Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) siap menyokong proyek infrastruktur pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Termasuk untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pembangunan 3 juta unit rumah.
Co-Executive Director IISIA Yerry Idroes mengatakan, lebih dari separuh baja buatan dalam negeri dipakai untuk sektor konstruksi.
Advertisement
"Jadi 52 persen itu pangsa pasar kita. Jadi pangsa pasar kita di domestik 52 persen untuk konstruksi, sisanya non konstruksi," jelas Yerry di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Menurut dia, utilisasi industri baja nasional masih di bawah 80 persen dari kapasitas produksi. Sehingga, ia yakin stok baja dalam negeri masih mencukupi meskipun ada proyek IKN dan program 3 juta rumah.
"dalam hal untuk men-support konsumsi itu kita masih punya kemampuan, karena utilisasi kan masih ada. Jadi kita masih ada lah. Jadi enggak usah khawatir, bahwa kemampuan suplai itu masih ada," tegas Yerry.
Produksi Baja Indonesia
Merujuk data worldsteel.org, Indonesia memproduksi baja sekitar 16,8 juta ton di sepanjang 2023. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih kalah dari Vietnam dengan hasil produksi 19,215 juta ton.
Kembali, Yerry optimistis kapasitas produksi baja dalam negeri masih mencukupi untuk menopang segala proyek infrastruktur di pemerintahan selanjutnya. Dengan catatan situasi dalam dan luar negeri tetap terkendali.
"Mudah-mudahan tidak terjadi ada semacam gejolak global. Ini akan mengganggu. Kalau di global itu oke, di dalam negeri aman, ya kita optimis lah bisa meningkat. Selagi domestik masih aman-aman saja, masih optimis lah," ungkapnya.
Indonesia Peringkat ke-4 Dunia Negara Pengekspor Baja
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, ekspor dari industri baja nasional menempati posisi ke-4 dunia. Karena itu, industri baja memberikan andil besar pada stabilitas perekonomian nasional.
Oleh karena itu, Pemerintah akan terus mendukung upaya industri besi dan baja sebagai produk andalah ekspor Indonesia di masa yang akan datang.
“Industri besi dan baja Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia. Pada 2023 nilai ekspor besi baja kita USD 26,70 miliar, mengalami peningkatan 261,49 persen dari tahun 2019 yang tercatat sebesar USD 7,39 miliar,” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja, serta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) di Jakarta, dikutip Kamis (11/7/2024).
Mendag menyebut, bahwa baja menjadi andalan ekspor Indonesia. Baja terus menjadi komoditas pembangunan infrastruktur dan mendorong industri manufaktur di dalam negeri, seperti Ibu Kota Nusantara (IKN). Di sisi lain peran industri baja memberikan perekonomian yang stabil.
Advertisement
Potensi Industri Baja Indonesia
Tercatat pertumbuhan industri dan ekspor besi dan baja Indonesia berkembang sangat pesat pada lima tahun terakhir (2019—2023).
Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara pengekspor besi dan baja dunia dari sebelumnya peringkat ke-17 pada 2019.
Sementara pada 2023, nilai ekspor besi dan baja Indonesia mencapai USD 26,70 miliar, naik 261,49 persen dari 2019 yang tercatat sebesar USD 7,39 miliar. Nilai impor besi baja pada 2023 sebesar USD 11,38 miliar sehingga neraca perdagangan besi dan baja Indonesia pada 2023 mencatatkan surplus USD 15,32 miliar.
Konsumsi baja nasional, katanya, diperkirakan mencapai 18,3 juta ton atau tumbuh sebesar 5,2 persen pada 2024. Pertumbuhan ini ditopang berbagai kondisi yang menjadi pendorong permintaanbaja.
"Indonesia juga gencar mengembangkan infrastruktur dan mendorong industri manufaktur, seperti pembangunan IKN, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan industri otomotif. Sedikitnya, terdapat 41 proyek prioritas strategis nasional yang ditargetkan selesai tahun 2024,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.