Inggris Berencana Kembali Beri Bantuan untuk Badan Pengungsi Palestina UNRWA

Langkah tersebut merupakan perubahan besar pertama dalam pendekatan Inggris terhadap konflik Israel-Palestina.

oleh Tim Global diperbarui 21 Jul 2024, 10:04 WIB
Seorang pekerja PBB menyiapkan bantuan untuk didistribusikan kepada warga Palestina di gudang UNRWA di Deir Al-Balah, Jalur Gaza, pada 23 Oktober 2023. (AP)

Liputan6.com, London - Pemerintahan Partai Buruh baru Inggris mengumumkan pada Jumat (19/7/2024) bahwa mereka akan melanjutkan pendanaan untuk badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA.

Langkah tersebut merupakan perubahan besar pertama dalam pendekatan mereka terhadap konflik Israel-Palestina setelah memenangkan kekuasaan awal bulan ini, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (21/7).

Inggris adalah salah satu dari beberapa negara yang menghentikan pendanaan mereka untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) setelah Israel menuduh beberapa staf badan tersebut terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan kepada parlemen bahwa ia diyakinkan bahwa badan tersebut memiliki "standar netralitas tertinggi," termasuk meningkatkan pemeriksaan. UNRWA sendiri bertugas untuk menyediakan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kepada jutaan warga Palestina.

Lammy menyebut bahwa UNRWA adalah tulang punggung operasi bantuan di Gaza yang memasok makan sekitar setengah dari populasi wilayah tersebut. Pemerintah akan menyediakan dana baru sebesar 21 juta pound ($27 juta) untuk badan tersebut.

Lammy mengatakan malnutrisi di Gaza sekarang sangat parah sehingga para ibu tidak dapat memproduksi ASI untuk anak-anak mereka. Tingkat diare 40 kali lipat dari angka normal dan polio telah terdeteksi.

"Bantuan kemanusiaan adalah kebutuhan moral dalam menghadapi bencana seperti ini, dan lembaga bantuanlah yang memastikan dukungan Inggris menjangkau warga sipil di lapangan," katanya. "UNRWA sangat penting dalam upaya ini. Tidak ada lembaga lain yang dapat menyalurkan bantuan sebesar yang dibutuhkan."

 


Perubahan Kebijakan

Ilustrasi bendera Inggris. (dok. Unsplash.com/Simon Lucas @simonlucas)

Perubahan kebijakan pemerintah terjadi setelah kemenangan besar Partai Buruh dalam pemilu dirusak oleh hilangnya lima kursi dari kandidat independen pro-Palestina.

Partai Buruh menghadapi kritik setelah awalnya terlihat menerima taktik Israel di Gaza, termasuk memutus pasokan air dan listrik, dan secara bertahap mengubah posisi partai tersebut ke arah mendukung gencatan senjata segera.

Israel menuduh UNRWA bersekongkol dengan Hamas, dan mengatakan bahwa kelompok Islam militan itu tertanam dalam infrastruktur badan PBB tersebut.


Sejumlah Negara Sudah Kembali Beri Pendanaan ke UNRWA

Seorang anak mengambil makanan dari dasar panci di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza utara pada 17 Juni 2024. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Sebuah kajian, yang dipimpin oleh mantan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, yang diterbitkan pada April mengatakan Israel tidak memberikan bukti atas tuduhannya bahwa ratusan stafnya adalah anggota kelompok militan.

Negara-negara lain termasuk Jepang, Jerman, Italia, Australia dan Kanada telah melanjutkan pendanaan untuk badan tersebut.

Pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu David Cameron mengatakan dia menginginkan “jaminan mutlak” bahwa UNRWA tidak akan mempekerjakan staf yang bersedia menyerang Israel.

Cameron digantikan oleh Lammy sebagai menteri luar negeri setelah Partai Buruh menang telak dalam pemilu 4 Juli.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya