Unilever Indonesia Serap Capex 2,1% dari Penjualan Semester I 2024

Direktur Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Vivek Agarwal menuturkan, alokasi belanja modal untuk penggantian mesin dalam rangka efisiensi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Jul 2024, 20:38 WIB
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 2,1 persen dari penjualan paruh pertama tahun ini.(Foto: web Unilever Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 2,1 persen dari penjualan paruh pertama tahun ini.

Direktur Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk, Vivek Agarwal mengatakan, realisasi belanja modal itu lebih tinggi dibanding periode sebelumnya. Secara historis, perseroan menyisihkan hingga 2 persen penjualan sebagai capex.

"Secara historis, pembelanjaan capex kami selalu berada pada level antara 1,6-1,7% dan 2%. Dan kami memperkirakan persentase yang sama akan tetap ada. Sepanjang tahun ini, sudah sekitar 2,1%. Sudah sedikit lebih tinggi," jelas Vivek dalam konferensi pers, Rabu (24/7/2024).

Vivek menjelaskan, belanja modal itu dialokasikan untuk penggantian mesin dalam rangka efisiensi. Sehingga ke depannya diharapkan bisa menyokong pertumbuhan pendapatan perseroan.

"Kami berinvestasi dalam dua hal. Salah satunya adalah investasi kapasitas sesuai kebutuhan, dan kami juga memasukkan investasi capex ke dalam program efisiensi," imbuh Vivek.

Pada paruh kedua tahun ini, perusahaan tetap fokus untuk mendorong pertumbuhan volume yang kompetitif, mendorong margin kotor. Bersamaan dengan itu, perseroan berupaya mempertahankan daya saing harga, dan berinvestasi secara kompetitif pada merek dan strategi perseroan.

"Kami memperkirakan dampak sentimen negatif pada paruh pertama kemungkinan akan berlanjut pada paruh kedua, karena situasi masih fluktuatif. Segala tindakan yang saat ini kami dorong untuk perbaikan operasional dan masa depan perusahaan akan memakan waktu," kata Presiden Direktur Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap pada kesempatan yang sama.

Perseroan telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Meski telah melewati berbagai tantangan seperti kondisi yang tidak menentu, persaingan ketat, serta kebutuhan konsumen yang terus berkembang, visi jangka panjang perseroan tetap tidak tergoyahkan. "Manajemen perseroan percaya berbekal pengalaman, potensi masa depan, dan talenta terdepan, kami akan bangkit kembali, terus bertumbuh dan melaju bersama Indonesia," ujar dia.

 

 


Unilever Indonesia Siapkan Belanja Modal hingga Rp 965 Miliar pada 2024

Ilustrasi Unilever Indonesia (unilever.co.id)

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 965 miliar pada 2024.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Vivek Agarwal mengatakan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi.

"Untuk belanja modal 2024 akan ada di kisaran 2,4-2,5 persen dari total revenue FY 2023. Ini akan berkaitan dengan kapasitas dan efisiensi perusahaan," kata Vivek dalam Paparan Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 2023 PT Unilever Indonesia Tbk, Rabu (7/2/2024).

Untuk tahun buku 2023, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun. Sehingga belanja modal tahun ini berkisar Rp 926,67 miliar hingga Rp 965,28 miliar. Untuk tahun ini, perseroan memiliki strategi prioritas antara lain pemulihan sentimen konsumen akhir tahun. Bersamaan dengan itu, perseroan akan memperkuat daya saing sekaligus melindungi profitabilitas.

Mempercepat transformasi go-to-market (GTM) dan eksekusi yang lancar. Serta melanjutkan prioritas strategi untuk pertumbuhan yang konsisten, menguntungkan, kompetitif, dan bertanggung jawab. Dalam dua bulan terakhir pada kuartal IV 2023, perseroan menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik.

Meskipun tantangan ini berdampak pada bisnis dan operasional, tetapi Perseroan berhasil mengatasi situasi tersebut dan saat ini mulai melihat perkembangan yang menggembirakan.

"Upaya kami untuk secara konsisten mengklarifikasi informasi yang menyesatkan, serta berkat dukungan yang luar biasa dari para mitra terpercaya dan konsumen setia kami menjadi faktor penting dalam mencapai kemajuan Perseroan. Dengan adanya tren positif saat ini, kami yakin telah berada di jalur yang tepat untuk menumbuhkan bisnis kami di 2024," ujar Presiden Direktur Terpilih PT Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap.

 

 


Kinerja 2023

Kantor pusat Unilever Indonesia. (dok. Unilever Indonesia)

Sebelumnya diberitakan, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja keuangan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun, angka ini turun 6,36 persen dibandingkan penjualan bersih pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 41,22 triliun.

Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun. Laba itu juga mengalami penurunan 10,45 persen dari laba tahun buku 2022 yang tercatat sebesar Rp 5,36 triliun. Sementara terjadi peningkatan Gross Margin sebesar 346 bps dibandingkan 2022.

Presiden Direktur Terpilih PT Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap mengatakan komitmen perseroan untuk memperkuat fundamental bisnis tetap menjadi prioritas utama sepanjang 2023. Pada kuartal III 2023, bisnis perseroan mulai tumbuh dengan mencatatkan kenaikan penjualan domestik sebesar 3,3 persen, didorong oleh pertumbuhan volume dasar yang positif sebesar 4,3 persen.

"Meski momentum positif ini terus berlanjut hingga Oktober 2023, pada November dan Desember dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik mengakibatkan penjualan domestik tahun tutup buku kami di 2023 menjadi -5,2 persen," kata Benjie dalam Paparan Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 2023 PT Unilever Indonesia Tbk, Rabu (7/2/2024).

Dalam dua bulan terakhir di kuartal IV 2023, Perseroan menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik. Meskipun tantangan ini berdampak pada bisnis dan operasional, namun perseroan berhasil mengatasi situasi tersebut dan saat ini mulai melihat perkembangan yang menggembirakan.

"Upaya konsisten kami untuk menavigasi krisis ini telah mulai menunjukkan kemajuan pada Januari 2024. Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis kami," imbuh Benjie.

 


Kinerja Semester I 2024

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan marjin laba kotor yang tangguh di tengah demand yang fluktuatif dan upaya perseroan mendorong transformasi organisasi secara menyeluruh.

Dari sisi penjualan perseroan sampai dengan Juni  2024 tercatat sebesar Rp 19,04 triliun. Penjualan itu turun 6,15 persen dibandingkan penjualan semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 20,29 triliun.

"Pendapatan domestik bertumbuh sebesar 4,1 persen dibandingkan semester II 2023, menurun sebesar 5,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) terutama dikarenakan Pertumbuhan Harga Dasar (UPG) yang melemah," ungkap Presiden Direktur Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap dalam konferensi pers, Rabu (24/7/2024).

Seiring turunnya penjualan, perseroan berhasil menekan harga pokok penjualan pada semester I 2024 menjadi Rp 9,58 triliun dari Rp 10,17 triliun pada semester I tahun lalu. Sehingga, perseroan masih mengantongi laba kotor Rp 9,47 triliun.

"Marjin Laba Kotor meningkat 17 basis poin dari semester II 2023 menjadi 49,7 persen, namun menurun 14 basis poin secara yoy," imbuh Benjie.

Pada paruh pertama 2024, perseroan membukukan beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp 4,59 triliun, beban umum dan administrasi RP 1,69 triliun, serta beban lain-lain RP 823 juta. Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba usaha Rp 3,19 triliun, turun 12,04 persen dari laba usaha semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 3,63 triliun.

 

 


Tantangan Perseroan

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penghasilan keuangan sebesar Rp 12,2 miliar, dan biaya keuangan Rp 33,71 miliar. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba Rp 2,47 triliun pada semester I 2024. Laba itu turun 10,60 persen dibandingkan laba semester I 2023 yang tercatat sebesar RP 2,76 triliun.

"Pada paruh pertama 2024 ini kami menangani beberapa tantangan jangka pendek sembari terus mencatatkan kemajuan di bagian-bagian yang penting bagi masa depan Perseroan. Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas," kata Benjie.

Secara bersamaan, lanjut Benjie, perusahaan menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp 19,72 triliun, naik dari Rp 16,66 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu. Liabilitas hingga Juni 2024 naik menjadi Rp 16,87 triliun dari RP 13,28 triliun pada Desember 2024. Sementara ekuitas hingga Juni 2024 turun menjadi Rp 2,86 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 16,66 triliun.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya