Liputan6.com, Tokyo - Menteri luar negeri dan pertahanan dari Jepang dan Amerika Serikat akan mengadakan pembicaraan keamanan pada 28 Juli 2024.
Tujuannya untuk mendorong dan meningkatkan kerja sama bersejarah dalam aliansi tersebut.
Advertisement
Pembicaraan yang disebut "2+2" ini akan mencakup upaya pencegahan serangan terhadap sekutu -- istilah yang digunakan untuk menggambarkan komitmen AS dalam menggunakan kekuatan nuklir dan konvensionalnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan mitranya dari Jepang Yoko Kamikawa selama kunjungan tersebut, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (23/7/2024).
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan mengadakan pembicaraan tiga arah dengan mitranya dari Jepang dan Korea Selatan.
Tokyo dan Washington pada April 2024 mengumumkan serangkaian inisiatif untuk memperkuat hubungan mereka dalam upaya peningkatan paling signifikan sejak aliansi AS-Jepang pertama kali ditandatangani pada tahun 1951.
Ini termasuk upaya untuk memperdalam kerja sama antara industri pertahanan dan meningkatkan struktur komando militer untuk meningkatkan koordinasi, karena kedua negara berupaya untuk mencegah ancaman regional yang mereka lihat berasal dari Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia.
"Perundingan 2+2 yang bersejarah ini akan memperkuat pergeseran fokus kita dari perlindungan Aliansi ke proyeksi Aliansi," kata duta besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel.
"Melalui transformasi struktur komando pasukan Amerika Serikat di Jepang, yang sejalan dengan peluncuran komando gabungan Jepang sendiri pada Maret mendatang, Aliansi akan siap dan diperlengkapi untuk menanggapi tantangan keamanan Indo-Pasifik selama beberapa dekade mendatang."
AS, Jepang dan Korea Selatan Gelar Latihan Perkuat Kerja Sama Maritim untuk Hadapi China
Kapal Penjaga Pantai Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan melakukan latihan tiga arah pertama mereka pada hari Kamis (6/6/2024) di lepas pantai Jepang ketika negara-negara tersebut memperkuat hubungan maritim mereka sebagai respons terhadap meningkatnya ketegasan China dalam klaim teritorialnya.
Bentrokan antara kapal Penjaga Pantai China dan Filipina telah meningkat di Laut China Selatan, memicu kekhawatiran bahwa perselisihan tersebut dapat menjadi konflik bersenjata antara China dan AS, yang merupakan sekutu lama Filipina.
Latihan gabungan yang dilakukan pada hari Kamis ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan yang dicapai oleh para pemimpin ketiga negara pada bulan Agustus untuk meningkatkan kerja sama keamanan guna menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Jumat (7/6).
"Kapal patroli dari masing-masing negara dan dua helikopter bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan di perairan lepas pantai utara Maizuru di Prefektur Kyoto, berdasarkan skenario penyelamatan awak kapal Korea Selatan yang kapalnya terbakar setelah bertabrakan dengan kapal lain," ungkap Penjaga Pantai Jepang.
Advertisement
Kerja Sama 3 Negara Sekutu
Jepang dalam beberapa tahun terakhir telah secara signifikan memperkuat pertahanannya di barat daya Jepang, termasuk Okinawa dan pulau-pulau terluarnya yang dianggap penting secara strategis dalam menanggapi meningkatnya ketegasan dan ketegangan di sekitar Taiwan, sebuah pulau dengan pemerintahan sendiri yang diklaim oleh China.
Penjaga pantai dari Jepang, AS, dan Korea Selatan menandatangani perjanjian bulan lalu untuk bekerja sama melestarikan sumber daya maritim, melawan penangkapan ikan ilegal, melakukan operasi pencarian dan penyelamatan, serta meningkatkan kemampuan penegakan hukum maritim di wilayah tersebut.