Mengenal Nanotyrannus, Saudara T-Rex yang Memicu Perdebatan

Bahkan perdebatan tentang Nanotyrannus masih berlanjut saat diterbitkannya penelitian terbaru mengenai predator purba satu ini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Jul 2024, 03:00 WIB
(Sumber: Pinterest)

Liputan6.com, Jakarta - Penemuan fosil Nanotyrannus memicu perdebatan sengit di antara para paleontolog sejak awal 2024 ini. Dinosaurus ini diklasifikasikan sebagai theropoda yang masih kerabat dengan Tyrannosaurus Rex atau T-rex.

Bahkan perdebatan tentang Nanotyrannus masih berlanjut saat diterbitkannya penelitian terbaru mengenai predator purba satu ini. Melansir laman Natural History Museum pada Senin (22/07/2024), fosil tengkorak Nanotyrannus pertama kali ditemukan pada 1942 oleh seorang paleontologi bernama David H Dunkle.

Fosil ini ditemukan di formasi fosil bernama Hell Creek Formation di Montana, Amerika Serikat. Kode untuk fosil pertama Nanotyrannus adalah CMNH 7541.

Sejak saat itu beberapa fosil Nanotyrannus kembali ditemukan di beberapa daerah di Amerika Serikat. Nanotyrannus hidup di periode kapur sekirar 67 hingga 66 juta tahun yang lalu.

Di masa ini dia hidup berdampingan dengan beberapa dinosaurus terkenal seperti T-rex, Triceratops dan Pachycephalosaurus. Selain dinosaurus hewan-hewan purba lain seperti reptil terbang Quetzalqoatlus juga hidup berdampingan dengannya.

Periode kapur dimulai sekitar 145 dan berakhir pada 66 juta tahun yang lalu. Iklim di periode ini cenderung hangat dan lebih lembab dari keadaan bumi saat ini.

Hawa hangat ini membuat banyak hutan bertebaran di daratan dan menjadikannya surga bagi dinosaurus. Aktivitas volkanis juga merajalela di periode ini.

Nanotyrannus memiliki panjang tubuh maksimal sekitar 5 meter. Dibanding Tyrannosauridae lain yang berukuran sampai 9 meter, Nanotyrannus tergolong kecil.

Namun mirip dengan kerabat-kerabatanya yang lain, Nanotyrannus juga punya badan berotot yang kuat dan lincah. Kepalanya yang panjang dengan mata menghadap ke depan juga sangat efisien untuk menggigit dan melihat mangsa.

Ukurannya juga tidak menghentikan hewan ini untuk menjadi predator ganas, justru sebaliknya. Tinggal di Amerika Utara pada periode kapur yang diepenuhi hutan justru menguntungkan dinosaurus ini.

Ukuran kecilnya memudahkan Nanotyrannus untuk bersembunyi di balik pepohonan guna mengintai mangsa. Gigi hewan ini tajam dan bergerigi, sangat pas untuk mencengkeram dan merobek daging.

Nanotyrannus biasa menangkap mangsa berupa dinosaurus pemakan tumbuhan berukuran sedang seperti ceratopsian, hadrosaurus atau ornithopoda. Beberapa ahli juga berpendapat kalau Nanotyrannus berburu secara berkelompok.

Hal ini dilakukan guna memudahkannya menangkap mangsa yang lebih besar.

 


Perdebatan Nanotyrannus

Pada 1946, Nanotyrannus diklasifikasikan sebagai spesies dari Gorgosaurus, yaitu Gorgosaurus lancensis. Baru pada 1988, dinosaurus jenis ini digolongkan ke spesies tersendiri, yaitu Nanotyrannus lancensis.

Namun, ditemukan fakta fosil Nanotyrannus yang ada ternyata merupakan individu muda dari Tyrannosarus rex pada 2005. Menurut Scholarly Community Encyclopedia, spesies Nanotyrannus dinyatakan tidak valid.

Dikutip dari laman Live Science pada Senin (22/07/2024), hal tersebut kembali dibantah pada 2024. Pada 3 Januari 2024 terbit sebuah artikel di jurnal Fossil Studies.

Artikel tersebut menganalisis tengkorak Nanotyrannus dan membandingkannya dengan fosil Tyrannosaurus. Artikel tulisan Nicholas R Longrich dan Evan T Saitta tersebut menyimpulkan Nanotyrannus adalah spesies tersendiri, bukan individu muda T. rex.

Namun hal ini juga masih ditentang oleh banyak ahli dan belum sepenuhnya disetujui.

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya