Cerita Unik Penerima Beasiswa Wilmar, Rela Lepas Kampus Negeri Demi Ikatan Dinas

Kelik Jatmiko, supervisor Environment Health Safety PT Wilmar Nabati Indonesia, Gresik adalah salah satu penerima beasiswa. Latar belakang keluarga yang kurang mampu telah mendorong pria asal Magelang itu untuk mencari beasiswa.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Jul 2024, 20:00 WIB
Kelik Jatmiko, supervisor Environment Health Safety PT Wilmar Nabati Indonesia, Gresik adalah salah satu penerima beasiswa. Latar belakang keluarga yang kurang mampu telah mendorong pria asal Magelang itu untuk mencari beasiswa.

Liputan6.com, Jakarta Wilmar Indonesia Scholarship sukses mencetak profesional yang saat ini telah berkarya di perusahaan. Melalui kesempatan mengakses pendidikan, mereka telah mendapatkan jejang karier yang menjanjikan dan kehidupan yang lebih baik.

Kelik Jatmiko, supervisor Environment Health Safety PT Wilmar Nabati Indonesia, Gresik adalah salah satu penerima beasiswa. Latar belakang keluarga yang kurang mampu telah mendorong pria asal Magelang itu untuk mencari beasiswa.

Kala itu, ada dua perusahaan sawit yang memasang selebaran beasiswa di sekolahnya. Kelik justru asing dengan  Wilmar dan memilih mengajukan beasiswa ke perusahaan lain, namun kuotanya sudah penuh.

Kemudian dia mencoba mengajukan ke Wilmar dan harus bersaing dengan 300-400 pelamar lainnya. Kelik kemudian lolos seleksi. “Saat itu saya sebenarnya sudah diterima di sebuah PTN (perguruan tinggi negeri) melalui Bidikmisi, tetapi saya lebih memilih Wilmar kerena ada ikatan dinas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Penerima beasiswa lainnya, Surya Purnawan Ganda, head Process Engineer PT Multimas Nabati Asahan, Serang adalah penerima beasiswa yang berasal dari anak karyawan di Wilmar Group. Pria asal Palembang itu awalnya telah diterima di sebuah kampus swasta jurusan pertambangan batubara. Namun karena masa depan di industri sawit dinilai lebih menjanjikan, dia memilih beasiswa Wilmar.

“Beasiswa telah memberi saya pengalaman yang tidak terlupakan. Saat itu saya pertama ke Jawa dan pertama kali naik pesawat,” ujar Surya. 

Keduanya mendapatkan beasiswa belajar di Institut Pertanian (INSTIPER), Yogyakarta pada 2013. Program tersebut merupakan kerjasama Wilmar dan INSTIPER. Selain biaya pendidikan, perusahaan juga menyediakan biaya hidup, pendampingan, monitoring, materi kuliah, dan pengajar yang berasal dari karyawan perusahaan.

 

 


Kesempatan Magang dan On The Job Training

PT Tania Selatan, Wilmar Group siap mendukung pemerintah provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Mereka juga diberikan kesempatan magang dan on the job training (OJT/ pelatihan di tempat kerja) di pabrik Wilmar di seluruh Indonesia. Mereka mulai bekerja di Wilmar pada 2017 dan saat ini sudah hampir menyelesaikan ikatan dinas selama delapan tahun.

“Kami sudah familiar karena materi kuliah, magang dan OJT sangat relate dengan yang kami temui di industri,” kata Surya. 

Kelik maupun Surya sepakat bahwa akses kepada pendidikan yang lebih tinggi telah membantu mereka mendapatkan pekerjaan dan memperbaiki kualitas hidupnya. Selama bekerja di Wilmar mereka telah banyak mendapatkan pengalaman dan diberikan ruang untuk berkontribusi positif.

“Alhamdulillah, keinginan punya rumah kesampaian. Saya juga bisa membeli kendaraan dan menyekolahkan adik,” kata Kelik. 

Wilmar Indonesia Scholarship telah berjalan selama kurang lebih satu dekade terakhir, untuk membantu masyarakat dan anak karyawan mengakses pendidikan yang lebih tinggi dan meningkatkan kualitas hidupnya. 

 


Wilmar Group Beri Peluang Karier bagi Warga Lokal Batu Bara

PT Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung, Wilmar Group terus berkomitmen menggandeng warga lokal dalam operasionalnya di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Hingga saat ini, sebagian besar dari karyawan perusahaan berasal dari masyarakat setempat. (Istimewa)

Sebelumnya, PT Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung, Wilmar Group terus berkomitmen menggandeng warga lokal dalam operasionalnya di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Hingga saat ini, sebagian besar dari karyawan perusahaan berasal dari masyarakat setempat. 

Pimpinan PT MNA Kuala Tanjung Eddy Kho menjelaskan, penyerapan warga lokal merupakan komitmen perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya di Batubara. Hal itu dimaksudkan agar penanaman modal di wilayah tersebut memberikan dampak positif, sehingga perusahaan dan masyarakat dapat sama-sama berkembang.

Penyerapan warga lokal juga memberikan dampak positif, sehingga pihaknya terus berkomitmen mengembangkan sumber daya manusia (SDM) setempat.   

"Masyarakat lokal adalah salah satu bagian utama dari operasional perusahaan. Kami harus berkembang bersama agar perusahaan dapat naik peringkat," kata Eddy Kho dalam keterangan resminya. 

Menurut dia, warga lokal telah mengisi semua level dan posisi di perusahaan. Mereka telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap perusahaan. Selain berkembang bersama, SDM asal Batu Bara juga telah banyak menjadi pemimpin di berbagai unit usaha Wilmar di Indonesia dan luar negeri.  

Langkah tersebut sesuai dengan tujuan pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan kepada tenaga kerja daerah untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan keterampilan, kemampuan, minat dan bakat yang dimilikinya. Selain itu, penyerapan tenaga lokal juga bertujuan menciptakan iklim usaha yang kondusif melakui harmonisasi  hubungan masyarakat sekitar dan perusahaan, serta mencerminkan iklim investasi yang kondusif  dalam menarik lebih banyak investor.

 


Warga Lokal

PT Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung, Wilmar Group terus berkomitmen menggandeng warga lokal dalam operasionalnya di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Hingga saat ini, sebagian besar dari karyawan perusahaan berasal dari masyarakat setempat. (Istimewa)

Cost Control PT MNA Kuala Tanjung Jiki Supristyo adalah salah satu contoh warga lokal yang telah mengabdi di Wilmar Group selama hampir 25 tahun.

Pria yang berdomisili di Desa Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara itu merasa bersukur karena diberikan kesempatan berkarya, sehingga dapat mengasah skill dan mendapatkan rejeki untuk keluarganya. Selama bekerja, dia mengaku telah mendapat kesempatan mengembangkan diri sehingga mampu menjadi seorang profesional. 

"Kami berharap PT MNA dapat berkembang menjadi perusahaan kelas dunia, sehingga kami dapat ikut berkembang bersamanya," ujar Jiki. 

Senada, karyawan Quality Control PT MNA Muhammad Nur adalah warga asli Desa Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara yang telah menjadi karyawan perusahaan sejak 2020.  Dia merasa bersukur karena mendapat kesempatan untuk berkembang di perusahaan. "Harapannya, karyawan diberikan kesempatan yang lebih besar," ujar Muhammad Nur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya