Liputan6.com, Jakarta Konflik yang tak berkesudahan membawa Gaza pada krisis kesehatan baru yakni polio. Pada Kamis, 18 Juli 2024 Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan temuan virus polio dalam limbah.
Menurut pernyataan kementerian, pengujian sampel limbah, yang dilakukan berkoordinasi dengan UNICEF, mengonfirmasi adanya virus polio.
Advertisement
Pernyataan tersebut menekankan bahwa keberadaan virus polio dalam limbah terjadi akibat kerusakan infrastruktur. Limbah ini mengalir melalui daerah-daerah yang menjadi tempat pengungsian dan zona pemukiman.
Situasi ini diperparah dengan kepadatan penduduk yang parah, pasokan air yang langka dan terkontaminasi, tumpukan sampah, dan blokade Israel terhadap pasokan kebersihan, seperti mengutip Palestine Chronicle, Jumat (19/7/2024).
Lingkungan memang memiliki peran besar dalam penularan polio. Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prima Yosephine, pengungsian di daerah konflik memiliki risiko tinggi penularan polio.
“Untuk daerah atau lingkungan pengungsian bisa kita bilang lebih berisiko, tapi tergantung sih, tergantung bagaimana daerah pengungsiannya. Tapi umumnya lingkungan pengungsian itu, apalagi di negara konflik itu pasti kan enggak terlalu bagus untuk higienitasnya,” kata Prima kepada Health Liputan6.com dalam temu media daring, Jumat (19/7/2024).
“Nah kalau enggak bagus (sanitasinya) sudah pasti berisiko. Jadi memang sangat tergantung, ada juga daerah pengungsian yang memang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak berisiko. Apalagi kalau orang-orang di situ sudah lengkap imunisasinya,” imbuh Prima.
Ribuan Penduduk Gaza Berisiko Tertular Polio
Khusus pengungsian di daerah konflik, lanjut Prima, yang terbayang adalah kondisi lingkungan yang tidak terlalu bagus.
“Untuk daerah yang konflik, kalau dalam bayangan saya daerah konflik itu pasti tidak terlalu bagus untuk sanitasinya sehingga mereka lebih berisiko.”
Dalam hal ini, Prima menyampaikan risiko polio di pengungsian daerah konflik secara umum. Namun, pernyataan tersebut senada dengan Kementerian Kesehatan Gaza yang juga memperingatkan bahwa deteksi virus dalam limbah membuat ribuan penduduk berisiko tertular polio.
Advertisement
Kata Kementerian Kesehatan Israel
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Kesehatan Israel mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa mereka menemukan komponen virus polio tipe 2 dalam sampel limbah dari Gaza.
Pernyataan kementerian, yang diterbitkan oleh Channel 12, mencatat bahwa hasil sampel tersebut cocok dengan hasil yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Polio merupakan penyakit virus yang sangat menular yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total atau di Indonesia dikenal dengan lumpuh layu.
Menurut WHO, meningkatnya permusuhan yang dilakukan Israel di Gaza telah menyebabkan peningkatan terus-menerus dalam jumlah kematian dan cedera.
Kepadatan penduduk yang parah di tempat penampungan, dan terganggunya sistem kesehatan, air, dan pembuangan limbah, dapat mempercepat penyebaran penyakit menular.
Lindungi Anak dengan Vaksin Polio yang Adekuat
Dalam temu media daring bersama Kementerian Kesehatan RI, Team Leader IVD Unit WHO Country Office dr. Stephen Chacko turut memberi tanggapan.
Menurutnya, polio menular pada anak-anak melalui mulut dan masuk ke pencernaan. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak dengan kotoran yang mengandung virus polio.
“Ini bisa menular kapan saja pada anak-anak kita khususnya dalam situasi perang. Transmisi bisa terjadi lewat makanan dan air. Satu hal yang perlu diingat adalah kita perlu punya alat untuk mencegahnya, melindungi anak-anak dengan vaksin dosis adekuat adalah hal penting,” ujar Stephen.
Advertisement