Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,45 persen pada 15-19 Juli 2024. Analis menilai, koreksi IHSG didorong sentimen global.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (20/7/2024), IHSG turun 0,45 persen ke posisi 7.294,49 dari pekan lalu di posisi 7.327,58 pada penutupan pekan lalu. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 0,96 persen ke posisi Rp 12.358 triliun. Pekan lalu, kapitalisasi pasar tercatat Rp 12.478 triliun.
Advertisement
Rata-rata volume transaksi harian merosot 5 persen menjadi 16,48 miliar saham dari 17,41 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selanjutnya rata-rata nilai transaksi harian tersungkur 8,23 persen menjadi Rp 9,6 triliun dari Rp 10,46 triliun pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 754,87 miliar selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 2,78 triliun.
Kinerja sektor saham juga beragam selama sepekan. Sektor saham energi naik 1,71 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,45 persen, sektor saham konsumer siklikal menguat 1,35 persen dan sektor saham transportasi bertambah 1,42 persen.
Selanjutnya sektor saham basic materials merosot 1,58 persen, sektor saham industri turun 0,01 persen, sektor saham perawatan kesehatan terpangkas 0,22 persen. Selain itu, sektor saham keuangan susut 0,03 persen, sektor saham properti melemah 0,60 persen, sektor saham teknologi susut 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 1,16 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 0,45 persen cukup wajar setelah empat minggu berturut-turut, IHSG mencatat penguatan signifikan. Herditya mengatakan, ada sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG terutama sentimen global.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Pertama, perlambatan ekonomi di mana awal pekan lalu, tercatat produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal II 2024 sebesar 4,7 persen YoY dari kuartal I 2024 sebesar 5,3 persen YoY.
Kedua, meningkatnya ekspektasi investor terhadap rencana pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pada September 2024 setelah pidato the Fed yang menunjukkan pertanda dovish.
Dari data konsensus juga menunjukkan ada peningkatan probabilitas menjadi 91,7 persen untuk memangkas suku bunga 5-5,25 persen. “Ketiga, dari domestik Bank Indonesia masih menahan suku bunga acuan 6,25 persen. Keempat, nilai tukar rupiah masih menunjukkan pelemahan,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya mengatakan, pekan depan, investor akan mencermati beberapa rilis dtaa antara lain suku bunga China. Di mana diperkirakan suku bunga masih akan ditahan pada level 3,45 persen. Kemudian pergerakan nilai tukar rupiah yang masih tertekan. Selanjutnya harga komoditas terutama komoditas energi antara lain minyak mentah dan batu bara. "Untuk area support IHSG berada di 7.149 dan resistance 7.354,” ujar dia.
Selain itu, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2024 adalah 92 emisi dari 60 emiten senilai Rp77,28 triliun. Dengan pencatatan dua obligasi, satu sukuk, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 603 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp487,72 triliun dan USD54,758 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp6.049,24 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 10 emisi EBA dengan nilai Rp2,93 triliun.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 8-12 Juli 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 8-12 Juli 2024. Analis menilai penguatan IHSG didorong sentimen rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan China serta the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/7/2024), IHSG melambung 1,02 persen ke posisi 7.327,59 dari pekan lalu di posisi 7.253,37. Kapitalisasi pasar bursa menguat 0,37 persen menjadi Rp 12.478 triliun dari pekan lalu Rp 12.431 triliun.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian menguat 11,97 persen menjadi 17,41 miliar saham dari pekan lalu 15,55 miliar saham. Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan meningkat 15,29 persen menjadi 1,09 juta kali transaksi dari 947 ribu kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian merosot 1,78 persen menjadi Rp 10,46 triliun dari Rp 10,65 triliun pada penutupan pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi beli saham Rp 1,24 triliun pada Jumat, 12 Juli 2024. Selama sepekan, investor asing membeli saham Rp 1,55 triliun.
Sektor Saham
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham energy turun 1,49 persen, sektor saham basic materials merosot 0,53 persen. Sementara itu, sektor saham industri melonjak 3,32 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 2,03 persen dan sektor saham siklikal naik 1,26 persen.
Selanjutnya sektor saham perawatan kesehatan menguat 0,26 persen, sektor saham keuangan melesat 1,89 persen. Kemudian sektor saham properti dan real estate bertambah 7,25 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham teknologi naik 0,48 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 4,13 persen dan sektor saham transportasi dan logistic menguat 2,84 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan ini IHSG bergerak menguat 1,02% dan masih disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian.
"Selama sepekan ini, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh rilis data inflasi China dan AS dan sikap dovish The Fed yang diperkirakan akan cenderung melunak untuk suku bunganya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement