Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat masih ada 2 Exchange Traded Fund (ETF) di pipeline. 2 ETF itu menyusul produk reksa dana indeks Mandiri ETF SRI-Kehati (XMSK) yang diluncurkan oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) pada hari ini, Kamis 18 Juli 2024.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pencatatan reksa dana indeks Mandiri ETF SRI-Kehati menjadi ETF pertama di 2024. Secara total saat ini sudah ada 43 ETF di Bursa.
Advertisement
"Sebagai informasi di pipeline masih ada 2 ETF lagi. Jadi kami masih mau menerbitkan ETF dengan berbagai tema-tema yang lain," kata Nyoman, Kamis (18/7/2024).
Nyoman menambahkan, Bursa senantiasa mendukung ETF untuk lebih banyak lagi tercatat di bursa. Sebagai salah satu bentuk dukungan Bursa adalah memberikan insentif hingga pembebasan biaya transaksi Bursa bagi AB dan dealer partisipasi ETF yang melakukan transaksi ETF. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dari perdagangan ETF di pasar.
"Tentu kami berharap kedepannya pencatatan ETF ini dapat memberikan inspirasi bagi manajer investasi lainnya untuk menerbitkan ETF dengan tema yang menarik minat investor," kata Nyoman.
Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
Mandiri Investasi Luncurkan Reksa Dana Baru, Apa Keunggulannya?
PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) pada hari ini, Kamis (18/7/2024), meluncurkan produk Reksa Dana Indeks Mandiri ETF SRI-Kehati (XMSK).
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pencatatan ini menjadi ETF pertama di 2024 dan secara total saat ini sudah ada 43 ETF di Bursa.
"Sebagai informasi di pipeline masih ada 2 ETF lagi. Jadi kami masih mau menerbitkan ETF dengan berbagai tema-tema yang lain," kata Nyoman dalam Seremoni Pencatatan Perdana Reksa Dana Indeks Mandiri ETF SRI-KEHATI (XMSK), Kamis (18/7/2024).
Indeks Saham
Reksa Dana terbaru ini menggunakan saham-saham pada indeks SRI-KEHATI, sebagai underlying asset-nya.
Sesuai namanya, indeks tersebut berisi sejumlah emiten yang mengedepankan prinsip kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan governance (environment, social & governance/ESG) pada seluruh aspek bisnis dan operasionalnya.
Selain produk investasi konvensional seperti reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan pasar uang, Mandiri Investasi juga menciptakan produk investasi yang inovatif dan terpercaya seperti KIK-EBA dan KIK-INFRA yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dan pada hari ini, perusahaan meluncurkan produk reksa dana Mandiri ETF Serikahati.
"Keunggulan utama dari produk reksadana mandiri ETF Serikahati adalah potensi imbal hasil investasi optimal setara dengan kinerja indeks SRI-Kehati yang memiliki performa menarik," kata Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi.
Advertisement
Apa Keunggulan Reksa Dana?
Selain itu, karakteristik reksa dana Indeks Exchange Traded Fund ini atau ETF memberikan fleksibilitas kepada investor untuk berinvestasi secara ter-diversifikasi pada saham-saham unggulan dari berbagai sektor yang ada di Indeks SRI-Kehati.
Perusahaan optimis dengan berbagai fitur, terutama fleksibilitas yang ditawarkan kepada investor serta semakin tingginya kepedulian terhadap ESG, reksa dana Mandiri ETF SRI-Kehati dapat mencapai target dana kelolaan yang signifikan dalam satu tahun pertama.
"Kami berharap bahwa produk ini dengan segala fitur dan kemudahan dalam bertransaksi serta proses investasi yang prudent dan terpercaya dapat menjadi pilihan bagi investor baik investor institusi maupun masyarakat luas," pungkas pria yang akrab dipanggil Adi tersebut.
Mandiri ETF SRI-Kehati ditawarkan kepada masyarakat pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) awal Rp 405 per unit penyertaan atau setara dengan Rp 40,5 juta per 1 (satu) Unit Kreasi.
Pada pasar primer, Investor dapat membeli unit penyertaan pada efek yang baru diperdagangkan untuk pertama kalinya, sebelum dicatat di Bursa Efek. Sementara, transaksi pada pasar sekunder dilakukan untuk efek yang sudah dicatat di Bursa Efek.