Harga Emas Menguat di Asia Setelah Joe Biden Mundur dari Pilpres AS

Harga emas dan logam lainnya menguat di Asia di tengah sentimen mundurnya Presiden AS Joe Biden dari Pilpres 2024 dan kebijakan suku bunga the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jul 2024, 08:19 WIB
Harga emas menguat seiring pelaku pasar mempertimbangkan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mundur dari pemilihan presiden AS. (AP Photo/Manuel Balce Ceneta)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat seiring pelaku pasar mempertimbangkan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mundur dari pemilihan presiden AS. Hal ini memicu pertanyaan baru mengenai apakah langkah itu akan membantu atau menghalangi peluang Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih.

Mengutip Yahoo Finance, Senin (22/7/2024), emas batangan naik 0,5 persen pada awal sesi perdagangan di Asia. Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD2,408.99 pada pukul 8:12 pagi di Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,2%. Perak, platinum, dan paladium semuanya menguat.

Hal ini didorong oleh minat terhadap aset safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai kampanye pemilihan umum (pemilu) AS yang penuh gejolak. Joe Biden menuturkan akan menjalani masa jabatannya tetapi mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk mengambil tempatnya dalam pencalonan, meski masih harus mendapatkan nominasi resmi dari Partai Demokrat pada konvensi nasional partai itu bulan depan.

Ketika pemilihan umum November semakin cepat, jajak pendapat menunjukkan Donald Trump jelas merupakan kandidat terdepan. Dukungan untuk kandidat Partai Republik tumbuh setelah Donad Trump alami upaya penembakan saat kampanye di Pennsylvania pada 13 Juli 2024.

Di sisi lain, dolar AS melemah saat pembukaan perdagangan pada awal pekan ini sehingga mendorong kenaikan harga emas. Hal ini didorong sentimen pelaku pasar bersandar pada potensi Donald Trump, jika ia memenangkan pemilu akan mendorong melemahnya mata uang AS. Penguatan dolar AS biasanya berdampak negatif bagie mas batangan yang dihargai dalam dolar AS.

 


Respons Pengamat

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Namun, para pengamat memiliki pandangan beragam mengenai potensi kemenangan Donald Trump terhadap logam mulia. Beberapa pasar telah meningkatkan pertaruhan mereka terhadap apa yang disebut “perdagangan Trump” di tengah ekspektasi akan tarif perdagangan yang lebih tinggi.

Selain itu, meningkatnya ketegangan AS-China, dan kebijakan fiskal yang lebih longgar di bawah kepemimpinannya. Hal ini menghasilkan dukungan terhadap dolar AS dan kenaikan imbal hasil treasury – keduanya biasanya menjadi hambatan bagi emas, yang tidak memberikan bunga.

Emas batangan mencapai rekor tertinggi minggu lalu, setelah mendapat dukungan tahun ini karena meningkatnya spekulasi the Federal Reserve (the Fed) akan beralih ke pelonggaran moneter. Suku bunga yang lebih rendah biasanya berdampak positif bagi emas.

 


Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Makin Mahal?

Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Sebelumnya, harga emas menutup pekan ketiga Juli 2024 di kisaran harga USD 2.400 per ounce. Setelah mendapatkan level dukungan pada Jumat lalu, emas mengawali pekan ketiga Juli 2024 dengan kuat dan berhasil mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di atas USD 2.480 per ounce. Lantas bagaimana prediksi harga emas pada pekan terakhir Juli 2024?

Ahli Strategi Senior di Forex.com, James Stanley menjelaskan penurunan harga emas ini masuk akal karena harga terlihat jenuh beli. Dia menambahkan USD 2.500 adalah level psikologis kritis lainnya dan profil risiko-imbalan tidak seimbang.

“Saat ini, kami perlu melihat apakah USD 2.400 akan dipertahankan, dan kami tidak memiliki informasi yang cukup. Jika hal ini dipertahankan, hal ini akan menimbulkan alasan bullish yang kuat untuk emas,” katanya, dikutip dari Kitko, Minggu (21/7/2024). 

Meskipun begitu, Stanley mengatakan pihaknya masih bullish terhadap prospek emas karena pergerakan harganya didukung oleh fundamental yang kuat.

Kemudian, analis komoditas di TD Securities juga melihat potensi penurunan harga dalam waktu dekat karena investor mengambil keuntungan setelah melihat harga tertinggi baru sepanjang masa.

“Kami menegaskan kembali bahwa posisi risiko secara asimetris condong ke sisi bawah untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan,” jelas para analis. 

Analis TD Securities menambahkan, meningkatnya volatilitas aset kemungkinan besar akan berkontribusi terhadap kerugian bagi algo yang mengikuti tren.

 


Investor Cermati Data Ekonomi Fundamental

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Seiring dengan prospek teknis emas, investor juga akan memperhatikan data ekonomi fundamental seiring dengan dirilisnya angka inflasi utama AS pada pekan keempat Juli 2024..

Para analis mencatat emas saat ini memiliki korelasi yang kuat dengan ekspektasi suku bunga. Reli emas ke level tertinggi baru sepanjang masa bertepatan dengan ekspektasi Federal Reserve (The Fed) akan memulai siklus pelonggarannya pada September.

Menurut FedWatch Tool CME, pasar melihat peluang penurunan suku bunga lebih dari 90% pada akhir musim panas. Selain itu, Investor harus menunggu hingga Jumat untuk melihat Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi inti pada Juni. 

Bulan lalu, alat pengukur inflasi pilihan Federal Reserve menunjukkan inflasi meningkat sebesar 2,6%. Bersamaan dengan data inflasi utama, pasar juga akan melihat Produk Domestik Bruto kuartal kedua.

Dalam aktivitas bank sentral, Bank of Canada akan membuat keputusan kebijakan moneternya pada hari Rabu. Menurut para ekonom, data inflasi yang lebih lemah memberikan ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunganya. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya