Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 segera diselenggarakan pada November mendatang. Partai politik yang tak mau ambil pusing, mencoba memperbesar peluang kemenangan dengan mengusung sosok populer seperti artis atau publik figur yang sudah terkenal.
Salah satunya Lucky Hakim, calon bupati Indramayu atau Marshel Widianto yang dimajukan Partai Gerindra untuk calon wakil wali kota Tangerang Selatan.
Advertisement
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati, melihat fenomena tersebut sebenarnya ada pada cara partai politik melahirkan kader yang benar-benar mempunyai kapasitas.
Menurut dia, jika parpol hanya berpikir praktis, sempit, dan instan, maka tidak heran calon yang diusung adalah kader yang hanya bermodalkan popularitas sebagai artis atau eks artis, atau sosok yang hanya mengandalkan 'modal' besar.
"Selama ini saat pemilu ataupun pilkada, parpol kita cenderung pragmatis, tidak mempertimbangkan calon-calon yang betul-betul punya ideologi, melainkan partai lebih suka mencalonkan orang-orang yang memiliki popularitas dan modal finansial yang besar," kata wanita karib disapa Ninis itu saat dihubungi, seperti dikutip Senin (22/7/2024).
Ninis mencatat, untuk mencetak kader berkualitas sebenarnya menjadi tanggung jawab parpol. Tujuannya, agar tidak selalu bepikir instan menjelang pemilu ataupun pilkada. Sehingga nantinya calon yang diusung memang mempunyai kapasitas kepemimpinan yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Pada intinya partai politik punya tanggung jawab dalam melakukan kaderisasi," tutur Ninis.
Ninis meyakini, jika parpol tetap mempertahankan strategi politik instan, maka efek negatifnya akan dirasakan oleh rakyat, khususnya mereka para pemilih awam.
"Sehingga publik tidak disajikan calon-calon yang betul-betul memiliki visi, misi, dan program yang membangun daerah," Ninis menandasi.
Pengamat Sebut Marshel Widianto Layak Maju Pilwalkot Tangsel
Komika Marshel Widianto dinilai cukup layak untuk maju sebagai Calon Wakil Wali Kota pada Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2024. pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, Marshel sejauh ini diterima masyarakat Tangsel.
"Penerimaan masyarakat Tangsel juga cukup kuat atau tinggi pada sosok sang komika tersebut," kata Ujang pada wartawan, Minggu (21/7/2024).
Menurut Ujang, Marshel Widianto memiliki kelebihan dan sebagai warga negara. Dia juga punya hak untuk memilih dan dipilih. "Juga berhak untuk menjadi pemimpin eksekutif," kata Ujang.
Oleh karena itu, Ujang berharap semua pihak memberi kesempatan kepada anak muda, termasuk Marshel, untuk maju Pilkada.
"Memberi kesempatan kepada siapa pun, termasuk kepada semua anak bangsa untuk menjadi pemimpin merupakan kearifan kita semua," kata dia.
"Dan itu harus diberi jalan dan kesempatan," sambunya.
Menurut Ujang, Pilwalkot Tangsel bisa menjadi jalan bagi Marshel untuk membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahwa dirinya bisa mendapatkan dukungan dari warga Tangsel.
"Kontestasi Pilkada Tangsel menjadi momentum pembuktian Marshel untuk bisa mendapatkan dukungan dari warga Tangsel," pungkasnya.
Advertisement
Kata Marshel Soal Dikritikan Usai Maju Pilkada Tangsel
Bakal calon wakil wali kota Tangerang Selatan, Marshel Widianto, menanggapi berbagai kritik terhadapnya dari sejumlah komika. Marshel Widianto menganggap hal itu lelucon sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya.
"Itu bisa dibilang apa yang selalu dilakukan oleh para stand up komedian ketika dia respek dengan orang yang dibicarakan, itu sama saja dengan roasting lah istilahnya. Ketika kita roasting mereka, berarti respek orang yang di-roasting," kata Marshel di kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).
Marshel mengungkapkan banyak komentar miring kepadanya dan Ahmad Riza Patria. Dia pun menjadikan kritikan yang muncul sebagai bahan evaluasi.
"Jadi, dari banyak sekali komentar yang ada buat saya dan juga buat Pak Ariza, itu khususnya buat saya, itu evaluasi buat saya. Bagaiamana saya bisa jadi lebih baik lagi. Dan kenapa saya yakin bahwa saya bisa memimpin sebagai wakil wali kota Tangsel, karena saya berangkat dari keresahan yang sama," tuturnya.
Marshel mengaku sudah keliling Tangsel dan melihat ada ketimpangan sosial. Karena punya pengalaman hidup susah, Marshel ingin berjuang agar tidak ada lagi ketimpangan sosial di Tangsel.
"Dan saya melihat ketika saya turun ke sana, apa yang saya rasakan ketika dulu, ketika saya hidup susah miskin, yang tidak bisa mendapatkan hak yang terbaik dengan orang-orang yang tidak seberuntung saya. Jadi dari keresahan itu dan daya juang itu yang saya punya untuk mereka dan buat teman-teman saya tidak ada ketimpangan sosial lagi di Tangsel," ucap Marshel.