Joe Biden Hanya akan Mundur dari Pilpres AS Jika Memiliki Masalah Kesehatan

Joe Biden yang diminta sejumlah koleganya di Partai Demokrat untuk mundur dari persaingan pilpres, dinyatakan positif mengidap COVID-19 ketika sedang berkampanye di Las Vegas.

oleh Tim Global diperbarui 19 Jul 2024, 09:10 WIB
Biden mengatakan bahwa ia bersyukur mendengar kabar bahwa Trump aman dan baik-baik saja, setelah insiden tersebut. (AP Photo/Manuel Balce Ceneta)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berusaha meyakinkan pemilih dari kalangan warga kulit hitam bahwa ia akan terus bekerja untuk mereka. Dalam wawancara dengan BET News yang disiarkan pada Rabu (17/7/2024) malam waktu AS, Biden mengatakan bahwa para pemilih kulit hitam “tahu di mana hati saya berada.”

Pernyataan itu disampaikannya untuk menjawab pertanyaan Ed Gortdon dari BET tentang minimnya “antusiasme” warga kulit hitam atas pencapresannya.

Biden, yang diminta sejumlah koleganya di Partai Demokrat untuk mundur dari persaingan pilpres, dinyatakan positif mengidap COVID-19 ketika sedang berkampanye di Las Vegas pada Rabu, dan kini sedang melakukan isolasi mandiri setelah mengalami gejala ringan, kata Gedung Putih.

Ketika ditanya apa yang akan membuatnya menimbang kembali pencapresannya, Biden menjawab bahwa ia akan mundur hanya jika ia diberi tahu bahwa ia memiliki “masalah kesehatan.”

“Jika saya menghadapi masalah kesehatan, jika seseorang, jika dokter mendatangi saya dan mengatakan, Anda memiliki masalah ini, baru berarti ada masalah” ujar Biden.


Joe Biden Diminta Mundur dari Pilpres AS

Presiden AS Joe Biden mengacungkan jempol saat bersiap menaiki Air Force One di Las Vegas pada 17 Juli 2024, setelah dinyatakan positif Covid-19. (Pool)

Hampir dua pertiga pemilih Partai Demokrat meminta agar Presiden Amerika Serikat Joe Biden mundur dari proses pilpres AS. Mereka bahkan meminta agar partainya mengusung calon lain.

Hal ini terungkap berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research, dikutip dari laman VOA Indonesia.

Sebagian besar survei itu dilakukan sebelum percobaan pembunuhan terhadap Trump saat ia berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) lalu.

Belum jelas apakah penembakan itu memengaruhi persepsi masyarakat mengenai Biden, tapi sejumlah kecil wawancara survei yang dilakukan setelah penembakkan tidak menunjukkan indikasi membaiknya prospek Biden.

Hanya sekitar 30 persen pemilih partai Demokrat yang amat sangat atau sangat percaya bahwa Biden memiliki kapasitas mental untuk menjalankan tugas sebagai presiden dengan baik, turun dari hasil survei AP-NORC pada Februari lalu sebesar 40 persen.

 


Pemilih Cenderung Tak Puas dengan Biden

Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Pemilih Partai Demokrat juga cenderung mengatakan bahwa mereka tidak puas dengan Biden sebagai capres mereka saat ini dibandingkan sebelum Biden memberikan penampilan yang buruk pada debat pilpres bulan lalu.

Sekitar separuh responden tidak puas, naik dari yang sebelumnya hanya sekitar 40 persen dalam survei AP-NORC pada Juni lalu.

Masyarakat AS cenderung melihat Donald Trump lebih mampu (42 persen) memenangkan pemilu AS 2024 daripada Biden (18 persen). Sekitar seperempat responden menilai Biden dan Trump punya kesempatan yang sama untuk menang.

Hanya sepertiga pemilih Demokrat yang percaya Biden bisa menang atas Trump, sementara sekitar 30 persen menganggap keduanya punya kesempatan yang sama dan 16 persen menilai Trump akan menang.

 

Infografis Covid-19 Isu Panas Debat Capres Joe Biden Vs Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya