Misi Pegasus 2024: Prancis Bawa Pesawat A-400 M, Rafale dan MRTT ke Indonesia

Kehadiran pesawat-pesawat dalam Misi Pegasus 2024 menunjukkan kemampuan Prancis untuk bertindak di seluruh dunia dalam spektrum dampak yang luas.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Jul 2024, 17:28 WIB
Kehadiran pesawat-pesawat dalam Misi Pegasus 2024 menunjukkan kemampuan Prancis untuk bertindak di seluruh dunia dalam spektrum dampak yang luas (Dok. Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Liputan6.com, Jakarta - Misi Pegasus kembali hadir ke Indonesia di tahun 2024. Dalam misi ini, Prancis membawa pesawat A-400 M, Rafale dan MRTT.

Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus 2024 Guillaume Thomas mengatakan, kehadiran pesawat-pesawat ini menunjukkan kemampuan Prancis untuk bertindak di seluruh dunia dalam spektrum dampak yang luas.

Spektrum itu dimulai dari intensitas tinggi dengan mengandalkan jaringan kekuatan kedaulatan bersama sekutu dan mitra.

"Indonesia dan Prancis meskipun berjauhan dalam hal jarak, namun memiliki kedekatan dan kesamaan karena merupakan negara Indo-Pasifik," kata Jenderal Guillaume Thomas, dalam keterangan persnya di Apron Selatan Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu (23/7/2024).

Jenderal Guillaume Thomas mengungkapkan tujuan misi ini untuk mengembangkan kemitraan operasional, kepercayaan dan kerja sama, serta memperluas jaringan kemitraan dengan negara-negara seperti Indonesia.

"Misi ini datang untuk melindungi populasi kita di luar negeri, kepentingan kami (Prancis) di kawasan ini dan mendukung kekuatan kedaulatan kita," kata Jenderal Guillaume Thomas.

"Tujuan kedua untuk mengkonsolidasikan kemitraan dan memperkuat kerja sama militer dengan mitra dan sekutu Prancis."

Jenderal Guillaume Thomas menyebut, lebih khusus lagi dengan Indonesia dengan tujuan memperkuat ketersediaan (kendaraan militer) dan kerja sama serta memberikan dukungan kepada Indonesia.

 


Misi Pegasus 2024 Mencakup 3 Segmen

Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus 2024 Guillaume Thomas datang ke Indonesia dalam Misi Prancis ini membawa pesawat A-400 M, Rafale dan MRTT (Dok. Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Misi Pegasus 24 ini mencakup tiga segmen, yaitu Pacific Skies (27 Juni - 15 Agustus 2024), kemudian GRIFFIN STRIKE (6-10 Juli 2024) dan kemudian NATIONAL RETURN PHASE pada 23 Juli hingga 9 Agustus.

Misi skala besar ini dinilai sebagai kesempatan bagi publik Prancis, terlebih wilayah mereka yang ada di kawasan Samudera Pasifik dan Hindia, untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam respons cepat untuk mendukung mereka.

Misi Pegasus 2024 ini juga menjadi pesan kuat yang menunjukkan tekad mereka dalam melindungi kawasan Indo-Pasifik ini.


Komitmen Prancis di Indo-Pasifik

Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus24 Guillaume Thomas membagikan pandangannya terkait Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka (Dok. Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Prancis berkomitmen untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang bebas dan terbuka dengan terlibat dalam upaya menjaga keamanan serta kebebasan navigasi.

Hal ini disampaikan oleh Brigadir Jenderal (Angkatan Udara Prancis) sekaligus Komandan Misi Pegasus 2024 Guillaume Thomas saat menyampaikan pernyataan pers di Halim Perdanakusuma pada Rabu (24/7/2024).

"Kami berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan dan juga kebebasan navigasi," kata Guillaume Thomas.

"Menurut saya, kami punya pandangan yang mendalam terkait hukum internasional. Untuk lebih jelasnya, yang ingin saya katakan adalah bahwa kami sepenuhnya berkomitmen pada keamanan wilayah tersebut (Indo-Pasifik)."

Di sisi lain, Jenderal Guillaume Thomas juga menyebut bahwa ada sejumlah tantangan yang dihadapi salah satunya adalah kehadiran China.

"Kami menyadari masalah keamanan di area tersebut karena Prancis adalah bagian dari Indo-Pasifik. Kami berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan dan juga kebebasan navigasi."

"Dan saya berasumsi bahwa Prancis berbagi pandangan ini dengan mitra strategis seperti Indonesia."

 


Prancis Junjung Kebebasan Navigasi

Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Eric Feferberg)

Jenderal Guillaume Thomas menyebut, bersama dengan negara sahabat, Prancis menentang perbuatan yang tak saling menghormati.

"Misalnya, menggangu kebebasan navigasi atau hukum internasional, dan kami sangat terikat pada penghormatan terhadap hukum internasional"

"Sekali lagi, Prancis terikat pada risiko hukum internasional dan sangat fokus pada wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya