Liputan6.com, Yogyakarta Sekda DIY, Beny Suharsono bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memimpin panen raya di Bulak Kopen, Nawungan 1, Selopamioro, Bantul bersamaan dengan pencanangan Program Pengembangan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI). Beny memimpin panen raya bawang merah glowing atau akronim dari gede, original, berwawasan lingkungan ini dari inovasi sektor pertanian desa.
“Bawang merah glowing, dengan keunggulannya yang khas, telah menjadi perhatian dalam upaya diversifikasi produk pertanian di daerah kita. Berkat peran serta para petani, yang gigih dan dukungan dari berbagai pihak, hari ini kita bisa ambil bagian dalam panen raya ini,” kata Beny di desa Nawungan Selasa (16/07).
Beny mengatakan dari panen raya bawang merah glowing ini menjadi pelajaran berharga, mengenai pentingnya integrasi kemajuan teknologi keuangan dan sektor pertanian agar membuka peluang akses pasar yang lebih luas. Menurutnya sektor pertanian sangat perlu dukungan literasi keuangan.
Baca Juga
Advertisement
"EKI dapat menjadi salah satu upaya nyata mendorong literasi dimaksud. Sekaligus juga satu lagi upaya, dalam penguatan masyarakat yang lebih inklusif secara keuangan. EKI memberi perhatian khusus kepada level Desa. Harapannya, setiap individu, terutama di tingkat desa, memiliki akses dan pemahaman yang memadai terhadap produk keuangan digital serta manfaatnya," katanya.
Beny mengatakan Desa EKI, bukan hanya memudahkan transaksi harian, tetapi juga memberdayakan masyarakat desa untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Sehingga mampu mengubah wajah pembangunan ekonomi di desa- desa.
“Saya percaya, dengan kombinasi antara inovasi di sektor pertanian dan penerapan literasi keuangan yang baik, kita dapat menciptakan ekosistem yang lebih dinamis dan inklusif bagi masyarakat desa. Melalui upaya ini, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lokal secara keseluruhan,” ujar Beny.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, launching Desa EKI ini berarti bahwa petani pun sudah menggunakan sistem keuangan yang bankable. Mereka melek literasi keuangan, sehingga memudahkan aktivitas bisnis ekonomi para petani termasuk saat panen raya bawang merah glowing ini.
“Nawungan ini adalah salah satu sentral bawang merah Bantul yang sangat bagus. Komoditinya unggulan seperti yang anda lihat. Ini bawangnya bagus sekali lho, istilahnya bawang merah glowing dan ini kalau digoreng enak sekali ,’ jelas Halim.
Halim melihat dengan potensi yang besar yang diiliki Bantull sebagai supplier bawang merah terbesar di DIY sehingga akan meningkatkan kualitas petani. Peningkatan kualitas ini dari sisi budidaya bawang merah maupun sampai pemasarannya juga asuransi tanaman budidayanya.
“Asuransi pertanian sudah kita terapkan di Nawungan, Selopamioro, Imogiri ini. Saya bersyukur para petani bawang merah kita ini sudah semakin sejahtera dan semakin dapat mengadopsi teknologi budidaya maupun sistem pemasaran online. Bahkan ini juga nanti akan kita kembangkan menjadi agrowisata. Jadi aktivitas pertanian dan aktivitas pariwisata nanti bisa berada di sini saling bersanding,” tutupnya.
Kepala Dinas Pertanian Bantul Joko Waluyo menyatakan, luas area pertanian bawang merah di Bantul mencapai hampir 5000 hektar. Satu tahun, untuk di lahan seluas 125 hektar di Imogiri ini akan mengalami 2 kali panen raya.
Ia menjelaskan secara keseluruhan area pertanian bawang merah di Bantul, akan ditanam masing-masing 2 kali pertahun, dan dapat memanen setiap bulan.
“Di Kabupaten Bantul itu setiap bulan ada panenan bawang merah. Di di lahan pasir itu kita bisa tanam empat sampai enam kali pertahun, sedang di sawah kita tanam dua kali sampai tiga kali,” tutup Joko saat panen raya bawang merah glowing.