Cara Cepat Belajar Bahasa Inggris dengan Metode Mind Connecting, Coba Terapkan Tips Ajaib Ini

Salah satu metode yang diklaim oleh Trainer Skill Indonesia Center, Filda Malari cepat bisa bahasa Inggris adalah metode belajar mind connecting. Metode ini melibatkan pikiran bawah sadar serta menggabungkan otak kanan dan kiri untuk mengakselerasi proses belajar.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 22 Jul 2024, 10:25 WIB
Ilustrasi belajar bahasa Inggris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kemampuan berbahasa Inggris sangat dibutuhkan di era sekarang. Piawai dalam bahasa asing akan menunjang pekerjaan, bahkan karier seseorang.

Namun diakui bahwa belajar bahasa Inggris tidak mudah. Meskipun 9 tahun mempelajari bahasa internasional sejak pendidikan dasar, tapi tidak menjamin ia bisa pandai berbahasa Inggris setelah menamatkan pendidikan menengah atas.

Faktanya, banyak yang memilih kursus bahasa Inggris untuk mematangkan kefasihan berbahasa asing setelah lulus sekolah formal. Pantauan Liputan6.com beberapa waktu lalu di sebuah lembaga kursus bahasa di Kampung Inggris Pare, orang yang memiliki semangat belajar bahasa asing tidak hanya kawula muda. 

Ikut kursus bahasa Inggris juga tidak menjamin sepenuhnya seseorang cepat bisa speaking, listening, atau melafalkan sebuah kata dalam bahasa Inggris dengan benar (pronunciation). Metode belajar menjadi salah satu faktor kesuksesan seseorang bisa berbahasa asing.

Salah satu metode yang diklaim oleh Trainer Skill Indonesia Center, Kolonel Laut (P) Filda Malari cepat bisa bahasa Inggris adalah metode belajar mind connecting. Metode ini melibatkan pikiran bawah sadar serta menggabungkan otak kanan dan kiri untuk mengakselerasi proses belajar.

“Tidak perlu belajar dengan teks (teori). Yang perlu digunakan pikiran bawah sadar, unconscious mind. Bukan lagi belajar kaku sesuai grammar,” kata Filda saat memberi pelatihan English for Journalist di The Telkom Hub, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Penyebab Sulit Belajar Bahasa Inggris

Trainer Skill Indonesia Center, Kolonel Laut (P) Filda Malari saat memberi pelatihan English for Journalist di Telkom Hub, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2024) (Foto: Liputan6.com/MHT)

Menurut Filda, ada beberapa penyebab yang membuat belajar bahasa Inggris menjadi sulit. Poin pertama adalah keseringan menghafal kata per kata, sementara praktik berbicaranya minim dilakukan.

Kedua adalah tidak percaya diri. “Selama ini kita takut salah. Penyebab kurang percaya diri adalah minimnya memori kosa kata dan kalimat yang kita miliki,” ujar Filda.

Penyebab lain adalah jarang menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya. Itu terjadi karena tidak ada teman bicara. 

“Guru atau pengajar bahasa yang galak juga bisa menghambat belajar bahasa Inggris seseorang,” katanya. 


Tips Mudah dan Cepat Bahasa Inggris

Sejumlah jurnalis belajar bahasa Inggris dengan metode mind connecting bersama Skill Center Indonesia, Kamis (18/7/2024). (Dok. Istimewa)

Dengan menggunakan metode mind connecting, Filda mengklaim belajar bahasa Inggris jadi mudah dan cepat. Proses pembelajaran dengan metode ini melibatkan imajinasi dan pancaindra. 

Misalnya, kalimat ‘I carry a bag containing a book’ yang artinya ‘saya membawa tas berisi buku’. Nah, kalimat ini dilafalkan sambil memperagakan dengan gerakan sedang membawa tas dan menunjukkan di dalam tas berisi buku.

Itu baru satu kalimat. Bila perlu ditambah dengan kalimat lain yang sering digunakan. Jika menemukan kalimat baru saat nonton film atau mendengar musik, bisa dimasukkan.

“Kalimat-kalimat itu ditulis dalam buku kecil. Dihafalkan dan boleh sambil baca juga. Kalimat itu diulang-ulang setiap hari,” kata Filda.

Untuk tahap pertama bisa dengan 300 kalimat dulu. Jika sudah di luar kepala, tambah lagi dengan ratusan kalimat lainnya. Kalimat-kalimat ini akan membantu melancarkan berbicara dalam bahasa Inggris.

Supaya konsisten belajar dan saling mengoreksi, menurut Filda perlu membuat komunitas yang anggotanya orang-orang mau belajar bahasa Inggris. Komunitas akan lebih baik jika dalam satu profesi, misalnya sesama jurnalis.

“Buku yang berisi kalimat-kalimat bahasa Inggris dan terjemahannya dibuat dalam satu komunitas. Dibaca dan diulang-ulang. Dicek lagi kalau salah bacanya,” ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya