Liputan6.com, Jakarta - Samsung mengungkap rencananya untuk bisa menghadirkan smartphone berbasis AI yang benar-benar baru. Hal itu diungkapkan oleh dan Head of Mobile eXperience (MX) Business, Samsung Electronics TM Roh dalam wawancara terbaru dengan Australian Financial Review.
Mengutip informasi dari GSM Arena, Rabu (24/7/2024), TM Roh menuturkan perusahaan saat ini tengah memfokuskan penelitian dan pengembangannya untuk menghadirkan smartphone berbasis AI yang secara radikal berbeda dari HP Samsung saat ini.
Advertisement
Ia memang tidak mengungkapkan secara detail perangkat yang dimaksud. Namun, ada kemungkinan itu pernyataan itu merujuk pada bentuk smartphone.
Menurut TM Roh, smartphone AI di masa akan menawarkan pengalaman yang lebih mobile. Meski tidak selalu berarti berukuran lebih kecil, bisa saja perangkat itu memiliki layar lebih besar dan lebih banyak sensor.
Mengingat belum ada informasi lebih lanjut soal rencana ini, menarik untuk menunggu langkah Samsung selanjutnya. Untuk diketahui, saat ini, perusahaan asal Korea Selatan itu memang sudah membenamkan sejumlah fitur AI di perangkatnya.
Hadir dengan nama Galaxy AI, kemampuan tersebut dibenamkan di deretan perangkat flagship, termasuk salah satunya Galaxy Z Fold6. Dengan memanfaatkan S Pen yang mendukung AI, pengguna smartphone itu bisa mengubah sketsa kasar menjadi gambar yang lebih detail.
Selain itu, Samsung juga membekali earphone besutan mereka dengan dukungan AI. Kemampuan ini memungkinkan pengguna memanfaatkan aksesoris tersebut untuk membantu menerjemahkan.
Perlu diketahui, Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip6 yang baru saja diperkenalkan telah dilengkapi dengan 14 fitur Galaxy AI terbaru. Delapan di antaranya merupakan fitur AI on device, sedangkan sisanya merupakan fitur AI on cloud.
Fitur AI di HP Samsung itu disebut untuk meningkatkan produktivitas, sekaligus memudahkan kehidupan pengguna di berbagai aspek.
Galaxy AI Makin Pintar, Samsung Pastikan Kecerdasan Buatan Tak Disalahgunakan
Samsung menghadirkan peningkatan Galaxy AI bersamaan dengan peluncuran Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip6. Salah satunya adalah kemampuan mengkreasikan gambar, Sketch to Image.
Lewat Sketch to Image ini, pengguna bisa menggambar benda atau apa pun di dalam foto yang sudah tersimpan di Galeri. Selanjutnya, dengan hanya menekan ikon Galaxy AI, gambar tersebut diterjemahkan disertakan ke dalam foto.
Lalu, bagaimana Samsung memastikan kalau fitur-fitur Galaxy AI mereka tak dipakai pengguna untuk hal yang tak pantas atau disalahgunakan?
EVP & Head of Smartphone S/W Engineering Group MX Jisun Park menyebutkan, ketika membuat sebuah fitur, Samsung berupaya terlebih dahulu memahami perilaku pengguna, permintaan mereka, dan kebutuhan mereka.
"(Sketch to Image) Ini kami percaya akan disukai pengguna dan memenuhi kebutuhan mereka, berdasarkan observasi tersebut, kami mengusulkan ide (Sketch to Image)," kata Park, dalam sesi wawancara yang diikuti Tekno Liputan6.com usai peluncuran Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip 6 di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.
Park menyebut, usulan atas fitur-fitur AI yang mungkin akan dikembangkan didiskusikan dengan mitra Samsung dalam pengembangan AI.
Kemudian, kedua pihak merancang fitur AI tersebut bersama-sama, bagaimana cara untuk meminimalisasi penundaan atau memperkecil latensi. Dengan begitu, Samsung dan mitra bisa memastikan kualitas fitur yang digarap sesuai dengan yang diinginkan.
Advertisement
Terapkan Filter Keamanan Pada Sketch to Image
Park mengakui saat pengembangan fitur Sketch to Image memang ada kekhawatiran adanya pembuatan jenis konten yang tidak tepat.
"Kami bekerja sama dengan Google (mitra AI Samsung) untuk memastikan adanya filter keamanan. Itulah salah satu aspek terpenting dari Galaxy AI, karena kami ingin memastikan Galaxy AI adalah AI yang bertanggung jawab," kata Park.
Menurutnya, Samsung dan Google bersama menerapkan print safety filter agar penggunaan Sketch to Image bisa bertanggung jawab.
AI on Device hingga Watermark
Masih soal keamanan Galaxy AI, hal lain yang dilakukan Samsung adalah menentukan mana fitur AI on device dan mana yang disimpan di cloud.
Park menjelaskan, AI on device meliputi fitur-fitur yang berhubungan dengan komunikasi. Menurutnya, karena disimpan di perangkat, Samsung dan mitranya benar-benar memastikan dan informasi pengguna tetap berada di dalam perangkat, tak meninggalkan perangkat.
"Itu salah satu cara kami untuk menghadirkan AI yang bertanggung jawab. Hal lainnya adalah membuat atau menghasilkan gambar. Kami menempatkan watermark di dalam foto hasil generatif AI dan watermark di metadatanya," katanya.
Ia menegaskan, filter pengaman, watermark, dan pemrosesan AI on device menjadi salah satu contoh output untuk memastikan penguna tak bisa membuat konten yang tidak pantas sekaligus menjaga privasi pengguna.
Advertisement