pengunjung untuk menghindari atau menjauh jika melihatnya.
Advertisement
Saran dari BB TNBTS
"Jika terlanjur berada sangat dekat dengan pusaran angin tersebut, disarankan untuk diam sejenak sambil menutup mata dan melindungi hidung atau saluran pernapasan hingga pusaran angin hilang," jelasnya.
Selain dust devil, Bromo juga mengalami fenomena alam lainnya berupa kemunculan embun es (embun upas). Fenomena itu disebabkan penurunan suhu secara ekstrem. "Embun upas atau frost merupakan fenomena yang sering terjadi, khususnya di kawasan TNBTS, saat musim kemarau," kata Septi, Senin, 15 Juli 2024, dilansir dari kanal Regional Liputan6.com.
Dia menjelaskan embun upas terjadi karena udara dingin akibat angin munson Timur yang berembus dari benua Australia. Fenomena ini terjadi ketika suhu udara cukup dingin berkisar antara 5 - 9 derajat Celsius dan hanya dijumpai pada pagi hari, atau sebelum matahari terbit dengan sempurna.
Embun upas akan menghilang saat matahari mulai meninggi. Pada musim kemarau, cuaca cenderung lebih dingin karena adanya penurunan suhu yang cukup ekstrem.
Embun Upas di Bromo
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau pada tahun ini di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada Juli dan Agustus.
"Kemunculan embun upas yang membeku menyerupai salju membuat kawasan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya tampak semakin eksotis. Pemandangan kawasan Lautan Pasir Gunung Bromo tampak memutih dan lebih menarik," terangnya.
Eka mengimbau bagi calon pengunjung yang akan mengunjungi kawasan wisata Bromo diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan menggunakan pakaian dan jaket tebal, memakai sarung tangan, kupluk atau kerpus. Bagi yang memiliki riwayat penyakit asma, harap berhati-hati dan menjaga kondisinya sebaik atau sebaik mungkin.
BMKG juga mengimbau kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).
"Wilayah tersebut diprediksi dapat mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air," ujarnya.
Advertisement