Liputan6.com, Pekanbaru - Wakil Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigadir Jenderal Kasihan Rahmadi membuka Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba). Ada 269 siswa menjalani pendidikan selama 5 bulan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Rahmadi menjelaskan, Diktukba Polisi berjalan serentak di Indonesia, termasuk pendidikan polisi wanita. Untuk di Riau, Rahmadi berharap ada pembeda sehingga SPN di Bumi Lancang Kuning bisa melahirkan polisi yang berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Pembeda di sini di antaranya polisi baru yang punya dasar keilmuan agama dan penghafal Al-Qur'an atau tahfiz. Dengan demikian Polda Riau bisa menjadi pembeda dan ditiru Polda lainnya.
"Saya rasa belum ada soal Tahfiz Qur'an, ini saya titipkan kepada Kepala SPN," kata Rahmadi didampingi Kepala SPN Polda Riau Slamet Heri Basuki, Senin pagi, 22 Juli 2024.
Selain keagamaan, Rahmadi menerangkan, Riau merupakan daerah yang kental dengan budaya melayunya. Hal ini diharap bisa dipelajari sehingga ada polisi yang memahami kearifan lokal.
Terkait tantangan bagi Kepala SPN ini, Rahmadi yakin bisa terwujud. Apalagi melihat latar belakang Slamet Heri Basuki yang tidak pernah meninggalkan kewajiban agama.
"Saya kenal baik Kepala SPN, orangnya agamis, saya yakin abang saya ini bisa mewujudkannya," kata Rahmadi.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belajar Tekun
Selain itu, Rahmadi berpesan kepada ratusan calon bintara untuk belajar dengan tekun sehingga tidak mengecewakan keluarga.
"Hari Jumat kemarin saya menyaksikan tidak sedikit yang diantar keluarga ke SPN, tidak sedikit keluarga yang meneteskan air mata, ada kebahagiaan dan harapan," jelas Rahmadi.
Rahmadi menyebut ada 3 hal yang harus dimiliki bintara sebagai manusia, salah satunya adalah jiwa. Tidak hanya kesehatan jiwa bagi orang-orang, tapi jiwa yang dikuatkan dengan keimanan dan ketakwaan segi jiwa terisi penuh.
Berikutnya adalah rasa. Siswa Diktukpa diminta memperhatikan, bekerja sama, empati, saling menghargai, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, melayani dan melindungi.
"Terakhir adalah raga, ini harus dimiliki," kata Rahmadi.
Advertisement