Meneropong Prospek Saham Teknologi pada Semester II 2024

Analis Mirae Asset, Christopher Rusli menilai dua emiten teknologi di pasar modal ini menunjukkan komitmen kepada pemegang saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jul 2024, 17:00 WIB
Emiten sektor teknologi menarik dicermati, mengingat sektor ini cukup sensitif terhadap kebijakan suku bunga. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten sektor teknologi menarik dicermati, mengingat sektor ini cukup sensitif terhadap kebijakan suku bunga. Seiring meningkatnya biaya pendanaan, investor kini memprioritaskan fokus terhadap profitabilitas perusahaan.

Di dalam negeri, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah menyatakan minatnya untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Aksi tersebut tampaknya dilakukan untuk memberikan kepercayaan bagi investor mengenai kelangsungan usaha perusahaan.

GOTO telah menerima persetujuan untuk melakukan penyertaan senilai USD 200 juta atau Rp 3,2 triliun. Di sisi lain, BUKA sudah menyatakan minatnya untuk melakukan buyback, tetapi saat ini masih berdiskusi dengan manajemen dan pemangku kepentingan.

"Kami melihat hal ini sebagai langkah positif ke depan bagi kedua perusahaan karena hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan nilai kepada pemegang saham-nya," ujar Analis Mirae Asset, Christopher Rusli dalam risetnya, dikutip Minggu (21/7/2024).

Dalam catatannya, Christopher menerangkan bahwa GOTO kembali ke mode pertumbuhan sambil mempertahankan profitabilitas. Hasil kinerja GOTO pada kuartal I 2024 beragam, dengan peningkatan GTV sebesar 20% YoY tetapi EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) tercatat negatif sebesar Rp 102 miliar. Meski begitu, perusahaan tetap optimis untuk mencapai EBITDA positif yang disesuaikan pada 2024.

"Kami mengantisipasi 2Q24 mungkin lebih lemah karena libur Lebaran dan berkurangnya daya beli. Kami juga memperkirakan segmen GTF akan tetap tumbuh namun tidak dengan kecepatan yang sama seperti pada kuartal I 2024 terutama karena faktor musiman yang berdampak pada pertumbuhan saldo pinjaman yang lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya," jelas Christopher.

Sementara, BUKA terus mencatatkan pertumbuhan profitabilitas BUKA tercatat terus meningkat. Hasil kinerja BUKA pada kuartal I 2024 melampaui ekspektasi, mencapai EBITDA positif yang disesuaikan sebesar Rp 15 miliar. Perusahaan terus menargetkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 200 miliar pada akhir tahun 2024, didorong oleh peningkatan margin kontribusi.

 

 

 


Sentimen Positif

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Pada kuartal II 2024, kami mengantisipasi BUKA akan menunjukkan hasil yang baik, didorong oleh pertumbuhan kecil dalam operasi O2O dan vertikal khusus dengan tingkat penerimaan yang tinggi, seperti Itemku," ungkap Christopher.

Saat ini, BUKA diperdagangkan pada EV negatif karena cadangan kas yang besar dan tidak adanya hutang. Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengantisipasi bahwa peningkatan kinerja yang berkelanjutan akan secara bertahap mengubah EV menjadi positif, yang dapat berdampak positif pada nilai saham.

"Secara keseluruhan, kami melihat GOTO dan BUKA secara konsisten mengalami peningkatan kinerja. Kami percaya bahwa sentimen positif terhadap sektor teknologi diperlukan untuk mendorong kenaikan harga saham dan kami memperkirakan potensi penurunan suku bunga di semester II 2024 akan menjadi katalis utama untuk perbaikan sentimen," tutur Christopher.

Oleh karena itu, lanjut Christopher, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan peringkat netral untuk sektor ini hingga terjadi perubahan lebih lanjut. Mirae Asset Sekuritas memiliki rekomendasi BUY untuk GOTO dan BUKA dengan TP masing-masing Rp 80 per saham dan Rp 160 per saham.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Kinerja IHSG pada 15-19 Juli 2024

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,45 persen pada 15-19 Juli 2024. Analis menilai, koreksi IHSG didorong sentimen global.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (20/7/2024), IHSG turun 0,45 persen ke posisi 7.294,49 dari pekan lalu di posisi 7.327,58 pada penutupan pekan lalu. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 0,96 persen ke posisi Rp 12.358 triliun. Pekan lalu, kapitalisasi pasar tercatat Rp 12.478 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian merosot 5 persen menjadi 16,48 miliar saham dari 17,41 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selanjutnya rata-rata nilai transaksi harian tersungkur 8,23 persen menjadi Rp 9,6 triliun dari Rp 10,46 triliun pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 754,87 miliar selama sepekan. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 2,78 triliun.

Kinerja sektor saham juga beragam selama sepekan. Sektor saham energi naik 1,71 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 0,45 persen, sektor saham konsumer siklikal menguat 1,35 persen dan sektor saham transportasi bertambah 1,42 persen.

Selanjutnya sektor saham basic materials merosot 1,58 persen, sektor saham industri turun 0,01 persen, sektor saham perawatan kesehatan terpangkas 0,22 persen. Selain itu, sektor saham keuangan susut 0,03 persen, sektor saham properti melemah 0,60 persen, sektor saham teknologi susut 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 1,16 persen.


Kinerja IHSG pada 8-12 Juli 2024

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 8-12 Juli 2024. Analis menilai penguatan IHSG didorong sentimen rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan China serta the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (13/7/2024), IHSG melambung 1,02 persen ke posisi 7.327,59 dari pekan lalu di posisi 7.253,37. Kapitalisasi pasar bursa menguat 0,37 persen menjadi Rp 12.478 triliun dari pekan lalu Rp 12.431 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian menguat 11,97 persen menjadi 17,41 miliar saham dari pekan lalu 15,55 miliar saham. Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan meningkat 15,29 persen menjadi 1,09 juta kali transaksi dari 947 ribu kali transaksi pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian merosot 1,78 persen menjadi Rp 10,46 triliun dari Rp 10,65 triliun pada penutupan pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi beli saham Rp 1,24 triliun pada Jumat, 12 Juli 2024. Selama sepekan, investor asing membeli saham Rp 1,55 triliun.

Pada pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham energy turun 1,49 persen, sektor saham basic materials merosot 0,53 persen. Sementara itu, sektor saham industri melonjak 3,32 persen, sektor saham konsumer nonsiklikal bertambah 2,03 persen dan sektor saham siklikal naik 1,26 persen.

Selanjutnya sektor saham perawatan kesehatan menguat 0,26 persen, sektor saham keuangan melesat 1,89 persen. Kemudian sektor saham properti dan real estate bertambah 7,25 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham teknologi naik 0,48 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 4,13 persen dan sektor saham transportasi dan logistic menguat 2,84 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya