Jakarta Jadi Kota Paling Berbahaya ke-3 di Asia Tenggara untuk Dikunjungi Wisatawan Menurut Forbes

Menurut studi Forbes Advisor, Jakarta berada di peringkat ke-11 kota paling tidak aman secara global dan menempati posisi ke-3 sebagai kota paling tidak aman di Asia Tenggara.

oleh Asnida Riani diperbarui 19 Jul 2024, 19:01 WIB
Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta, dengan segala dinamikanya, menjelma sebagai salah satu destinasi wisata populer di dunia. Namun, ketenarannya tidak selalu berbanding lurus dengan citra positif, karena menurut Forbes, kota yang dulunya bernama Batavia ini jadi salah satu kota paling berbahaya untuk dikunjungi turis.

Melansir World of Buzz, Jumat, 19 Juli 2024. ranking ini merujuk pada studi komprehensif terbaru oleh Forbes Advisor mengenai asuransi perjalanan bagi warga negara Amerika. Publikasi tersebut juga memberi peringkat kota-kota paling berisiko dan paling tidak berisiko untuk dikunjungi wisatawan.

Studi ini memeringkat 60 kota secara global berdasarkan tujuh metrik, meski hanya lima metrik yang disebutkan. Kelimanya, yakni:

  1. Risiko kejahatan.
  2. Risiko keamanan pribadi, termasuk kejahatan, kekerasan, ancaman teroris, bencana alam, dan kerentanan ekonomi.
  3. Risiko keamanan kesehatan yang merujuk pada tingkat dan kualitas layanan kesehatan dan infrastruktur di suatu kota.
  4. Risiko keamanan infrastruktur, yaitu ketersediaan dan kualitas infrastruktur kota, serta kerentanannya terhadap bencana alam dan kesalahan manusia.
  5. Risiko keamanan digital. Ini berarti kemampuan warga negara untuk menggunakan internet secara bebas tanpa takut akan pelanggaran privasi, pencurian identitas, dan serangan online.

Berdasarkan indikator-indikator tersebut, Jakarta berada di peringkat ke-11 kota paling tidak aman secara global dan menempati posisi ke-3 sebagai kota paling tidak aman di Asia Tenggara. Skornya dicatat total 81,98 dari 100, dengan risiko kejahatan (24), risiko keamanan pribadi (9), risiko keamanan kesehatan (15), risiko keamanan infrastruktur (21), dan risiko keamanan digital (3).


Daftar Kota di Asia Tenggara

Sejumlah wisatawan asing terlihat mengunjungi Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (14/5/2015). Jumlah pengunjung mengalami peningkatan tinggi bertepatan libur kenaikan Isa Almasih. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di Asia Tenggara, Yangon, Myanmar jadi negara paling tidak aman untuk turis, disusul Manila, Filipina. Sementara itu, Singapura jadi wilayah teraman bagi turis di wilayah ini. Berikut daftarnya secara lengkap.

  1. Yangon, Myanmar (peringkat ke-3 global)
  2. Manila, Phillippines (peringkat ke-5 global)
  3. Jakarta, Indonesia (peringkat ke-11 global)
  4. Ho Chi Minh City, Vietnam (peringkat ke-20 global)
  5. Kuala Lumpur, Malaysia (peringkat ke-29 global)
  6. Bangkok, Thailand (peringkat ke-30 global)
  7. Singapura (posisi buncit secara global)

Secara global, kota paling berisiko bagi wisatawan adalah Caracas, Venezuela, yang mencatat skor 100 dari 100. Risiko keamanan kesehatan disebut tertinggi, mencerminkan rendahnya tingkat dan kualitas layanan kesehatan dan infrastruktur.

Kemudian, risiko kejahatan tertinggi, peringkat keselamatan perjalanan terburuk, serta risiko keamanan infrastruktur tertinggi kedua, mencerminkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur kota. Tidak ketinggalan, kota ini mencatat risiko keamanan digital tertinggi kedua.

Kota paling tidak aman kedua adalah Karachi, Pakistan. Skornya, yakni 93,12 dari 100. Risiko keamanan pribadinya dinilai tertinggi, sementara keselamatan perjalanan dicatat terburuk kedua.


Kota-Kota Paling Aman untuk Wisatawan

Bahkan sebelum kudeta militer pada tahun 2021, jaringan listrik Myanmar yang sudah tua dan berderit kesulitan untuk membuat kipas angin tetap berputar dan AC berdengung selama musim panas. (Sai Aung MAIN / AFP)

Risiko keamanan infrastruktur Karachi tertinggi keempat, mencerminkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur kota. Di peringkat kota paling tidak aman ketiga secara global, yaitu Yangon, Myanmar, dengan skor 91,67 dari 100.

Kota ini mencatat risiko keamanan digital tertinggi, risiko keamanan pribadi tertinggi ketiga, serta risiko keamanan kesehatan tertinggi ketiga. Di sisi lain, Singapura jadi kota teraman untuk wisatawan dengan skor 0 dari 100.

Wilayah ini dinilai memiliki keselamatan perjalanan terbaik, risiko bencana alam terendah, risiko keamanan kesehatan terendah kedua, risiko keamanan infrastruktur terendah kedua, serta risiko keamanan digital terendah kedua. Peringkat selanjutnya masih dihuni kota di Asia, yakni Tokyo, dengan skor 10,72 dari 100.

Ibu Kota Jepang dicatat memiliki risiko keamanan kesehatan terendah, peringkat keselamatan perjalanan terbaik, serta risiko keamanan infrastruktur terendah kelima. Peringkat ke-3 kota paling aman untuk wisatawan ditempati Toronto, Kanada, dengan skor 13,6 dari 100. Kota ini punya peringkat keselamatan perjalanan terbaik, serta risiko keamanan kesehatan terendah ke-7.


Kritik Wisata di Jakarta

Suasana saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini dipengaruhi oleh kemunculan bibit siklon tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Awal tahun ini, jagat maya sempat gonjang-ganjing karena warganet Indonesia mengamuk usai mendapati seorang turis Malaysia menumpahkan kekecewaannya setelah liburan ke Jakarta. Saking tidak puas, ia bahkan sampai memberi skor 0/10 untuk Ibu Kota.

Menanggapi itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa kita harus menghargai setiap masukan. "Kita jangan bawa perasaan. Jangan baper," katanya saat weekly press briefing secara hybrid, 13 Maret 2024. 

"Ini dijadikan kritik membangun dan konstruktif." "Ini kesempatan kita untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pariwisata kita," imbuhnya. 

Menurut Menparekraf, penting sekali untuk menjaga keramahan, karena Malaysia berada di urutan pertama negara penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak ke Indonesia. "Kita harus jadi bangsa yang ramah terhadap kritik, dan berusaha jadi yang terbaik," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Lebih lanjut, Sandi mengatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan semua pihak guna memastikan Indonesia adalah tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para wisatawan. Ia berbagi, "Kami akan yakinkan bahwa ini mungkin satu review yang sangat berbeda dengan masukan wisatawan Malaysia secara keseluruhan."

Infografis Wisata Museum di 5 Wilayah DKI Jakarta.  (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya