Liputan6.com, Jakarta Kecanduan gula bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Otak bisa berubah dan mulai menginginkan gula, dan Anda bisa merasa seperti mengalami gejala putus zat jika tidak mendapatkan cukup gula.
Gula, dalam bentuk apapun, tidak hanya menambah berat badan. Penelitian menunjukkan bahwa gula juga meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan bahkan bisa meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.
Advertisement
Menurut Ken Berry, MD, seorang dokter keluarga bersertifikat yang berpraktik di Amerika Serikat, kecanduan gula adalah masalah fisik yang nyata dan dialami banyak orang.
"Kecanduan gula membuat banyak orang kesulitan untuk memperbaiki pola makan mereka dan meningkatkan kesehatan," kata Berry.
Perhatikan tanda-tanda jika Anda mungkin mengonsumsi terlalu banyak gula. Berikut adalah ciri-ciri kecanduan gula, sebagaimana dilansir dari Reader's Digest pada Senin, 22 Juli 2024.
1. Kebutuhan untuk Lebih Banyak Mengonsumsi Gula
Seperti halnya dengan banyak perilaku atau zat adiktif lainnya, toleransi seseorang terhadap gula dapat meningkat seiring waktu.
Artinya, semakin sering seseorang mengonsumsi gula, semakin banyak gula yang mereka butuhkan untuk merasa puas.
"Tanda kecanduan gula adalah kebutuhan untuk lebih banyak mengonsumsinya untuk memuaskan keinginan," kata Erin Akey FNC, KNS, seorang ahli gizi.
Misalnya, pada awalnya, satu sendok es krim mungkin sudah cukup, tetapi seiring berjalannya waktu dan kecanduan meningkat, Anda akan merasa perlu makan lebih banyak es krim untuk mendapatkan kepuasan yang sama.
2. Makan Gula Bahkan Saat Anda Tidak Lapar
Selalu menginginkan makan makanan manis, juga bisa jadi tanda kecanduan gula.
"Salah satu tanda utama kecanduan gula adalah beralih ke makanan manis bahkan saat Anda tidak lapar secara fisik," kata Lisa Rachel Snyder, pelatih makan intuitif dan pendiri Beautiful Badass Method.
Carolyn Dean, MD, ND, pakar kesehatan, diet, dan nutrisi, menjelaskan setelah mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, kadar gula darah akan turun.
"Setelah makan gula secara berlebihan, kadar gula darah akan turun karena insulin mendorong semua gula tersebut ke dalam sel untuk mencegah kerusakan akibat gula," jelas Dean.
Penurunan kadar gula darah ini dapat menyebabkan kadar gula darah rendah dan keinginan untuk makan meningkat. Jadi, waspadalah terhadap dorongan makan gula yang berlebihan, terutama ketika tidak benar-benar lapar.
Advertisement
3. Menginginkan Makanan Asin
Seorang ahli gizi, Lisa Richards mengatakan bahwa keinginan untuk makan makanan asin adalah salah satu tanda bahwa tubuh Anda tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.
"Ini sangat umum di antara mereka yang kecanduan makanan manis, karena orang-orang ini sering kekurangan nutrisi utama,” kata Richards.
Jika Anda mendapati diri secara teratur makan camilan manis, Anda mungkin tidak cukup mengonsumsi protein dan lemak sehat yang dibutuhkan tubuh.
"Keinginan untuk makanan asin dan gurih adalah salah satu cara tubuh memberi tahu Anda untuk berhenti mengonsumsi gula dan makan sesuatu yang lebih bergizi," tambah Richards.
Kebalikannya juga benar. Richards mengatakan jika makan terlalu banyak makanan asin, Anda mungkin akan menginginkan makanan manis atau karbohidrat sederhana.
"Kuncinya adalah keseimbangan, makan makanan yang kaya akan zat gizi mikro dan zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dan berkembang."
4. Ketika Berhenti Konsumsi Gula Tiba-tiba Tubuh Akan Menunjukkan Tanda-tanda Stres
Kecanduan gula bisa jadi merupakan kecanduan perilaku, Anda menjadi terbiasa konsumsi gula setelah makan atau pada waktu tertentu dalam sehari.
Ketika berhenti mengonsumsi gula atau mengubah rutinitas makan, tubuh mungkin menunjukkan tanda-tanda stres atau gejala putus zat.
"Berhenti mengonsumsi gula secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus zat," kata Adam Kadela, pendiri Dexafit.
Gejala kecanduan gula yang paling umum termasuk sakit kepala, merasa lelah, keinginan yang kuat untuk gula, nyeri otot, mual, gas, kembung, dan bahkan insomnia. Biasanya, gejala-gejala ini akan meningkat setelah 24 jam.
Maka dari itu, cara terbaik untuk berhenti makan gula adalah dengan melakukannya secara bertahap, mengurangi konsumsi gula sedikit demi sedikit.
Advertisement
5. Mengonsumsi Gula untuk Menenangkan
Jika merasa selalu ingin makan sesuatu yang manis setelah mengalami putus cinta, menonton film sedih, atau menjalani hari yang buruk, sebaiknya berhati-hati.
"Gejala psikologis dari kecanduan gula adalah ketika seseorang terus-menerus mengandalkan gula sebagai cara untuk mengatasi stres, kebosanan, atau masalah psikologis lainnya seperti depresi atau kecemasan," kata Lin Anderson, LMHC, MA, Ed.M, dan Aaron Sternlicht, LMHC, CASAC, terapis berlisensi yang mengkhususkan diri dalam kecanduan di praktik pribadi mereka, Family Addiction Specialist.
Memanjakan diri dengan gula untuk mencari kelegaan emosional seperti ini sangat tidak sehat, karena hal ini tidak membantu seseorang merasakan atau mengatasi emosi mereka dengan cara yang benar.