Liputan6.com, Yogyakarta - Nasywa Aliyah Syafira (Teknologi Pendidikan), Khuswatun Hasanah (Kimia), Indah Sulistyaningrum (Administrasi Perkantoran) dan Iffrian Ciptaning Muffia Tejafals (Akuntansi) mahasiswa UNY berkreasi membuat CassaScrub atau lulur sehat dari limbah kulit kopi. Menurut Nasywa alasan menggunakan limbah kulit kopi (Cascara) sebagai bahan dasar lulur alami karena kulit kopi yang mengandung tanin sebagai antibakteri, kafein untuk mengurangi stretch, dan senyawa polifenol (antioksidan) yang sangat bagus bagi kesehatan kulit, mengangkat kotoran dan sel kulit mati.
“Berdasarkan penelitian, jumlah kadar antosianin paling tinggi pada kulit buah kopi robusta yaitu sebesar 15,74 mg/L lebih tinggi daripada kulit buah kopi arabika dengan kadar antosianin tertinggi sebesar 12,48 mg/L,” ujar Nasywa, Rabu 3 Juli 2024.
Menurut Nasywa, kandungan yang ada dalam kulit kopi ini berpotensi dapat membantu proses pencerahan kulit dengan cara mengangkat sel kulit mati. Produk ini memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri karena terbuat dari bahan alami berupa limbah kulit kopi sebagai bahan utamanya.
Baca Juga
Advertisement
"Disertai beras putih sebagai scrub lembut di kulit sehingga aman untuk digunakan."
Indah Sulistyaningrum mengatakan selama ini pemanfaatan kulit kopi hanya sebatas diolah menjadi produk pakan ternak atau kompos tanaman dan sangat jarang memanfaatkannya menjadi produk kecantikan. Padahal, menurutnya kandungan yang ada di dalam kulit kopi sangat bagus bagi kesehatan kulit dan membantu menyamarkan stretch mark.
“Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi memiliki banyak limbah kulit kopi yang tak termanfaatkan,” katanya.
CassaScrub dari limbah kulit kopi ini melalui supply channel, belum tersedia di pasaran dan harganya terjangkau bagi kalangan menengah kebawah. Khuswatun Hasanah menjelaskan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat CassaScrub adalah kulit kopi, nipagin, etanol, aquades, gliserin, minyak esensial vanilla, VCO, vitamin c, propilen glikol, beras putih, TEA (triethanolamine), vaseline, setil alkohol, asam stearat, kemasan tube, kardus kemasan dan label kemasan.
“Cara membuatnya dibagi menjadi dua tahap yaitu ekstraksi kulit kopi dan pembuatan scrubnya,” papar Khuswatun Hasanah.
Pembuatan ekstrak kulit kopi dengan cara maserasi. Untuk membuat ekstrak kulit kopi diperlukan 200gram kulit kopi kering yang sudah dihaluskan kemudian dimaserasi dengan 1 liter etanol 96% dalam stoples.
"Proses maserasi dilakukan selama 3 hari dengan pengadukan setiap 24 jam."
Ia melanjutkan untuk membuat CassaScrub, ekstrak kulit kopi, Nipagin, TEA dan aquades distiller hingga homogen. Minyak asam stearat, VCO, vaseline, setil alkohol dan propilen diaduk lalu dileburkan dengan kompor pemanas sampai larut.
"Lalu semuanya dipanaskan dengan suhu 70 derajat Celsius dan diaduk sehingga terbentuk cream scrub."
Dalam membuat produk ini Iffrian Ciptaning Muffia Tejafals mengatakan mengutamakan higienitas seperti dalam pengemasan.Pertama, menggunakan pelindung tubuh sesuai dengan SOP, menyiapkan kemasan tube dan kardus luar yang sudah berlabel.
"Ambil adonan scrub yang sudah lolos tahap pengujian di dalam ruang penyimpanan suhu normal, lalu masukkan adonan yang sudah diolah ke dalam suntikan yang sudah steril dengan berat isi 100 ml."
Lalu, adonan disuntikkan ke dalam kemasan tube. Terakhir masukkan final tube ke dalam packing kardus luar sebagai fungsi double protection dan produk CassaScrub siap dipasarkan.
“CassaScrub bisa didapatkan di Kopma UNY, Plaza UNY, e-commerce dan pemesanan langsung lewat Instagram dengan harga Rp. 20.000,-,“ katanya.
Karya dari limbah kulit kopi ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024 bidang PKMK.