Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 25 Juli diperingati sebagai Hari Pencegahan Tenggelam Sedunia atau World Drowning Prevention Day. Peringatan ini pertama kali dideklarasikan pada April 2021 melalui resolusi Majelis Umum A/RES/75/273.
Mengutip dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa, acara advokasi global tersebut berfungsi sebagai upaya untuk menyoroti dampak tragis dan mendalam dari tenggelam. Momen ini juga bisa menjadi kesempatan untuk menawarkan solusi penyelamatan jiwa.
Peringatan ini bisa diperingati oleh semua orang dengan tindakan nyata yang mendesak, terkoordinasi, dan multisektoral. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan adalah memasang penghalang yang mengontrol akses ke air, menyediakan tempat aman dari air, mengajarkan berenang, mengedukasi tentang keselamatan di air, mempelajari keterampilan penyelamatan yang aman, dan masih banyak lagi.
Baca Juga
Advertisement
Momen ini juga bisa menjadi kesempatan untuk melatih para pengamat dalam penyelamatan dan resusitasi yang aman serta menetapkan dan menegakkan peraturan-peraturan berperahu, pelayaran, dan penyeberangan yang aman. Lebih jauh lagi, pihak pemangku kepentingan dan pemerintah juga bisa memanfaatkan momen ini untuk lebih meningkatkan manajemen risiko banjir.
Seperti diketahui, tenggelam adalah penyebab utama kematian akibat kecelakaan. Dari data PBB, tercatat sekitar 236.000 orang tenggelam setiap tahunnya. Angka tersebut menjadikan tenggelam sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia.
Tenggelam juga merupakan salah satu penyebab utama kematian secara global bagi anak-anak dan remaja berusia 1-24 tahun. Hal itu karena tenggelam dapat menyebabkan cedera yang tidak disengaja ketiga, menyumbang tujuh persen dari semua kematian terkait cedera.
Tenggelam menjadi beban global yang menyebabkan kematian di semua negara dan wilayah. Bahkan, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menyumbang lebih dari 90 persen kematian akibat tenggelam yang tidak disengaja.
Sementara itu, lebih dari separuh kematian akibat tenggelam di dunia terjadi di Wilayah Pasifik Barat WHO dan Wilayah Asia Tenggara WHO. Adapun tingkat kematian akibat tenggelam paling tinggi berada di Wilayah Pasifik Barat WHO dengan 27-32 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi di Inggris atau Jerman.
Hadirnya Hari Pencegahan Tenggelam Sedunia bisa menjadi momen tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tenggelam. Dengan demikian, masyarakat akan lebih peduli dengan diri sendiri dan sekitar agar lebih berhati-hati saat berada di situasi atau lokasi yang rawan menyebabkan tenggelam.
Penulis: Resla