Liputan6.com, Jakarta - Usai empat bulan, Tarmizi pemuda 29 tahun telah mewujudkan impian yang awalnya mustahil menjadi kenyataan. Mengenakan kaos hitam pendek dipadu dengan celana panjang serasi, Ia siap menyambut setiap pengunjung outlet ritel busana kalangan atas di bilangan Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Siapa sangka, seorang pemuda penyandang disabilitas wicara tersebut membuktikan dirinya mampu mengerjakan yang dikerjakan orang pada umumnya, yaitu sebagai seorang pelayan toko.
Advertisement
Untuk bisa berada di tempat tersebut bagi Tarmizi merupakan sebuah perjalanan yang panjang, terjal serta cukup melelahkan juga berliku.
Sebelumnya, ia harus menjalani pelatihan selama 6 bulan di Sentra Mulya di Jakarta. Lalu mengikuti serangkaian tes untuk menembus dunia yang jarang dilakoni oleh orang-orang dengan keterbatasan seperti dirinya.
Ada pepatah menyatakan bahwa ‘usaha tidak mengkhianati hasil’. Itulah yang dirasakan Tarmizi di mana ia menerima gaji Rp 5,2 juta per bulan.
Kini ia menyatakan siap untuk digraduasi dari program bantuan sosial yang diterima sebelumnya. Hari-harinya yang menjanjikan pun telah tiba.
“Terima kasih Menteri Sosial. Saya siap untuk digraduasi,” ucap Tarmizi dengan bahasa isyarat, Rabu (17/7/2024).
Manajer Toko Mango, Rizky Gandanegara mengaku cukup puas dengan kinerja Tarmizi selama 4 bulan terakhir karena menunjukkan semangat yang tinggi dan tidak kalah dengan rekan kerja yang lainnya.
“Selama kerja, ia menunjukkan kinerja yang baik dan bersemangat tak kalah dari rekan-rekannya. Walau dengan segala keterbatasan, ” katanya.
Pelatihan Fotografi dan Desain Grafis untuk Penyandang Disabilitas
Dalam rangka meningkatkan kapabilitas serta keterampilan kerja bagi penyandang disabilitas, Kementerian Sosial menggandeng Tata Rupa, Tab Space, dan Kerjabilitas menggelar pelatihan fotografi, desain grafis, dan career assessment pada tanggal 13 sampai 15 Juni 2024 di Sentra Mulya Jaya, Jakarta.
Kegiatan yang dihasilkan dari kerja sama antara Kemensos dengan tiga lembaga yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas penyandang disabilitas juga bertujuan untuk memberikan masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang mengalami kondisi rungu wicara.
Fasilitator Kerjabilitas, Tetti menyebut bahwa dalam kegiatan itu, pihaknya ingin membongkar bahwa stigma karier disabilitas bukan hanya tukang pijat atau laundry semata.
"Di sinilah kami ingin tunjukkan bahwa ada peluang disabilitas bisa bekerja di tempat yang besar dan latihan ini merupakan cara untuk membawa mereka keluar dari kebiasaan ini, menunjukkan banyak profesi di luar sana yang bisa mereka jalani," sebutnya.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Tari (14) mengungkapkan bahwa dirinya merasa senang sekaligus antusias mengikuti pelatihan dari Kemensos tersebut.
“Saya senang sekali dapat ilmu yang bermanfaat dan semoga bisa bermanfaat untuk saya dan teman-teman disabilitas agar kami lebih kreatif dalam mendesain dan segera memperoleh pekerjaan," ungkapnya melalui penerjemah bahasa isyarat.
Sebagai informasi, pelatihan tersebut diikuti oleh 34 peserta yang merupakan penyandang disabilitas rungu wicara dari tiga sentra, yaitu Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi, Sentra Mulya Jaya Jakarta, dan Sentra Handayani Jakarta.
Advertisement