Liputan6.com, Cilacap - Kiai nyentrik asal Kota Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha membocorkan cara agar menjadi ayah idaman bagi putra putrinya.
Sejatinya menjadi ayah idaman menurut murid Mbah Moen ini tidaklah sulit. Cukup dengan menghadirkan suasana spesial dengan anak-anaknya.
Baca Juga
Advertisement
Memang menjadi ayah idaman bagi anak-anaknya atau keluarga merupakan sebuah kebanggaan yang tidak semua orang mendapatkan anugerah besar ini.
Lantas bagaimana membangun suasana spesial dalam keluarga ala Gus Baha sehingga menjadikan kita sebagai sosok ayah idaman bagi anak-anak kita?
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Agar Selalu menjadi Ayah Idaman
Gus Baha mengisahkan pengalaman pribadinya tatkala bersama anak-anaknya, termasuk juga istrinya. Menurutnya jikalau anda menginginkan selalu menjadi ayah idaman bagi anak-anaknya, maka hal pertama yang harus dilakukan ialah menanamkan kepada anak dbahwa pertemuan dengannya begitu spesial.
Untuk membanguan suasana spesial dalam keluarga, sesungguhnya tidak sulit. Gus Baha membeberkan caranya bahwa dengan cara menginsafi bahwa boleh jadi pertemuan dengannya boleh jadi yang terakhir kalinya. Sebab tidak mengetahui kapan dirinya meninggal dunia.
“Kalau manfaat bagi keluarga begini ya, saya merasakan, ini tanya anak saya, anak saya itu baru tamat Aliyah kemarin, yang satu barusan mondok di Sarang, itu kalau saya bilang ke anak begini, kamu ketemu saya harus spesial, bisa saja bapak besok meninggal, jadi semua hari itu spesial,” kenangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Sabtu (20/07/2024).
“Karena jangan-jangan ini kenangan terakhir,” sambungnya.
Advertisement
Berkaca dari Cara Nabi Mengajari Sholat Khusyuk
Rupanya cara yang dilakukan Gus Baha ini bukan tanpa dasar. Beliau mengambil pelajaran dari cara Rasulullah SAW agar seseorang bisa sholat dengan khusyuk.
Menurut Rasulullah agar orang bisa khusyuk dalam sholat dengan cara menyadarkan bahwa boleh jadi sholat yang ia lakukan itu yang terakhir kali baginya.
Dengan menumbuhkan kesadaran semacam itu, maka sholat bukan lagi sebagai kewajiban, namun sebagai sesuatu yang sangat spesial yang dibutuhkan bagi dirinya untuk bekal di hari kemudian.
“Nabi itu kalau ngajari orang itu supaya sholat khusyu itu sholatlah kamu seakan-akan itu sholat terakhir kamu,” terangnya.
“Wah itu mesti serius, kamu ketemu istri seakan-akan terakhir pertemuan, kaya mau pergi ke New Zealand atau ke Amerika saja, malam itu spesial karena besok istri mau pergi,” tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul