Ciri-Ciri Sholat Diterima Allah, Perhatikan 4 Tanda Ini

Tanda pertama sholat yang diterima Allah SWT adalah sholat yang dilakukan dengan merendahkan diri. Maksudnya, sholat yang dilakukan dengan khusyuk, menjiwai, takut dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Contohnya seperti Ali bin Abi Thalib yang setiap akan melaksanakan sholat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi. Seseorang pun bertanya pada beliau, "Ada apa dengan Engkau, wahai Amirul Mu'minin?" Ali menjawab, " Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan menghadapi waktu amanah." Beliau melanjutkan, " Sholat adalah suatu amanah Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya karena khawatir akan mengkhianatinya, dan sekarang aku mengembannya."

Tak jauh berbeda dengan Ali, Khalifah Umar bin Khattab yang dikenal sangat gagah berani bahkan ditakuti setan pun senantiasa bercucuran air mata setiap melaksanakan sholat.

Tanda kedua yang menunjukkan diterimanya sholat seseorang adalah apabila sholatnya tersebut mampu menjadi alat kontrol untuk mengendalikan hawa nafsunya. 

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dari kejelekan dan kemungkaran, maka salatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah SWT."

Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda, " Nanti, pada hari kiamat, ada orang yang membawa sholatnya di hadapan Allah SWT. Kemudian sholatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu salat itu dilemparkan ke wajahnya."

Tanda ketiga diterimanya sholat seseorang adalah apabila sholat tersebut menjadi motivasi baginya untuk semakin banyak berzikir mengingat Allah serta menambah amal ibadah lagi dan lagi.

Seperti yang Allah SWT firmankan dalam surah Al-Mulk ayat 2, "Allah akan menguji kamu siapa yang paling baik amalannya."

Kesalehan Sosial

Orang yang sholatnya diterima tidak hanya akan beramal untuk mensalehkan diri sendiri. Namun juga saleh secara sosial. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kepeduliannya pada kondisi orang-orang di sekitarnya. Peduli pada anak yatim, fakir miskin, pada orang-orang yang terkena musibah dan pada orang lain yang membutuhkan pertolongan.

Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dan dekat dengan surga, sedangkan orang yang bakhil atau pelit, jauh dari Allah, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.”