Liputan6.com, Jakarta Anggota Badan Hubungan Legislatif Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), Dede Indra Permana Soediro, menyampaikan pernyataan terkait potensi perdagangan karbon kredit di bursa karbon international.
Mekanisme perdagangan karbon kredit saat ini telah dilakukan oleh negara-negara maju, dengan adanya insentif berbasis pasar bagi pihak yang berhasil melakukan upaya-upaya penurunan karbon. Di bursa karbon dunia pada tahun 2023 mencatat nilai perdagangan hingga USD 480 miliar atau setara Rp 8.000 triliun.
Advertisement
Dede menjelaskan Indonesia mempunyai hutan tropis ketiga terbesar di dunia dengan luas area 125,9 juta hektar mampu menyerap 25 miliar ton emisi karbon.
“Apabila Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat memanfaatkan potensi perdagangan karbon kredit maka bisa dibayangkan berapa besar pemasukan negara melalui pajak dan PNBP," kata Dede dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (21/7/2024).
Dede Indra Permana yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi III DPR RI ini menambahkan, potensi pasar internasional untuk perdagangan karbon kredit ini sangat masif, sayangnya regulasi kita belum memperbolehkan perdagangan karbon kredit di perdagangan internasional.
“Harapan kami akan ada pembahasan terkait regulasi perdagangan karbon kredit untuk pasar internasional sehingga kita tidak tertinggal dari negara-negara maju yang telah lebih dulu memasuki perdagangan kredit karbon ini,” jelasnya.
Tak hanya itu, Dede menegaskan dengan adanya regulasi ini pastinya akan menambah nilai tambah Pemerintah karena konsen dengan isu yang sedang berkembang.
"Potensi karbon kredit kita terlalu besar untuk hanya diperdagangkan dalam bursa karbon dalam negeri. Alangkah baiknya kita mempunyai payung hukum yang lebih kuat terkait perdagangan karbon kredit di perdagangan internasional." pungkasnya.
Perhutani Bisa Cuan dari Perdagangan Karbon, Caranya?
Perum Perhutani dinilai mampu meraup untung di masa depan dari pengelolaan kawasan hutan. Hal ini disebut bisa didapat dari praktik perdagangan karbon.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan bisnis yang dijalani Perhutani merupakan bisnis masa depan. Pasalnya, BUMN ini menjaga dan mengelola kawasan hutan.
"Perhutani ini menarik banget ya, bagi kita ini menarik banget karena ini bisnis yang sebenarnya bisnis masa depan, kalau orang biasanya eksplorasi alam, kalau perhutani ini justru dia menjaga masa depan," ucap Arya di Kantor Perum Perhutani, dikutip Selasa (16/7/2024)."Ini bisnis yang sebenarnya bagi kita bisnis yang paling menggairahkan, kedepan ya bisnis yang benar itu disini," sambungnya.
Bukan tanpa alasan, Arya menyampaikan salah satu ladang keuntungan Perhutani bisa bersumber dari perdagangan karbon. Dia mengatakan, setelah sistem perdagangan karbon di Indonesia semakin solid, Perhutani bisa mengambil keuntungan.
"Apalagi kalau misalnya trading carbon-nya sudah benar, sudah makin praktis semua, semakin rapi semuanya karena kan sampai hari ini harganya masih belum kompetitif. Sementara kita gak bisa jual nih ke luar, jual di dalam gak imbang," ucapnya.
Dilirik Anak Muda
Anak buah Menteri BUMN Erick Thohir ini menyampaikan, ke depannya anak muda semakin berminat seperti bisnis yang dijalankan Perhutani ini. Utamanya melirik pada perdagangan karbon tadi.
"Jadi sebenarnya ini kalau untuk anak muda sebenarnya mengatakan kalau Perhutani ini bakal jadi tempat bisnisnya anak-anak muda ke depan seharusnya, karena menarik urusan trading carbon, menjaga hutan menjaga ini semua ujung-ujungnya adalah bisa dapat bisnis disana," tutur Arya.
Advertisement
Perhutani Suguhkan Produk Masyarakat Hutan
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir punya tujuan untuk memperluas pasar produk-produk UMKM. Termasuk dengan memasarkannya di kantor-kantor BUMN.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, metode pemasaran UMKM binaan perusahaan pelat merah terus berkembang. Misalnya, dengan menghadirkan vending machine yang dinilai lebih efisien. Salah satu yang menjawab tantangan ini adalah Perum Perhutani.
"Pak Erick komit untuk UMKM jadi komitmennya bukan hanya pemasaran dari B2B (business to business) aja bagi UMKM, tapi kita juga bikin di kantor-kantor kita," ujar Arya dalam Peresmian Vending Machine di Kantor Perum Perhutani, Jakarta, Senin (15/7/2024).
Arya menjelaskan, dalam memperluas pasar UMKM itu Kementerian BUMN sudah menhadirkan platofrm Pasar Digital atau PaDi UMKM sebagai sarana pengadaan perusahaan negara. Namun, menurutnya hal itu belum cukup, ihwal banyak produk makanan dan pakaian.
"Pak menteri kita pak Erick Thohir setiap ketemu UMKM pasti minta market, 'tolong bisa jualan kemana', kita kasih PaDi UMKM, B2B, gak cukup karena banyak produknya yang berhubungan dengan makanan dan fashion," kata dia.
"Kami sih berharap semua di kantor BUMN ada vending machine kaya gini, jadi dia punya binaan jualannya disitu, kan bagus bagi UMKM-nya, komitmen nya kita terus konsisten untuk UMKM supaya berkembang bersama-sama," sambung Arya.
Sementara itu, Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro menyampaikan, produk yang ditampilkan di vending machine merupakan karya dari masyarakat desa hutan. Diketahui, ada 57 kawasan hutan di Jawa dan Madura yang dikelola Perhutani.