Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat implementasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga atau Simbara telah menyumbang terhadap penerimaan negara hingga ratusan triliun.
Diketahui, Simbara telah diluncurkan pada 2022. Namun inisiasinya telah lahir pada 2020. Inisiasi ini untuk mengintegrasikan proses bisnis dan sistem di antara Kementerian dan Lembaga dalam rangka pengawasan peningkatan pelayanan dan juga optimalisasi penerimaan negara.
Advertisement
Kemudian, pada 2022, Simbara digunakan untuk menata usahakan, menata kelola proses pengusahaan batu bara. Tercatat pada 2022, realisasi penerimaan negara dari Sistem Minerba ini, mencapai Rp 183,5 triliun.
"Tahun 2023 pada saat harga komoditas turun, dan karena kita juga sudah meluncurkan dari Simbara tadi, dan volatilitas harga tentu mempengaruhi, kita masih mampu menjaga penerimaan dengan nilai Rp 172,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam acara Launching Implementasi komoditas nikel dan timah melalui Simbara, Senin (22/7/2024).
Meskipun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari Simbara ini menurun, lantaran pada saat itu harga komoditas juga sedang menurun. Kendati begitu, kata Sri Mulyani pertumbuhannya masih bagus.
"Ini pada saat harga komoditas sudah mulai turun, dan ini 18 persen di atas target APBN. Jadi ini adalah sesuatu yang sangat bagus. Terima kasih atas sinerginya yang menghasilkan upaya untuk menjaga penerimaan negara yang sangat-sangat kunci," ujarnya.
Adapun Pemerintah memerluas implementasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga atau SIMBARA dengan menambah dua komoditas yakni nikel dan timah."Kita harapkan seluruh mineral di Indonesia akan masuk bahkan termasuk CPO," pungkasnya.
Menko Luhut Optimis Penerimaan Negara Makin Moncer dengan Simbara
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, optimistis penerimaan negara semakin lebih baik dengan sistem informasi mineral dan batu bara (Simbara), khususnya dari sektor minerba.
"Tadi pagi kami baru meluncurkan Simbara. Saya kira akan membuat ekonomi kita makin baik, keuangan kita makin baik , penerimaan negara makin baik," ujar Luhut saat pelaporan SPT pajak di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa (8/3/2022).
Menurut dia, Simbara bakal mengantisipasi penyalahgunaan wewenang pemerintah kepada badan usaha untuk mengeksploitasi kekayaan alam Nusantara. Luhut tak ingin angka penerimaan negara dari sektor minerba berantakan seperti dulu lagi.
"Ini suatu langkah yang luar biasa, kita menertibkan yang berpuluh-puluh tahun tidak tertib. Sekarang ini baru kita mulai dengan batu bara kemudian kita masuk ke nikel dan yang lain," ungkapnya.
Luhut mengklaim, efisiensi teknologi seperti yang dilakukan melalui Simbara juga baik diterapkan untuk sektor lain. Dalam hal ini, ia memuji Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang sukses meraup penerimaan pajak di atas target.
Advertisement
Penerimaan Negara
Seperti diketahui, penerimaan pajak tahun lalu mencapai angka Rp 1.277,5 triliun, atau 103,9 persen dari target APBN 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun.
"Saya yakin tahun ini (penerimaan pajak) akan lebih meningkat, karena saya lihat sistem kita di bawah pimpinan Bu Ani saya kira makin sangat baik, dan berani memperbaiki ini semua," kata Luhut.
Coba berkaca pada kesuksesan penerimaan pajak, ia juga ingin menerapkannya untuk sektor minerba yang kini masih carut marut.
"Komoditas kita juga seperti mineral sudah di-digitalize. Dari laporan yang kami dapatkan tadi pagi, ternyata banyak laporan-laporan yang tidak sesuai. Itu semua kita verifikasi. Makanya tadi penerimaan Bu Ani tahun ini lebih dari target karena adanya sistem yang lebih baik," tuturnya.