Joe Biden Mundur dari Pilpres, Ini Dampaknya ke Pasar Saham AS

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan mundur dari Pilpres AS 2024 yang akan digelar pada 5 November mendatang. Pengumuman tersebut Biden sampaikan empat bulan sebelum pesta demokrasi tersebut berlangsung.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Jul 2024, 16:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan mundur dari Pilpres AS 2024 yang akan digelar pada 5 November mendatang. Pengumuman tersebut Biden sampaikan empat bulan sebelum pesta demokrasi tersebut berlangsung. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan mundur dari Pilpres AS 2024 yang akan digelar pada 5 November mendatang. Pengumuman tersebut Biden sampaikan empat bulan sebelum pesta demokrasi tersebut berlangsung.

Usai pengumuman ini, data dari CNBC menunjukkan indeks S&P 500 berjangka naik 0,2 persen. Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 0,1 persen dan 0,4 persen pada Senin, 22 Juli 2024.

Lantas bagaimana dampak pengunduran diri Biden bagi pasar saham AS ke depan? Berikut ini pendapat para ahli mengenai hal tersebut.

Peningkatan Volatilitas

Beberapa ahli berpendapat keluarnya Biden akan meningkatkan volatilitas pasar.

Misalnya, CEO Impact Health USA, Josh Thompson mengatakan, investor pada umumnya lebih menyukai stabilitas dan prediktabilitas dan perubahan politik yang signifikan akan mengganggu keduanya.

“Respon awal bisa berupa penurunan tajam harga saham karena investor berupaya melakukan lindung nilai terhadap potensi risiko,” kata Thompson, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (22/7/2024).

Kemudian CFA, pendiri dan CEO WinCap Financial, Michael Collins memiliki pendapat serupa, dengan mengatakan mungkin ada peningkatan ketidakpastian dan volatilitas di pasar karena pergantian kepemimpinan, karena ia merasa penarikan diri Biden hampir akan menjamin kemenangan bagi Trump.

“Investor juga dapat bereaksi berbeda tergantung pada siapa yang menjadi calon terdepan bagi Partai Demokrat dan kebijakan mereka terhadap bisnis dan perekonomian,”ujar Collins.

 


Dapat Mendukung Ekuitas AS

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Selain itu, mundurnya Biden sebagai calon presiden AS juga berdampak pada sektor-sektor tertentu.

Timothy Holland, CFA dan kepala investasi di Orion, mengatakan pengganti Biden yang Harris, dapat dianggap sebagai kandidat yang lebih lemah dibandingkan Trump. 

Namun, dia mengatakan, hal ini dapat membuktikan dukungan terhadap ekuitas AS ketika Wall Street mulai mempertimbangkan dan memperhitungkan latar belakang kebijakan fiskal yang menampilkan perpanjangan Pemotongan Pajak Trump dan peningkatan belanja pemerintah, khususnya pada militer. 

Holland juga mengatakan kombinasi seperti itu terbukti dapat merangsang perekonomian AS dan keuntungan perusahaan dalam jangka pendek hingga menengah, sehingga membantu mendorong harga saham lebih tinggi.

“Meskipun demikian, percepatan pertumbuhan ekonomi juga dapat mendorong inflasi lebih tinggi dalam jangka panjang, memaksa The Fed untuk beralih dari penurunan suku bunga (yang diperkirakan) pada 2024 ke kenaikan suku bunga pada tahun 2025 atau 2026,” katanya.

Stephanie Vaughan, salah satu pendiri Veda, juga mengatakan mundurnya Biden dari pencalonan kemungkinan akan berdampak positif bagi pasar ekuitas AS.

“Memilih Kamala Harris tentu akan menciptakan situasi di mana Trump kemungkinan besar akan menang,” katanya. 

 


Bisa Bermanfaat Bagi Emas dan Perak

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Menurut Peter Earle, ekonom senior di American Institute for Economic Research, sebagian besar reaksi berikutnya akan didasarkan pada kandidat tertentu.

Dia mengatakan akan ada ketidakpastian yang tinggi sampai individu tersebut dicalonkan dan menerima nominasi tersebut, yang cenderung berdampak baik untuk emas dan perak.

“Dengan ketidakpastian mengenai siapa kandidatnya, investor akan mencari tempat berlindung yang aman sampai mereka dapat menilai apakah pengganti Biden akan berlanjut atau tidak atau berhenti dari pajak yang tinggi, lebih banyak peraturan, dan lebih banyak kebijakan intervensi pemerintah terhadap negara tersebut. pemerintahan Biden,” kata Earle.

Dia juga mengatakan sampai hal tersebut dapat ditentukan, simpanan nilai kemungkinan besar akan dicari.

Thompson mengutarakan sentimen mundurnya Presiden yang menjabat dari pencalonan kembali merupakan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dapat meningkatkan ketakutan dan kehati-hatian di kalangan investor.

“Hal ini dapat mengakibatkan lingkungan pasar yang lebih menghindari risiko, karena investor lebih memilih investasi yang lebih aman dan stabil dibandingkan saham-saham yang berisiko,” katanya. 

Infografis Trump Vs Biden Klaim Kemenangan Pemilu AS 2020 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya